Covid-19: Antara Pemilu, Nikah, Mudik 2021
Info Terkini | 2021-05-10 22:46:31Ada hal yang menarik yang perlu ditanggapi oleh tulisan Asma Nadia yang bertajuk Mudik, Antara Biasa atau Terbiasa yang dimuat di republika.co.id pada tanggal 8 Mei 2021. Nadia dalam tulisannya berkata Jika mudik tidak dilarang, jumlah korban membengkak, korban kemacetan, ditambah akibat terpapar pandemi. Menurut Asma dalam hal ini pemicu yang akan melonjaknya Pandemi Covid ini salah satunya mudik lebaran, yang biasanya orang Indonesia memang melakukan pulang kampung dikala Ramadhan Usai.
Mungkin Nadia lupa, bahwa Indonesia sudah melakukan kerumunan yang dilakukan secara jemawa oleh pemimpin negeri, yang menghadiri nikahan salah satu youtuber Indonesia, diselenggarakannya pemilu tidak memakai protocol kesehatan, seakan akan Indonesia sudah aman dari pandemi ini. Tidak salah jika masyarakat mengambil Tindakan sendiri dengan mudik diawal, tentunya melakukan tes covid atau PCR/ antigen terlebih dahulu. Karna masyarakat mungkin merasa tidak adil jika pemilu saja dibolehkan masa mudik dilarang.
Mudik memang ada saja memakan korban jiwa, membuat kemacetan, dan menimbulkan penumpukan sampah dijalan tol, apakah ini salah masyarakatnya? Atau kurangnya edukasi pemerintah mengenai hal ini? Padahal setiap tahun Indonesia selalu dihadapkan oleh Pulang Kampung saat lebaran, seharusnya lebih tegaskan mengenai edukasi ini, supaya bisa meminimalisir kesalahan yang diperbuat sebelumnya.
Penurunan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dalam penanganan covid dinyatakan tumpang tindih kebijakan, saat pemilu diadakan seakan akan mencap bahwa politik lebih utama ketimbang covid, saat ada undangan nikahan artis di sempatkan hadir, sakitnya masyarakat belum terobati dengan diberlakukan pelarangan mudik 2021, pemerintah membolehkan puluhan warga Cina masuk ke indonesia dengan alasan bekerja untuk proyek besar. Mudik dan pandemi di jadikan headline di berbagai media besar. Apakabar dengan bandara Soekarno Hatta di sesaki oleh puluhan warga Cina yang ingin masuk ke Inonesia, katanya sudah memenuhi protocol Kesehatan.
Dalam hal ini Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Jhoni Ginting mengatakan bahwa seluruh warga negara asing (WNA) asal China yang masuk ke Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta sudah memenuhi aturan keimigrasian dan aturan perjalanan internasional pada masa pandemi Covid-19 di Indonesia. Banyak warganet di Instagram terutama, membahas mengenai ketegasan pemerintah yang terlalu pro terhadap China, bisa jadi akan semakin menurun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah (dikutip dari Republika.co.id tanggal 8 Mei 2021 dalam judul berita Imigrasi Pastikan WNA Cina Masuk Indonesia Sesuai Aturan).
Pertanyaan saya apakah Covid-19 memilih korbannya tergantung kegiatan mereka saat itu? Maka dari itu pemerintah pun mengeluarkan pelarangan mudik karna Covid akan melonjak, ketimbang menghadiri pernikahan artis dan diselenggarakannya pemilu. Jarangnya keterbukaan informasi yang seharusnya disampaikan oleh pemerintah kini seperti tidak penting diketahui masyarakat. Seharusnya pemerintah lebih membedah bagaimana penyampaikan informasi kenapa kebijakan tersebut diberlakukan, dan kenapa masyarakat harus mentaatinya, bukan membuat kebijakan namun ada kebijakan lain yang hampir sama dibolehkan. Kalo kata Bahasa anak santri Kaburo Maktan, yang artinya orang tersebut menyampaikan harus melakukan A, namun si penyampai melakukan B alias munafik.
Jika dilihat dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei kepercayaan publik terhadap lembaga negara termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2019 tercatat turun. Pengurangan terjadi setelah dia terpilih sebagai kepala negara. (dikutip republika.co.id pada Angka dan Alasan Turunnya Kepercayaan Publik kepada Presiden, dirilis Rabu 13 Nov 2019).
Setahun berlalu, dalam penelitian Danareksa Research Institute (DRI) menyatakan indeks kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah turun pada Oktober 2020. Hal ini lantaran kasus penularan virus corona di Indonesia terus menanjak. (dikutip cnnindonesia.com, pada Survei Danareksa: Covid Naik, Kepercayaan ke Pemerintah Turun, dirilis Rabu 11 Nov 2020. Dua tahun sudah penurunnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahnya sendiri tidak ada cahaya terang, dilarangnya pelarangan mudik dibarengi masuknya warga Cina tambah menyakiti masyakarat. Jika saja pemerintah memperkencang protocol covid-19 saat mudik dengan diberlakukan mudik yang boleh yang sudah vaksin, dengan ditujukannya sertifikat sudah vaksin atau gencarnya dilakukan edukasi Mudik dan Covid-19, bukan melarang keras mudik dengan pencegahan dibeberapa titik, tidak hanya disuruh putar balik, namun di berikan sanksi penjara 2 bulan bagi yang melanggar.
Ketakutan masyarakat pun sangat terlihat ketika sempat viralnya Tank TNI dikerahkan untuk menghalau atau menakuti pemudik ternyata alat berat dikeluarkan untuk Latihan. Kurangnya pemerintah dalam bersosialisasi kepada masyarakat sangat berpengaruh besar dalam statement psikis masyarakat, Masyarakat berusaha mentaati peraturan yang disampaikan namun mengapa pemerintah seperti tidak perduli dan tetap melakukan kebijakannya sendiri.
Masuknya pandemi ke Indonesia sudah 2 kali melewati Ramadhan, pemerintah memberikan kebijakan yang sangat berubah-ubah dan kelihatan membela beberapa, membuat masyarakat makin mempertanyakan sikap kewibawaan pemerintah saat ini. Mungkin pemerintah menilai bahwa mudik dijadikan acuan bahwa covid akan lebih cepat merebak ke desa-desa atau kekampung-kampung yang dinilai masih kurangnya layanan Kesehatan yang berada disana. Seharusnya pemerintah membuat pernyataan dan menjelaskan mengenai hal ini. Tentu kerumunan yang disebabkan sebelum itu pun juga harus dibuat pernyataan, bukan membiarkan masyarakat membuat banyaknya spekulasi negative.
Pemerintah bukan hanya membuat kebijakan tanpa alasan tentunya, tidak bisa juga pemerintah mengabaikan konferensi pers kenapa diberlakukannya kebijakan tersebut. Ini sangat penting bagi mengedukasi dimasyarakat kita , karna Indonesia sudah banyak terpapar berita Hoax dari berkembangnya teknologi saat ini. Semoga pandemi Covid-19 ini cepat selesai, dan bagi yang sudah mudik selalu menjada protocol Kesehatan yang berada dikampungnya, dan bisa mengedukasi keluarga yang masih kurang paham mengenai Covid-19.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.