Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Arin Setiyowati

Melalui Bank Syariah, Saya punya Rumah

Curhat | Wednesday, 26 May 2021, 00:11 WIB
Sumber Ilustrasi : Republika/Mardiah

Menjadi pasangan muda rantauan sejak nguli ilmu merupakan peluang dan tantangan kami. Di satu sisi merupakan peluang kami dalam mengeksplore potensi dan daya bertahan diri untuk tetap hidup di kota metropolis kedua, yakni Surabaya. Namun, di sisi lain, tantangan kami adalah mampu menaklukkan target-target yang senada dengan taraf pikir dan hidup warga kota.

Saya berasal dari Bojonegoro, sementara suami dari Gresik, kami menikah di bulan Maret tahun 2016. Tujuah (7) hari setelah masa cuti menikah kami langsung diminta balik ke dunia nyata dengan tinggal di gang sempit dan sepetak rumah kontrakan yang jika ingin ke kamar mandi maka perlu gentian untuk menuju ke kamar mandi. Rumah kontrakan yang sudah kami DP sebelum acara pernikahan kami berlangsung. Sederhana, namun cukup romantis untuk kami pasangan muda.

Petualangan pencarian Rumah

Menjadi sepasang sejoli yang masih harus mengabdi di tempat kerja karena masih terbilang junior memaksa kami untuk belum berani berpikir tentang rumah sendiri. Alasan utamanya karena gaji kami pas-pasan untuk menabung uang kontrakan tahun berikutnya dan untuk makan sehari-hari sembari nyicil beberapa perabot untuk melengkapi rumah tangga kami di rumah kontrakan.

Bulan-bulan akhir Tahun 2016, kami mulai dipancing dengan obrolan tetangga depan rumah (red teman seperjuangan) untuk mulai berburu rumah di daerah selatan Surabaya. Tanpa berpikir panjang darimana dananya, kamipun berangkat survey. Hampir seharian dan waktunya habis di jalan mengingat jarak lokasi perumahan dengan rumah kontrakan kami ditempuh kurang lebih satu jaman lebih. Saya pun ‘sambat’ ke suami kalau kejauhan. Lalu kami pending untuk melanjutkan petualangan pencarian rumah kami.

Tahun 2017, suami tertarik untuk ikut program rumah murah di Kawasan pulau madura. Yang setelah dikalkulasikan jarak tempuh dari lokasi ke tempat kerja kami sama dengan di daerah selatan Surabaya, namun relatif aman dari kendaraan-kendaraan besar. Mulailah si doi membayarkan DP (Down Payment) kepada pengembang dengan jadwal penyerahan kunci sekitar bulan April 2018. Akhirnya kami mengakhiri ke-kepo-an kami atas tawaran rumah.

Setelah itu, Qodarullah kami diberi amanah anak dan proksi lahir di bulan Februari 2018. Hitungan kami waktu yang tepat sehingga lepas masa cuti melahirkan kami bisa langsung pindah ke rumah baru. Ternyata planning kami belum di-approve oleh Allah SWT, sehingga target rumah molor yang akhirnya memaksa kami untuk memperpanjang masa kontrak rumah kami. Karena sudah 2 tahun berlalu di kontrakan Surabaya utara tersebut, kami memutuskan pindah rumah kontrakan yang lebih dekat dengan tempat kerja saya, dengan ukuran yang jauh lebih kecil dari sebelumnya, namun akses jalan lebih layak bahkan dekat dengan akses makanan, masjid hingga pasar.

Tahun 2018 pasca cuti melahirkan, saya balik ke perantauan lagi-lagi balik ke rumah kontrakan. Kami bertahan di sepetak rumah itu hingga 2 tahun lamanya. Engap dan sumpek bersama bayi sulung kami, ibuk dan adek dalam sepetak rumah dengan dua kamar. Namun dari kondisi seperti itu kami mulai berpetualang lagi mencari dan keliling mencari rumah, mulai sidoarjo, gresik, madura dan Surabaya kami datangi.

Melalui Bank Syariah, Saya Punya Rumah!

Allah SWT menunjukkan jalan cahayanya, tahun 2019 Tempat saya bekerja deal bekerjasama dengan salah satu Bank Syariah, saat itu masih atasnama BNI Syariah. Selain untuk payroll gaji karyawan juga fasilitas untuk pembayaran Uang Kuliah mahasiswa. Mereka menawarkan beberapa produk-produknya dengan harga khusus karena ada Kerjasama institusi. Layaknya gayung bersambut, saya mulai eksplore terkait pembiayaan KPR hingga pembiayaan flexi (pinjam dana).

Setelah Mempertimbangkan matang-matang, dengan tabel margin yang sudah diberikan pihak Bank ke kami, kami memutuskan untuk mengambil KPR Syariah ber-akad murobahah dengan tenor 15 tahun. Hasil berburu harga dari bank syariah lain, Kami menilai bahwa BNI Syariah saat itu harganya masih sangat humanis dan cukup untuk kantong pekerja swasta seperti kami.

Selain murah, proses yang mudah, cepat dan insyaAllah berkah menjadikan tahapan pemberkasan hingga AJB (Akad jual beli) rumah kami terhitung dalam waktu yang singkat. Sampai-sampai kami ndak sadar ternyata secepat itu rumah yang lama nyarinya, bisa terbeli dengan mudah melalui bank syariah. Alhamdulillah.

Bulan Oktober-Desember Allah mudahkan ketemu dengan rumah yang cocok harga dan cocok lokasi. Setelah berkas-berkas kami lengkapi segera kami sampaikan ke pihak BNI Syariah. Tepat di bulan November akhir kami melakukan AJB difasilitasi oleh BNI Syariah dan alhamdulillah kami punya rumah. Terimakasih Bank Syariah.

#retizencompetition

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image