Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Supadilah

Hidup Berkah Dengan Syariah (Pengalamanku Bersama Bank Syariah)

Eduaksi | 2021-05-25 07:42:11
BSI partner aktivitas saya (dokumen pribadi)

"Biar rumah kita diberkahi. Membawa kebaikan bagi penghuninya, kita lewat bank syariah saja buat perumahan," demikian kata Bapak saat akan mengambil perumahan pada 2013 lalu.

Dari Jambi, saya dan istri pada September 2013 lalu merantau ke Banten. Dan di Banten itulah kami mengambil perumahan. Tahukah pembaca berapa usia pernikahan kami saat itu?

Baru 2 pekan. Usia pernikahan yang masih sangat muda. Tapi kami berani merantau. Pisah rumah dari orang tua. Salah satunya agar kami bisa lebih mandiri, tak bergantung terus dari orangtua.

Akad perumahan selesai dilsayakan. Kami kredit secara syariah dalam 5 tahun. Awalnya terbayang pasti berat angsurannya. Tapi berbekal keyakinan, bahwa Allah pasti akan memberikan jalan, akhirnya kami mantap.

Memasuki pekan ketiga di rantau, saya dapat pekerjaan sebagai guru di sebuah sekolah swasta. Tak lama, istriku juga dapat pekerjaan sebagai dosen. Alhamdulillah, dari sana cukup untuk membantu angsuran perumahan tiap bulannya.

Setelah perumahan dengan sistem syariah, Alhamdulillah, Allah masih memberikan kesempatan untuk terus bernaung dalam syariah.

Sekolahku bekerja sama dengan bank syariah lewat Bank Syariah Mandiri untuk sistem gaji guru. Jika sebelumnya manual atau langsung ke bendahara sekolah, sekarang langsung ditransfer ke rekening. Alhamdulillah. Setiap bulan bisa berbagi lewat bagi hasil dana tersimpan di rekening.

Bank Syariah Membuat Usaha Melesat dan Semakin Berkah

Selain mengajar, kami juga punya usaha keluarga yaitu menjual pakaian syar'i dan suplemen kesehatan, misalnya susu gomars, madu, British Propolis, dan sejenisnya. Alhamdulillah, cukup untuk menopang kebutuhan keluarga.

Jalankan usaha secara syariah bersama bank syariah

Usaha kami semakin melesat, omzet pun semakin meningkat. Sebelumnya, usaha kami jalankan sendiri, kini kami mengangkat pegawai. Alhamdulillah, bisa menjadi jalan rezeki bagi orang lain. Dengan usaha itu pula kami membayar angsuran rumah.

Rumah tadi kami angsur selama 5 tahun. Di awal angsuran, terasa lama sekali. Kami tetap bersabar. Alhamdulillahirobbilalamin, rezeki selalu ada. Bulan ke bulan kami rutin membayar angsuran. Berganti tahun ke tahun. Tidak terasa, tiba-tiba kami sudah masuk pada tahun kelima.

Inilah rumah yang didapat bersama bank syariah dan secara syariah (dokumen pribadi).

Angsuran rumah pun lunas. Kami tentu saja sangat bahagia. Memiliki rumah sendiri yang dibiayai bank syariah atau Bank Muamalat tadi. Bahkan sekarang ini sertifikat tanah (rumah) sudah di tangan.

Usaha semakin lancar. Pemasukan semakin besar. Sedekah pun kian gencar.

Saya pakai Bank Syariah Mandiri (BSM) bukan hanya untuk menerima gaji tapi juga untuk usaha. Untungnya, saya pakai mobile banking, jadi nggak perlu repot ke ATM untuk mengambil atau transfer uang. Saya bisa melsayakannya di sekolah atau dari rumah saja.

Pas banget dengan kondisi pandemi saat ini. Kita kan diminta untuk mengurangi aktivitas di luar rumah untuk mengurangi penyebaran Covid-19. Selain itu, was-was juga kan ya kalau ke luar rumah. Tapi kalau sangat mendesak, usahakan tetap menjalankan protokol kesehatan.

Mendaftar Haji Lewat BSI

Sementara itu, usaha kami semakin maju. Setelah tak ada angsuran rumah, kami berpikir harus menabung. Kami ingin wujudkan impian kami yaitu berangkat ke tanah suci Mekkah. Ya, kami ingin naik haji.

Awalnya bingung mau umroh atau haji dulu. Memang sih yang diwajibkan adalah haji (bagi yang mampu). Sementara, umroh itu sunah.

Kami ingin haji dulu. Tapi kan kuota haji harus nunggu lama. Bisa puluhan tahun baru dapat kepastian kursi. Kalau dipakai umroh dulu, memang cepat pelaksanaannya, tapi dana tabungan tersedot ke sana. Kami jadi bingung.

Lalu meminta pendapat ke ustadz dan beberapa teman. Lalu, apa yang akhirnya kami pilih?

Bismillahirrahmanirrahim, akhirnya kami mendaftar haji.

Mendaftar haji lewat BSI (Bank Syariah Indonesia) (dokumen pribadi)

Siapa sih yang nggak pengen ke tanah suci Mekkah? Siapa sih yang nggak pengen ke makam Rasulullah dan napak tilas perjuangan beliau yang selama ini hanya bisa dibaca lewat Sirah Nabi?

Kami mendaftar haji pada Desember 2020. Sungguh kuasa dari Allah. Saat pandemi kami berdoa menyetor dana untuk keberangkatan ke Baitullah. Keberangkatan pada 2045.

Semua ini berkat rahmat Allah yang bermurah hati memberikan rezekinya lewat pekerjaan, usaha, dan lainnya.

Kami merasa berkah itu tersebab berkah dari aktivitas syariah yang kami ikuti. Salah satunya lewat usaha yang kami jalankan dengan pelibatan bank Syariah.

Kami semakin percaya, kalau usaha dilakukan secara syariah, pasti membawa berkah.

Berkah Syariah, Keluarga Bahagia

Saat ini kami dianugerahi dua orang anak. Keduanya menjadi penyejuk hati bagi kami. Mereka lucu-lucu, sehat, soleh, dan termasuk nggak bandel-lah. Kalau membandingkan dengan anak-anak lainnya, kami sungguh bersyukur dengan titipan Allah itu.

Mereka anak-anak yang nurut dan membanggakan. Si sulung yang berusia 6 tahun sudah hafal juz 30. Saat ini sedang menghafal juz 29. Ah, begitu besar nikmat Allah ini. Shalatnya pun terjaga dan akhlaknya baik. (Semoga terus terjaga sampai dewasa kelak). (*)

#retizencompetition

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image