Kilas Balik Tragedi Titanic
Sejarah | 2021-05-25 00:28:48Seabad lebih 9 tahun berlalu setelah tragedi tenggelamnya Titanic. Royal Mail Steamer (RMS) Titanic atau lebih sering disebut kapal Titanic tenggelam di Samudra Atlantik Utara pada tanggal 15 April 1912 setelah menabrak sebuah gunung es pada pelayaran perdananya dari Southampton, Inggris ke New York City. Kapal Titanic dibangun pada 1909 sampai 1911 oleh galangan kapal Harland and Wolff di Belfast dengan kapasitas penumpang 2.224.
Kapal Titanic dirancang sangat mewah dan nyaman, dengan dilengkapi fasilitas-fasiltas mewah. Kapal ini ditumpangi oleh penumpang yang berasal dari kalangan kelas rendah, menengah, hingga atas. Meski Titanic mempunyai perlengkapan keamanan yang maju namun kapal tersebut tidak memiliki sekoci yang cukup untuk menampung seluruh penumpang kapal. Kapal Titanic hanya mengangkut sekoci yang mampu menampung 1.178 penumpang (sepertiga dari total penumpang dan awak kapalnya).
Pada hari Rabu 10 April 1912, pelayaran perdana Titanic dimulai. Berangkat meninggalkan Southampton dengan jumlah penumpang yang tercatat adalah 922 penumpang. Setelah berlayar dengan selamat melintasi serangkaian gelombang pasang dan selat di Southampton Water dan Solent, Titanic berlayar ke Selat Inggris menuju pelabuhan Cherbourg di Prancis sejauh 77 mil laut. Karena Cherbourg tidak memiliki fasilitas dermaga untuk kapal seukuran Titanic, kapal tender dipakai untuk mentransfer penumpang dari daratan ke kapal. Saat kapal Titanic tiba di Cherbourg, langsung disambut oleh kapal-kapal tender. Ada 274 penumpang dinaikan dari. Proses ini berjalan selama 90 menit lalu kemudian berangkat ke Queenstown dengan kondisi cuaca dingin dan berangin. Pada Kamis 11 April pukul 11.30 hari, Titanic tiba di Cork Harbour di Irlandia selatan. Kondisi cuaca agak berawan namun relatif hangat dengan angin dingin. Namun fasilitas dermaga yang ada juga tidak muat dengan ukuran kapal Titanic, sehingga kapal tender dipakai lagi untuk membawa penumpang ke Titanic. Ada 113 penumpang yang naik ke kapal.
Pada tanggal 14 April 1912, empat hari pasca pelayaran, tepatnya 375 mil di selatan Newfoundland, kapal menabrak sebuah gunung es pukul 23:40 (waktu kapal; UTC-3). Tabrakan tersebut mengakibatkan gesekan pada badan kapal dan menyebabkan kebocoran. Saat kejadian berlangsung, para penumpang dan sejumlah awak kapal diungsikan ke dalam sekoci. Namun sekoci tersebut kebanyakan sudah diluncurkan dalam keadaan setengah penuh. Banyak pria ditinggalkan di kapal karena para petugas mematuhi protokol bahwa wanita dan anak-anak diprioritaskan terlebih dahulu.
2 jam 40mmenit setelah Titanic menabrak gunung es, tingkat tenggelamnya tiba-tiba meningkat dengan posisi dek depannya sudah berada di bawah air dan air laut mengalir masuk melalui bagian kapal yang terbuka. Ketika buritannya yang tidak tertopang naik dari air sampai menampakkan baling-balingnya, kapal terbelah antara cerobong ketiga dan keempat akibat tekanan yang luar biasa. Bagian buritan tetap terapung selama beberapa menit dan ratusan orang yang bertahan di sana.
Pada pukul 01:20, kapal tenggelam dan terpisah dari haluan bersama seribu penumpang di dalamnya. Penumpang dan awak yang selamat tercebur ke air dingin dengan suhu 28 F (2 C). Hampir semua orang di air tewas akibat hipotermia atau serangan jantung dalam hitungan menit.
Saat kejadian, sinyal darurat dikirim melalui peralatan nirkabel, roket dan lampu, tetapi tidak satupun kapal yang merespon berada dalam jarak dekat untuk mencapai Titanic sebelum tenggelam. Sekitar pukul 04.00, RMS Carpathia tiba di tempat kejadian sebagai respon terhadap panggilan darurat Titanic sebelumnya. Ada 710 orang diangkut oleh kapal Carpathia dan beramgkat ke New York, kota tujuan Titanic. Diketahui kapal Californian yang merupakan kapal terakhir yang berkomunikasi dengan Titanic sebelum tabrakan melihat sinyal Titanic namun terlambat memberi bantuan dan tiba setelah RMS Carpathia.
Kapal Carpathia memakan waktu tiga hari untuk mencapai New York setelah meninggalkan tempat kejadian tenggelamnya Titanic. Pelayarannya terhambat oleh es hanyut, kabut, badai petir dan laut yang tidak bersahabat. Hingga akhirnya kapal Carpathia berhasil menyebarkan berita tentang bencana tersebut ke seluruh dunia menggunakan peralatan nirkabel.
Dilaporkan kurang dari sepertiga penumpang Titanic selamat dari bencana ini. Ada pula beberapa korban yang behasil diselamatkan namun kemudian meninggal tidak lama setelah dievekuasi diakibatkan luka dan dampak terpapar air dingin.
Pada 2012 silam tepat 100 tahun setelah kapal Titanic tenggelam, digelar upacara peringatan di lokasi kejadian. Para keluarga korban turut hadir pada upacara tersebut. Hingga saat ini tragedi tenggelamnya Titanic pastilah meninggalkan duka bagi keluarga korban, namun waktu terus berputar dan kehidupan harus terus berjalan. Tragedi ini menjadi pelajaran sekaligus memberi tugas penting untuk industri perkapalan dunia agar kejadian serupa tidak terulang lagi di masa-masa mendatang.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.