Polemik Politik Identitas dalam Kebhinekaan di Indonesia
Politik | 2022-04-18 23:53:53Indonesia merupakan negara dengan identitas yang beragam, banyak suku, ras, agama, bahasa daerah, budaya dan kepercayaan. Maka dari itu, Indonesia memiliki semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti “Berbeda-beda, tetapi tetap satu”. Dari perbedaan yang ada,bukan hal yang asing jika banyak terjadi konflik internal antar rakyat Indonesia.Politik Identitas adalah salah satunya.
Politik identitas yang terjadi di Indonesia dapat memecah belah persatuan dan mengancam Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini dikarenakan politik identitas di Indonesia lebih terkait dengan ideologi dan kepentingan-kepentingan lokal yang diwakili oleh para elit politik dengan artikulasinya masing-masing (Ma’arif, 2012: 55-100). Selain itu isu-isu tentang keadilan dan pembanguan daerah menjadi sangat penting dalam wacana politik mereka, sehingga lebih banyak dipengaruhi oleh ambisi para elit lokal untuk tampil sebagai pemimpin, hal ini menjadi masalah yang sulit untuk di jelaskan.
Polemik politik identitas semakin tajam hingga munculnya klaim kebenaran bahwa kelompok kepentingan yang satu lebih baik, daripada kelompok kepentingan lainnya. Hal ini kemudian mulai memecah belah bangsa yang sebelumnya menjunjung tinggi nilai perbedaan. Pada Pemilu 2014 dan Pilkada DKI Jakarta yang seharusnya dijalankan secara demokrasi dengan menjunjung tinggi kebebasan menjadi landasan bagi setiap individu (pemimpin) dalam mengaktualisasi dirinya. Akan tetapi, kebebasan tersebut pada akhirnya semakin memperjelas jurang pemisah antar identitas yang ada di Indonesia.
Tidak akan terbayangkan jika nilai keragaman di Indonesia akan sangat dipertaruhkan, serta benturan-benturan akan terus berkembang di kalangan masyarakat. Selain itu, persoalan agama dan nasionalis bangsa merupakan dua identitas yang saat ini menjadi perbedabatan di Indonesia. kecenderungan politik identitas ini telah mendistori wawasan kebangsaan yang secara perlahan telah di bangun oleh bangsa Indonesia.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.