Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Suko Waspodo

Cara Memulihkan dari Kesalahan Hubungan

Eduaksi | Tuesday, 19 Apr 2022, 20:19 WIB
image: Center for Shared Insight

Cara perasaan positif dapat memperbaiki hubungan.

Poin-Poin Penting

· Hampir setiap orang yang pernah menjalin hubungan romantis pernah melakukan atau mengatakan sesuatu yang membahayakannya.

· Meskipun pasangan tidak dapat menulis ulang riwayat, mereka biasanya dapat pulih.

· Kualitas hubungan positif memediasi pencarian pengampunan dan pengampunan diri, menurut penelitian.

Hampir setiap orang yang pernah menjalin hubungan romantis pernah melakukan atau mengatakan sesuatu yang membahayakannya. Beberapa orang memiliki kebiasaan (yang sering tidak diinginkan) untuk mengungkapkan pikiran mereka, bahkan ketika mereka harus menyadari bahwa ketika emosi negatif sedang tinggi, diam bisa menjadi emas. Beberapa pasangan berperilaku pasif-agresif ketika merasa diremehkan, tidak aman, atau marah. Yang lain sesekali menyerang ketika mereka merasa tidak dihargai, diremehkan, atau diabaikan.

Satu hal yang diakui sebagian besar pasangan secara naluriah adalah bahwa ketika menyangkut perilaku relasional yang tepat, dari ketidakpekaan hingga perselingkuhan, naas, impulsif, penyimpangan dalam penilaian terjadi. Bahkan mitra relasional yang paling setia dan terpuji telah melakukan atau mengatakan sesuatu yang mereka harap dapat diambil kembali.

Jadi, tergantung pada apa yang Anda katakan atau lakukan—bisakah? Meskipun Anda tidak dapat menulis ulang riwayat, Anda biasanya dapat memulihkan. Dan menurut penelitian, sebagian besar, pemulihan tergantung pada Anda.

Hubungan Positif, Pemulihan Positif

Syeda Wasfeea Wazid dan Md. Ghazi Shahnawaz (2017) meneliti bagaimana kualitas hubungan memediasi pengampunan dan kesejahteraan psikologis ketika berusaha untuk pulih dari pelanggaran romantis. Mereka mulai dengan mencatat bahwa sementara romansa sering berkembang selama masa dewasa muda, hubungan tidak selalu tetap menjadi tempat tidur mawar. Meskipun pasangan sering berperilaku buruk, mereka berusaha untuk mengeksplorasi hubungan antara kualitas hubungan dan pemulihan, mempelajari masalah dari perspektif pelanggar.

Mereka mengumpulkan data dari 119 mahasiswa di New Delhi, India, yang terlibat asmara setidaknya selama enam bulan, yang baru-baru ini menyakiti pasangannya. Hasil mereka menunjukkan bahwa kualitas hubungan positif memediasi pencarian pengampunan dan pengampunan diri sendiri, serta kesejahteraan psikologis. Mereka mencatat bahwa kualitas hubungan negatif memainkan peran yang tidak signifikan dalam korelasi ini.

Pengampunan sebagai Jalan Dua Arah

Peneliti lain telah mempelajari manfaat memaafkan diri sendiri pada pemulihan relasional. Sara Pelucchi dkk. (2013) mengevaluasi apakah pemaafan diri pelaku terkait dengan kepuasan relasional dari kedua pasangan.

Mereka menemukan bahwa untuk pria dan wanita, pasangan yang melakukan pelanggaran mengalami tingkat kepuasan relasional yang lebih tinggi dalam hubungan romantis mereka ketika mereka merasa lebih positif tentang diri mereka sendiri, dan pasangan yang menjadi korban merasakan lebih banyak kepuasan ketika pasangan yang menyinggung mengalami lebih sedikit sentimen dan pikiran negatif, meskipun tidak lebih pikiran positif, terhadap diri mereka sendiri. Mereka mencatat temuan mereka penting untuk memahami pentingnya memaafkan diri sendiri dan "efek pro-hubungan" dalam hubungan romantis.

Bagaimana kita bisa menjelaskan ini sebagai masalah praktis? Sebagian besar dari kita rentan terhadap penularan emosi positif. Dengan kata lain, berada di perusahaan orang-orang yang bahagia, penuh harapan, dan inspirasional juga mengangkat suasana hati kita. Rupanya, ini benar bahkan ketika panutan yang memotivasi adalah pasangan yang tidak sempurna.

Pikiran Positif, Masa Depan Cerah

Dalam hubungan romantis, bagi kedua belah pihak, kepositifan, optimisme, harapan, dan dorongan dapat merangsang kebahagiaan. Kekeliruan relasional dipengaruhi oleh kemanusiaan bersama, di mana kedua belah pihak mengakui kelemahan relasional umum seperti kebiasaan atau ketidaksempurnaan kepribadian, harapan yang tidak realistis, dan kontrol emosional yang tidak sempurna. Bahkan upaya paling autentik untuk mengedepankan yang terbaik dapat mengakibatkan insiden mulut ke mulut. Menyadari bahwa kita tidak dapat membatalkan kata-kata atau tindakan yang tidak sensitif (atau menghapus ingatan pasangan kita tentangnya), kelemahan relasional tidak harus berakibat fatal.

Hubungan yang sehat dibangun di atas pandangan dan nilai bersama, serta rasa hormat yang mendalam terhadap pasangan kita, dan juga diri kita sendiri. Permintaan maaf yang tulus, pengampunan yang ramah, dan komitmen baru untuk mengungkapkan cinta dan rasa hormat dapat memicu pemulihan dan pemulihan hubungan yang sehat.

***

Solo, Selasa, 19 April 2022. 8:14 pm

'salam hangat penuh cinta'

Suko Waspodo

suka idea

antologi puisi suko

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image