Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Galih Wisnu Brata

Hidup Lebih Mudah dan Berkah Bersama Bank Syariah

Gaya Hidup | Monday, 24 May 2021, 13:53 WIB

Bank syariah menjadi pilihan masyarakat Indonesia yang tidak ingin bertransaksi di bank konvensional. Pilihan tersebut didasari atas kesadaran masyarakat yang ingin menerapkan gaya hidup sesuai dengan syariat Islam. Karena hal itulah, BNI, BRI, dan Mandiri mendirikan bank syariah.

Namun, sejak Februari 2021, ketiga bank syariah tersebut merger atau menjadi satu dengan nama Bank Syariah Indonesia. Merger tiga bank syariah tersebut tentunya bukan tanpa alasan. Dengan bersatu, segala aktivitas perbankan akan lebih efisien. Biaya operasional dan belanja juga akan lebih efisien.

Merger bank syariah juga menjadikan pelayanan lebih terpadu sehingga akan lebih optimal. Selain itu, aset bank syariah juga menjadi lebih besar. Dengan kata lain, dengan bergabungnya bank syariah akan makin menunjukkan prospeknya di Indonesia. Bahkan, setelah merger Bank Syariah Indonesia diprediksi bisa menempati rangking 10 dunia.

Karena memiliki tujuan yang besar, tentunya proses merger tidak bisa dilakukan secara instan. Perlu proses bertahap agar Bank Syariah Indonesia benar-benar bisa mencapai tujuan dan tidak tergerus dengan keadaan, terlebih lagi di era pandemi seperti sekarang. Masyarakat pun butuh sosialisasi terkait hal tersebut.

Terlepas dari kabar adanya merger bank syariah, tentunya masyarakat sudah mengenal bank syariah. Beberapa bahkan telah bergabung sebagai nasabah bank syariah. Setiap nasabah tentunya memiliki pengalaman yang berbeda dan menarik.

Bank Syariah Memberikan Pelayanan Ramah

Sebelum merger menjadi Bank Syariah Indonesia, saya adalah nasabah dari Bank BRI Syariah. Selama menjadi nasabah, saya merasa senang karena bisa menyimpan uang sesuai dengan syariat Islam. Saat pertama kali mendaftar, saya memang bertujuan untuk menyimpan uang yang terbebas dari riba dan potongan pajak. Salah seorang teman kemudian merekomendasikan untuk membuka tabungan di BRI Syariah.

Nuansa Islami yang menenangkan sudah terasa sejak memasuki bank. Petugas keamanan menyapa calon nasabah dengan salam dan ucapan yang begitu ramah. Kemudian, calon nasabah dibantu sesuai dengan keperluannya.

Saat membuat rekening pun, customer service menyambut calon nasabah dengan salam yang begitu ramah. Penampilan mereka pun tertutup sesuai dengan syariat Islam. Hal itu tentu menenangkan pikiran dan hati calon nasabah, terlebih penjelasannya yang begitu rinci.

Menjadi Nasabah Bank Syariah itu Mudah, InsyaAllah Berkah

Saya telah menjadi nasabah bank syariah sejak tahun 2013. Dengan kata lain, saya sudah menjadi nasabah bank syariah selama kurang lebih delapan tahun. Saya membuka rekening ketika masih menjadi mahasiswa. Saldo awal pembukaan rekening tidak membebani saya yang saat itu belum berpendapatan.

Saya pun bisa setor dengan mudah karena lokasi bank tidak jauh dari rumah. Saya juga khawatir dengan potongan administrasi jika tidak bisa menabung secara rutin. Saya juga tidak malu menabung di bank meskipun dengan nominal yang tidak banyak.

Hati tenang karena dijauhkan dengan bunga atau riba. Sudah jelas dalam Islam, riba adalah hal yang harus dijauhi. Bukan tanpa alasan, riba termasuk salah satu dosa besar. Dengan menjauhi riba, hidup akan lebih mudah berkah.

Disadari atau tidak, bank syariah memang menjadi telah memenuhi kebutuhan masyarakat. Terlebih, saat ini banyak masyarakat Indonesia yang sudah berhijrah untuk mengikuti syariat. Dengan adanya bank syariah, tentunya akan mempermudah masyarakat untuk melakukan transaksi simpan-pinjam yang sesuai syariah. Dengan begitu, hidup pun menjadi lebih berkah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image