Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Harya Faruq Fero

Kisah Hebat Seorang Penjual Gorengan Di Tanah Padusan

Eduaksi | Saturday, 23 Apr 2022, 13:16 WIB
Kisah Hebat Seorang Penjual Gorengan Di Tanah Padusan

Kisah ini saya mulai ketika kami kelompok dari kelas 8 yang saat ini menempa ilmu di SMPIT Darul Fikri Sidoarjo ditugaskan wawancara seorang penjual/pedagang dari bidang apapun. Dengan bekal pengetahuan sekedar wawancara dan persiapan yang cukup matang yang telah kami siapkan beberapa hari sebelum hari keberangkatan. Kami dan seluruh siswa SMP Kelas 7 dan 9 lain yang sudah mendapat izin berangkat menuju lokasi yang telah ditentukan menggunakan 4 truk TNI dan 2 bus pariwisata.

“Wisata Air Panas Padusan Pacet, Mojokerto”. Lokasi yang telah ditentukan oleh para guru. Ketika memasuki area wisata tersebut, kami memasuki area kuliner pada wisata, Terlihat sebuah baliho berukuran sedang, terpampang melihatkan sebuah warung kecil bertuliskan “Warung Bu Ulfa”. Entah kenapa kami ingin sekali berkunjung pada warung itu. Kami pun berniat mewawancarai warung tersebut. Terlihat seorang ibu ibu berumur sekitar 40 tahun tengah membuat berbagai jenis gorengan .Dari luar warung itu memiliki nuansa kuno terlihat dari bangunannya yang sudah tua serta banyak dinding yang sebagian terkelupas catnya. Terlihat seorang ibu ibu berumur sekitar 40 tahun tengah membuat berbagai jenis gorengan. Setelah kami membeli dagangan warung itu, dan sedikit berbasa basi sebentar. Serta sudah meminta izin wawancara dan merekam dengan alasan tugas sekolah pada pemilik. Kami ber enam pun memutuskan untuk mewawancarai pemilik warung tersebut.

Dalam dari warung tesebut memiliki aksesoris seperti raket badminton, alat pancing, serta banyak hiasan menarik lainnya, memang warung ini tidak terlalu besar hanya mampu memuat sekitar 3 meja tapi, dengan nuansa seperti ini menyuguhkan beberapa hiasan dengan tempat lesehan serta menyantap beberapa hidangan menikamti suasana daerah Padusan, pengunjung akan merasa nyaman saat berada di tempat itu. Pemilik menjual beberapa menu yang disajikan seperti gorengan(menu utama), beberapa minuman susu,Es Teh/Teh hangat, Es Jeruk, Jeruk Hangat, ,Kopi, dan nasi nasi yang biasa dikonsumsi pagi hari. Minuman soft drink pun terjejer rapi. Mie berjenis Pop Mie pun hadir pada setiap meja pelanggan.

Harga yang dijual pun terbilang murah karena dari jenis gorengan yang kita inginkan diberi harga Rp 1000 juga beberapa jenis makanan dan minuman seperti Pop Mie diberi harga Rp 10.000, Es Teh/Teh Hangat diberi harga Rp 5000, es jeruk/jeruk hangat diberi harga Rp 5000, dan masih banyak menu lain. Menurut saya dan teman teman gorengan milik Ibu Siti Ulfa ini cukup enak dengan harga yang sedemikian. Mungkin kurangnya dari warung ini adalah kurangnya inovasi perkembangan sehingga menu yang dijual tidk ada perubahan.

Tepat pada pukul 11.30 WIB, kami pun memulai wawancara narasumber. Salah satu anggota kelompok kami yang bertugas sebagai reporter pun mulai melontarkan satu persatu pertanyaan yang telah disiapkan sebelum hari keberangkatan.

Selang beberapa menit kemudian wawancara pun selesai. Dari hasil wawancara sedikit mengenai warung tersebut, bisa saya simpulkan bahwa pemilik warung tersebut bernama Siti Ulfa. Beliau mengaku mulai beradagang/memulai membuka usahanya pada tahun 2002 dan yang seperti saya deskripsikan mengenai warung sebelumnya bahwa bangunan warung ini terlihat sudah tua serta separuh dinding catnya terkelupas. Karena penjelasan mengenai warung beliau belum pernah renovasi sampai saat ini.

