[Puisi] Perpisahan Tanpa Pertemuan
Curhat | 2022-04-23 02:26:03Di tengah malam larut malam kutatap
Rembulan yang bersinar terang
Sembari menatap asa yang telah lenyap
Berharap kau tetap datang
Untuk menjadi seorang pelengkap
Kini, kau sudah tidak ada lagi untuk menjadi lapas kerinduanku
Kerap rasa membelenggu diriku
Aku rasa aku terlalu biasa untuk merasakan itu
Dan, aku seperti orang yang tak tau arah bahwa aku masih memikirkan mu.
Wahai sang perempuan yang menjadi pikiran ku.
Aku tak akan bisa menjadi sosok diriku.
Serta merta menghilang kan mu begitu saja dari pikiranku.
Wahai sang perempuan ku, tolong kau hadir dalam hidupku.
Bukan rasa yang ku salahkan
Memang benar, aku datang di waktu yang kau tidak persilahkan
Atau mungkin ini rasaku yang berlebihan
Hingga perihal rasa yang tak mungkin kau dengarkan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.