Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Putri Azzahra

Pemimpin Perempuan? Siapa Takut

Gaya Hidup | 2021-05-30 13:18:32

Terkenal dengan lemah lembut dan penuh perhatian, kadang membuat perempuan direndahkan jika ingin menjadi seorang pemimpin. Perempuan dianggap kurang tegas dan keras untuk menjadi seorang pemimpin. Padahal, perempuan dapat menjadi seorang pemimpin dengan gaya mereka sendiri. Masa kini, beberapa komunitas mengkampanyekan motivasi dan dukungan untuk perempuan agar tidak takut mengambil peran sebagai sebagai seorang pemimpin. Mulai dari sebutan alpha female hingga girlboss, atau bahkan kampanye lainnya. Alpha female sendiri artinya wanita yang kuat dan sukses. Seorang alpha female memiliki ambisi, berbakat, percaya diri, dan memiliki motivasi yang tinggi. Tidak heran beberapa orang merasa alpha female mengintimidasi mereka dengan motivasi dan percaya diri nya.

Sedangkan Girlboss adalah sebuah komunitas wanita yang memiliki rasa ingin tahu dan ambisius yang mendefinisikan kesuksesan dengan cara mereka sendiri. Girlboss aktif memberikan informasi, konten yang inspiratif, hingga mendukung para perempuan mengejar impiannya baik kecil maupun besar. Hadirnya slogan dan komunitas ini mendorong perempuan untuk berani bermimpi dan mengambil peran sebagai seorang pemimpin.

Harvard Business Research baru saja mengeluarkan riset bahwa perusahaan dengan banyak perempuan di posisi top management lebih membawa keuntungan dan mengubah cara berpikir perusahaan. Perempuan cenderung lebih bertanggung jawab dan memberikan rasa aman serta kualitas yang lebih tinggi dalam pengalaman dengan pelanggan. Di Indonesia sendiri, perempuan sudah menduduki berbagai pemimpin di top level management. Menurut data dalam laporan Women In Business 2020 yang dirilis bertepatan dengan Hari Perempuan Sedunia pada 8 Maret, Indonesia menduduki peringkat ke-4 negara dengan jumlah pemimpin perempuan terbanyak.

freepik.com/pikisuperstar)" />
Ilustrasi Pemimpin Perempuan (sumber: freepik.com/pikisuperstar)

Perempuan dalam Board Of Division (BOD)

Indrawati (53), Kepala SDM salah satu Asuransi BUMN menyebutkan bahwa BUMN sendiri menargetkan adanya talent perempuan sebesar 20% di dalam BOD. Walaupun penargetan ini baru dilakukan, sebelumnya perempuan tetap berkompetisi untuk meraih karir yang cemerlang. Perempuan dan laki- laki memang memiliki awal yang sama dalam memulai karir. Namun di pertengahan jalan karirnya, perempuan akan menemukan persimpangan karena tidak jarang perempuan harus memilih antara karir dan keluarga. Butuh dukungan dari keluarga atau orang sekitar agar perempuan bisa terus memilih untuk melanjutkan karirnya. Maka perempuan semakin ke atas biasanya akan semakin sedikit disebabkan penyaringannya juga lebih keta.

“Perempuan itu semakin ke atas semakin sedikit, karena mereka benar- benar orang terpilih. Saat magang memang banyak karyawan perempuan, namun semakin ke atas akan semakin berkurang karena ada kebutuhan lain. Perempuan yang melewati stage 35 tahun, mereka akan bisa menjadi top management karena saringannya yang lebih ketat. “ Jelas Indrawati

Lebih Teliti dan Peduli, Kelebihan Pemimpin Perempuan

Indra juga menambahkan bahwa memiliki pemimpin perempuan biasanya lebih teliti, jujur, dan berintegritas. Perempuan ketika diberi kepercayaan akan lebih detail dan dan lebih perhatian. Perempuan juga mempertimbangkan resiko namun memang banyak yang akan dianalisa terlebih dahulu. Pemimpin perempuan biasanya lebih sering berbicara teliti dengan pekerjaan khususnya budget,

“Banyak yang kurang suka dengan bos perempuan karena lebih cerewet, lebih on time, dan lebih teliti khususnya untuk budget. ‘Kok ini gak efisien, dan lain-lain’ Kalau pada bos laki- laki biasanya suka terlewat.

Dalam hal internalisasi tim, pemimpin perempuan juga lebih kekeluargaan. Mereka akan lebih memahami jika ada stafnya yang kurang dalam performa, mereka akan lebih peduli. Namun saat ada target yang harus dicapai mereka akan ketat dan tegas dalam mencapai target tersebut.

Tantangan Yang Harus Dilalui

Walaupun BUMN telah menargetkan 20% BOD adalah perempuan, namun masih terdapat berbagai tantangan yang harus dilalui perempuan agar bisa mendapat kesempatan menjadi seorang pemimpin. Tantangan yang sering ditemukan adalah saat perempuan berada di middle stage, mereka terkendala soal keluarga. Sehingga hanya beberapa yang berhasil melewati stage tersebut berhasil naik ke puncak.

Flexibilitas waktu dan dorongan dari keluarga atau pasangan adalah salah satu hal yang menjadi tantangan perempuan agar bisa melesat menggapai mimpi. Jika pasangan tidak bisa mendukung perempuan bekerja, maka itu akan menjadi sebuah pertimbangan perempuan untuk melanjutkan karirnya atau tidak. Sikap saling toleransi antar pasangan dapat menjawab dan membantu masalah ini agar perempuan bisa meraih mimpi dalam karirnya.

Dengan adanya hasil riset juga target yang diselenggarakan oleh BUMN, harapannya menjadi sebuah dorongan untuk perempuan menggapai karir-nya. Tantangan bukanlah halangan untuk perempuan bisa mengambil peran dalam sebuah kepemimpinan. Karena baik perempuan maupun laki- laki seharusnya memiliki kesempatan yang sama untuk meraih mimpinya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image