Beliau memilih nama warung seperti itu agar pelanggan bisa mengingat nama warung jika kembali kesini. Dari penjelasan Ibu Siti Ulfa omzet yang diperoleh perharinya berkisar 300 ribu, bila kurang beruntung Ibu Siti Ulfa mendapatkan omzet 100 ribu, dan bila tuhan menghendaki Ibu Siti Ulfa bisa mendapatkan omzet sekitar 500 ribu kurang lebih perharinya. Saya cukup terkejut mendengar pengakuan dari Ibu Siti Ulfa, karena saya pikir dengan hanya menjual beberapa makanan ringan dan beberapa minuman itu bisa sangat berdampak besar bagi dirinya maupun warungnya. Jika penghasilan warung tersebut sedemikian, tidak menutup kemungkinan warung milik Ibu Siti Ulfa bisa membangun lebih besar dan lebih luas lagi. Jika warung sepi itu pun masih cukup menguntungkan baginya.

Tidak terbayangkan, jika gaji seorang guru mencapai 3-5 juta perbulannya maka coba bandingkan dengan warung milik Ibu Siti Ulfa yang omzet perharinya bisa mencapai sekitar 300 ribu, bila terbilang ramai 500 ribu dan sepi berkisar 100 ribu.

Semua itu tentunya tidak mudah, tidak gratis. Kita tidak tahu betapa susahnya perjuangan beliau. Seorang ibu penjual gorengan berumur kisaran 40 tahun bekerja keras menafkahi keluarganya. Beliau mengaku bahwa dampak pandemic yang berlangsung saat ini merugikan. Beliau pernah menutup warung selama 4 bulan sebanyak 2 kali. Pengunjung dari luar pun tidak diperbolehkan masuk area wisata air panas.

Sungguh besar kesabaran Ibu Siti Ulfa, Sungguh besar pengorbanan beliau. Biasanya jika warung tutup Ibu Siti Ulfa biasanya pergi bekerja, bercocok tanam di tegalan. Menanam cabe, lemon, dan lain sebagainya.Beliau menjelaskan sedikit juga, jika ingin membantu dagangan laris harga diusahakan stabil. Harga tidak naik/turun.

Mungkin dalam hidup ini kita semua berhak untuk bermimpi dan menjaga mimpi tersebut sampai menjadi kenyataan. Dengan mimpi kita punya tujuan yang harus dicapai. Dengan mimpi hidup kita lebih terarah.Dengan mimpi hidup kita lebih tertata.

Allah SWT tidak melihat hasil sesorang dalam melakukan sesuatu. Tapi, Allah SWT melihat kerja keras seseorang dalam melakukan sesuatu.

Percayalah, jika sesuatu itu memang ditakdirkan untuk kita, maka sesulit apapun mencapainya, sesuatu itu akan tetap menjadi milik kita. Yang bisa kita lakukan hanyalah berusaha dan berdoa. Selebihnya, biarkan Allah SWT yang menentukannya. Allah tidak akan membebani hambanya diluar kemampuan.

Dan dari sini kita mengetahui bahwa rezeki sudah ada yang mengatur, tidak perlu khawatir, yang dibutuhkan hanya doa dan usahanya keras mencapai apa yang diinginkan. Kesabaran serta keikhlasan yang sangat kita butuhkan dalam berdagang.

Perlu kamu tahu, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Ketidakmungkinan hanyalah wujud dari seseorang yang tidak percaya diri. Penghargaan tertinggi dari kerja keras bukanlah pada apa yang kamu hasilkan melainkan bagaimana kamu berkembang karenanya.

Demikian kisah inspiratif singkat yang bisa saya bawakan. Terimakasih karena sudah menyempatkan waktunya untuk membaca kisah ini Semoga bermanfaat bagi kita semua, dapt menginspirasi kita semua. Saya memohon maaf bila informasi yang dibawakan kurang lengkap, karena hanya itu yang bisa saya dapatkan saat wawancara ada. Kurang lebih nya mohon maaf.

Akhir kata, jangan lupa bahagia ????

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image