Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Akhmad Farhan

Tips Meningkatkan Daya Saing Bank Syariah

Olahraga | 2021-05-25 17:01:08

Indonesia termasuk negara dengan jumlah bank terbanyak. Data yang bersumber dari Statistik Perbankan Indonesia yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2021 jumlah bank umum mencapai 107 sedangkan bank perkreditan rakyat ada 1.500. Jumlah bank yang sangat banyak ini membawa konsekuensi persaingan antar bank sangat ketat termasuk juga untuk bank syariah. Persaingan bank syariah bukan hanya dengan bank syariah yang lain tapi juga dengan bank konvensional.

Oleh karena itu, bank syariah harus membenahi diri untuk dapat bersaing merebut pasar. Selama ini, bank syariah masih jauh tertinggal dengan bank konvensional dari sisi perolehan dana pihak ketiga, penyaluran kredit, total aset, keuntungan dan indikator keuangan lainnya. Market share bank syariah masih terbatas hanya 5,99% per Maret 2020 berdasarkan data dari OJK. Tentu saja angka market share ini sangat memprihatinkan padahal potensi pasar bank syariah sangat besar karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan bank syariah untuk meningkatkan market sharenya dan bersaing dengan bank yang lain diantaranya yaitu:

1. Adaptif

Perubahan teknologi yang begitu cepat merubah gaya hidup masyarakat secara signifikan. Saat ini penetrasi internet yang sudah meluas hampir ke semua wilayah merubah cara orang berinteraksi dengan lingkungannya termasuk melakukan transaksi keuangan. Belanja online dan penggunaan dompet elektronik kini sudah menjadi hal yang biasa. Bahkan pinjam uang pun sudah bisa dilakukan secara online tanpa perlu tatap muka.

Bank syariah harus adaptif dengan perkembangan teknologi dan perubahan gaya hidup masyarakat ini. Bank syariah harus mengakomodir kepentingan konsumen yang membutuhkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan mereka dengan proses pelayanan yang cepat, mudah dan murah. Tentu saja produk yang adaptif ini tetap harus sesuai dengan kaidah syariah.

Hal inilah yang harus diantisipasi oleh bank syariah agar responsif dengan kebutuhan konsumen. Produk-produk baru harus dikembangkan dengan kemasan yang menarik agar konsumen terpikat. Tantangan sekaligus bisa menjadi keunggulan, produk baru ini harus tetap sesuai dengan syariah Islam. Misalnya apakah bisa bank syariah membuat produk pinjaman online? Jika bisa tentu ini sangat menarik untuk konsumen.

2. Kompetitif

Salah satu faktor pembeda dalam persaingan adalah produk yang kompetitif. Keluhan yang sering diterima oleh bank syariah adalah produknya yang kurang kompetitif dibandingkan dengan bank konvensional. Misalnya biaya pinjaman di bank konvensional lebih kecil jika dikomparasi dengan bagi hasil di bank syariah.

Kurang kompetitifnya bank syariah bisa disebabkan beberapa faktor diantaranya yaitu tingginya biaya perolehan dana pihak ketiga, biaya operasional yang tidak efisien dan lain sebagainya. Untuk itu, bank syariah harus bisa mereduksi biaya-biaya yang bisa menyebabkan harga produknya tidak kompetitif. Efisiensi dan penggunaan teknologi informasi yang masif dapat menjadi solusi.

Bank syariah harus melepaskan diri dari konsumen emosional yang tidak “price sensitive”, konsumen ini lebih mementingkan unsur syariahnya saja. Tipe konsumen seperti ini jumlahnya sedikit dibandingkan dengan konsumen rasional yang sensitif terhadap harga. Mereka akan membandingkan harga dan pelayanan dengan bank lain dan kurang peduli terhadap kaidah syariah.

3. Transformasi digital

Digitalisasi perbankan adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari termasuk oleh bank syariah. Konsumen bank saat ini didominasi generasi muda yang digital savvy. Mereka lahir dan hidup dalam dunia digital. Segala hal dilakukan dalam genggaman menggunakan gadget di tangan. Beli makan, belajar, cari hiburan sampai transaksi keuangan dilakukan dengan aplikasi.

Bank syariah harus melakukan transformasi digital untuk semua jenis pelayanannya. Dimulai dari buka rekening, transfer, pengambilan uang sampai permohonan kredit dapat dilakukan tanpa harus datang ke bank. Konsep branchless banking perlu diterapkan di bank syariah dengan mengintensifkan penggunaan teknologi informasi dan mengurangi keberadaan kantor cabang.

Kini eranya digital bank, bahkan ada bank yang fokus untuk beroperasi secara digital. Bank syariah jangan sampai ketinggalan atau akan ditinggal oleh konsumen. Pelayanan harus mudah, cepat dan murah. Konsumen ingin melakukan transaksi perbankan kapan dan dimana saja, tidak perlu melangkahkan kaki ke bank dan mengantri.

4. Terkoneksi

Bank syariah harus terkoneksi dengan semua ekosistem bisnis untuk terus berkembang. Misalnya bank syariah harus menjadi alternatif pembayaran di market place. Begitu juga dengan berbagai online shop, reservasi hotel, restoran, tempat wisata dan lain sebagainya.

Kerja sama dan kolaborasi harus dilakukan bank syariah dengan berbagai entitas bisnis agar dapat menjangkau lebih banyak segmen masyarakat. Semakin banyak jaringan yang dibangun, semakin besar potensi pasar yang bisa diambil. Bank syariah harus melakukan terobosan dengan membangun koneksi dengan entitas bisnis yang selama ini belum terjangkau.

Jika keempat tips ini dapat dijalankan, bank syariah akan lebih maju dan dapat bersaing dengan bank lainnya. Keunggulan bank syariah bukan hanya karena unsur “syariah” semata tapi juga unggul secara produk dan pelayanannya sehingga konsumen akan datang. Bukan hanya yang muslim, bank syariah juga bisa menjadi pilihan bagi semua orang. Semoga.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image