Wesley Fofana, Liga Inggris, dan Indahnya Toleransi Saat Ramadhan
Olahraga | 2021-04-30 02:58:43Liga Primer Inggris bukan melulu soal kompetisi ketat dan hiburan semata. Ada banyak hal menarik lain muncul dari salah satu liga sepak bola terbaik di Eropa ini. Sebagian menginspirasi.
Yang terbaru adalah ditundanya sementara laga Leicester City vs Crystal Palace saat berlangsung Senin petang kemarin. Jeda sengaja diberikan agar salah satu pemain Muslim dalam pertandingan itu, bek Leicester Wesley Fofana, dapat berbuka puasa.
Momen mengharukan, yang disebut pertama kali dalam sejarah Premier League, itu berlangsung saat pertandingan berjalan 35 menit. Usai bola keluar lapangan, kiper Crystal Palace Vicente Guaita tiba-tiba menunda tendangan gawangnya. Saat itu kebetulan masuk waktu Maghrib atau matahari terbenam.
Ternyata jeda itu bukan tanpa alasan. Wasit dan para pemain sepakat menyetop dulu laga, agar Fofana bisa sejenak membatalkan puasa. Fofana, yang terlihat gembira, berlari ke bangku cadangan dan mengambil minuman. Ia lalu masuk kembali ke lapangan sesudahnya dan kembali bertanding.
Leicester sebenarnya tertinggal 1-0. Namun, setelah jeda itu, mereka membalas dua gol dan menang. Leicester kini naik ke peringkat ketiga klasemen Liga Inggris, dan berpeluang besar mengamankan tiket Champions League musim depan.
Wesley Fofana memang salah satu pemain Muslim di Liga Inggris yang dikenal cukup taat beribadah. Khususnya selama Ramadhan ini. Meski memiliki jadwal pertandingan cukup padat, Muslim asal Perancis ini berusaha tidak pernah meninggalkan puasa. Performanya pun tidak pernah sampai terganggu karena itu.
Manajer Leicester City Brendan Rodgers mengakui itu. Mantan pelatih Liverpool ini bahkan memuji performa stabil Fofana selama Ramadhan. "Luar biasa...Ia menahan makan dan minum, dan dia masih tetap bisa tampil dalam level (sebaik) itu," kata Rodgers.
Liga Inggris memang salah satu liga dengan pesepak bola Muslim terbanyak. Sebagian di antaranya bermain di klub-klub besar. Sebut saja Mohamed Salah dan Sadio Mane dari Liverpool, Paul Pogba dari Manchester United, Ikay Gundogan dan Riyad Mahrez dari Manchester City, hingga NGolo Kante dari Chelsea, dan beberapa nama lainnya.
Mayoritas pemain ini dikenal taat menjalankan ibadah. Mereka juga tak segan menunjukkan identitas dan kebiasaan mereka sebagai Muslim. Salah satu, yang mungkin sering terlihat, adalah sujud syukur Mohamed Salah usai mencetak gol. Para pemain lain dan fan pun menghormati itu.
Momen laga Leicester vs Crytal Palace setidaknya kembali menunjukkan bahwa semangat toleransi antarumat beragama masih dapat dijunjung tinggi di mana pun kita berada. Apalagi di bulan Ramadhan penuh rahmat ini. Toleransi harusnya tak mengenal batas dan ruang. Termasuk di rumput hijau lapangan sepak bola benua Eropa.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.