Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Slamet Samsoerizal

TENTANG PEMBELAJARAN BERAGAM DI KELAS

Guru Menulis | 2022-04-17 14:12:07

(Bagian 1)

Ki Hadjar Dewantara, jauh-jauh hari melontarkan bahwa "Pendidikan bertujuan untuk menolong anak agar bisa bertumbuh sesuai dengan kodratnya". Ini berarti, bahwa peserta didik diberikan kemerdekaan untuk bisa menjadi pribadi yang berkembang sesuai dengan minat, bakat dan profil belajarnya.

Hal tersebut menarik, bila dikaitkan dengan kondisi peserta didik di kelas. Apalagi sejak diluncurkannya Kurikulum Merdeka pada Februari 2022. Istilah yang mengemuka dengan penekanan pada pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik. Inilah yang belakangan marak dibahas tentang pembelajaran diferensiasi.

Pembelajaran diferensiasi dapat ditelusuri dari berbagai literatur. Tomlinson (2001) misalnya mendefinisikan pembelajaran diferensiasi sebagai konsep pembelajaran yang didasarkan pada premis bahwa pendekatan instruksional harus bervariasi dan disesuaikan dalam kaitannya dengan masing-masing siswa dan segala keragamannya.

sumberfoto: dokumen pribadi

Sedangkan Fogarty (2011), menyatakan bahwa pembelajaran diferensiasi adalah praktik pembelajaran yang menyadari kenyataan bahwa setiap anak berbeda dan setiap anak belajar dengan cara yang berbeda juga. Guru yang efektif akan melakukan berbagai cara untuk mengatasi keragaman yang melekat pada anak didik. Diferensiasi adalah menyesuaikan proses belajar sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.

20 Strategi Pembelajaran Diferensiasi

Carol Ann Tomlinson (2001) dalam buku How to Differentiate Instruction in Academically Diverse Classrooms, memberikan 20 strategi berkaitan dengan pembelajaran diferensiasi.

Pertama, membuat Stasiun Pembelajaran:

Dalam hal ini, ruang kelas ditata menjadi semacam stasiun-stasiun yang berfungsi sebagai tim pembelajar. Tiap tim memiliki kegiatan yang berbeda. Masing-masing membantu mengajarkan keterampilan atau konsep.

Guru menyediakan berbagai jenis konten. Anda dapat memfasilitasi ini dengan rencana tempat duduk yang fleksibel. Setiap stasiun harus menggunakan metode unik untuk mengajarkan keterampilan atau konsep yang terkait dengan pelajaran dan topik pembelajaran.

Aktivitas yang dapat dilakukan peserta didik yaitu:

· menonton video;

· membuat karya seni;

· membaca artikel;

· menyelesaikan teka-teki;

· mendengarkan guru mengajar

Untuk membantu siswa memroses konten setelah mereka melewati stasiun, Anda dapat mengadakan diskusi kelas atau memberikan pertanyaan untuk dijawab.

Kedua, menggunakan Kartu Tugas. Kegiatan yang dilakukan adalah guru mencetak kartu yang masing-masing berisi tugas atau pertanyaan. Aktivitas peserta didik, menyelesaikannya baik secara individu maupun berpasangan. Melalui kartu tugas memungkinkan guru memberikan siswa dalam berbagai konten.

Menjawab kartu tugas juga bisa menjadi kegiatan kelompok kecil, menambahkan variasi ke kelas yang biasanya berfokus pada pembelajaran solo atau kelompok besar.

Hal yang tak boleh diabaikan adalah guru membuat atau mengidentifikasi tugas dan pertanyaan yang biasanya ditemukan di lembar kerja atau pada buku teks. Kemudian, cetak dan laminasi kartu yang masing-masing berisi satu tugas atau pertanyaan.

Jangan lupa guru menyiapkan stasiun di sekitar kelas Anda dan pasangkan peserta bersama-sama untuk melakukan aktivitas secarabergiliran. Guru dapat membimibing secaraindividu dengan memantau pasangan dan mengatasi kesenjangan pengetahuan bila diperlukan.

(Bersambung)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image