Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Jurnalis Lepas

Sepak Terjang Akbar Himawan Buchari Bangkit dari Krisis Hingga Jadi Pebisnis Sukses

Gaya Hidup | Monday, 18 Apr 2022, 08:35 WIB

Setiap proses tidak pernah mengkhianati hasil, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan sosok Akbar Himawan Buchari. Pada usia yang terbilang muda, Akbar telah mengelola bisnis di berbagai bidang mulai dari transportasi, perhotelan, perkebunan, property hingga bidang kontruksi. Seperti otobus Kurnia, Hotel Swissbell In Gajah Mada dan Hotel Saka di Kota Medan.

Kepergian sang ayah tercinta membuat Akbar Himawan Buchari berpikir keras dan harus belajar bisnis otobus sejak berusia 10 tahun. Asam garam kehidupan yang sudah dilewatinya dengan berbagai dilema dan teruji setelah ditempa berbagai kendala, mulai konflik bersenjata hingga tsunami.

“Mungkin kalau ayah masih hidup, saya sekarang baru lulus S2 dan baru belajar bisnis. Tapi, kenyataannya tidak seperti itu," pungkas Akbar Himawan Buchari.

Seperti diketahui, Akbar sukses di usia muda dan sepak tejangnya sudah sangat jauh ketimbang dengan lelaki seumuran di masanya. Namun, sejatinya ia tidak bermaksud menjadi pengendali bisnis keluarga di usianya yang masih relatif muda. Justru keadaan yang membuatnya harus melakukan itu semua. Semua berawal pada tahun 1997, ketika ayahnya Buchari Usman, menjadi salah satu korban kecelakaan pesawat Garuda Indonesia, GA-152 di Desa Buah Nabar, Kab. Deli Serdang (sekitar 32 km dari Bandara Polonia, Medan).

Saat kecelakaan yang menimpa ayahnya tejadi, bisnis otobus sementara waktu berada dalam kendali pamannya. Kemudian pada tahun 2004, saat duduk di bangku SMA, Akbar bergabung dan ikut serta dalam mengembangkan serta membantu untuk menjalankan bisnis keluarga.

Uniknya, Akbar tidak langsung masuk ke tahap manajemen melainkan ia menjadi mekanik telebih dulu. Ia selalu ingat pesan sang ayah. “Pengusaha transportasi memang harus mengerti mesin. Sebab, itu adalah inti bisnis tersebut,” ujarnya.

Pengalaman Akbar menjadikannya kuat menghadapi arus pada setiap keadaan. Dulu, sepulang dari sekolah ia selalu langsung meluncur ke pangkalan bus dan membantu para mekanik.

Tentu menjalaninya tidak dianggap sebagai beban melainkan dengan perasaan bahagia. Selain harus menjalankan amanah ayahanda, Akbar memang suka mengutak-atik mesin karena sejak usianya masih dini sudah dikenalkan oleh ayahnya.

Ada banyak rintangan serta ujian yang menerpa Akbar dalam menjalani bisnisnya, di antaranya adalah kondisi keamanan Aceh yang sempat kritis karena terjadi konflik bersenjata antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan TNI.

Ia mengatakan bahwa perusahaan yang dijalankannya tak luput dari intimidasi sejumlah oknum. Bahkan, banyak bus otobus miliknya yang dibakar.

“Ada sekitar 20 bus yang dibakar. Tapi, sampai sekarang tidak jelas siapa yang membakar. Kami hanya tahu itu ulah oknum-oknum yang tidak jelas," jelasnya.

Kondisi yang semakin kritis sebagian bus yang kondisinya baik tetap melayani rute Medan-Banda Aceh. Tetapi saat provinsi paling barat Indonesia itu dihantam amuk tsunami, bisnisnya juga tak luput dari bencana.

“Ketika tsunami menghunjam Serambi Makkah, sekitar 50 bus di pool Banda Aceh terkena dampaknya. Pagar pool juga terseret arus sampai ke jalan raya. Di tengah kondisi seperti itu, ia harus cerdas ambil kendali ia harus mengatur anggaran dengan cermat. Bahkan, membangkitkan semangat para kru bus,” sambungnya.

“Dihimpit oleh keadaan yang cukup sulit, di pool bus sampai dibangun dapur umum. Namun, tsunami justru menjadi semacam blessing in disguise alias berkah tersamar. Sebab, setelah gelombang itu pergi dan kondisi berangsur-angsur normal, bisnisnya semakin terangkat dan mulai normal karena banyak orang yang mengunjungi Aceh,” kata pria kelahiran Medan-Sumut, Indonesia ini.

Baginya, setiap proses tidak pernah mengkhianati hasil, jatuh bangun yang dialami membuatnya terbiasa menghadapi persoalan. Setiap peristiwa pasti ada hikmahnya, dirinya ditakdirkan harus menjadi dewasa sebelum waktunya dan berpikir seperti orang tua sebagaimana masih sibuk bermain seperti teman sebayanya.

“Krisis dan ujian datang silih berganti menerpa usaha yang dijalani tapi tetap bisa dilalui. Kerikil-kerikil tajam itu pun akhirnya membentuk siapa kita hari ini dan menjadi pebisnis tangguh,” ucap Akbar Himawan Buchari.

Setiap orang memiliki kesempatan, yaitu kesempatan untuk berkembang menjadi yang terbaik. Yang membedakan kita adalah usaha dan keseriusan kita dalam menapaki seluruh mimpi-mimpi di bumi.

H. Akbar Himawan Buchari, SH saat ini mendapat kesempatan menjabat sebagai wakil ketua umum BPP HIPMI Masa Bakti 2019-2022. Ia juga menjabat sebagai anggota DPRD Sumatera Utara Fraksi Partai Golkar periode 2019-2024.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image