Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Surya Adi Pradana

Fenomena Kecanduan Gawai di Masa Pandemi

Eduaksi | Thursday, 29 Apr 2021, 22:06 WIB

Oleh Surya Adi Pradana, Mahasiswa PGSD UniversitasMuhammadiyah Purworejo

Pandemi COVID-19 memberikan dampak kepadabanyak pihak, salah satunya sudah merambah pada dunia pendidikan, pemerintahpusat sampai pada tingkat daerah memberikan kebijakan untuk mengubah sistempembelajaran di seluruh lembaga pendidikan. Sistem tersebut yaitu dengandiberdayakannya sistem pembelajaran jarak jauh atau yang biasa kita sebutdengan daring (dalam jaringan).

Hal ini dilakukan sebagai upaya mencegahmeluasnya penularan COVID-19. Diharapkan dengan seluruh lembaga pendidikantidak melaksanakan aktivitas seperti biasanya, hal ini dapat meminimalisir menyebarnyapenyakit COVID-19 ini. Namun, dengan adanya pemberdayaan sistem pembelajaranseperti ini tidak menyurutkan proses pembelajaran dimana dalam hal ini dapatmenggunakan bantuan teknologi berupa gawai.

Pendidik dan peserta didik sudahhampir semua memiliki gawai atau yang biasa di sebut dengan smartphone. Sehingga penulisan opini inibertujuan untuk mengupas lebih lanjut kelebihan, kekurangan, faktor yangmempengaruhi, kemudian dilanjutkan solusi yang membangun.

Dimulai dengan kelebihan penggunaanproses pembelajaran menggunakan gawai antara lain:

1. Kesempatan belajar daring terbuka luas, tadinya yangmungkin belum bisa, kini sudah bisa mengoperasikannya

2. Dapat membangun relasi yang positif dengan temansebayanya di berbagai daerah bahkan sampai luar negeri. Hal ini memberi efekpada keterampilan sosial peserta didik.

3. Dapat dengan mudah mendapatkan berbagai pengetahuantentang apapun yang positif.

4. Membuka peluang anak muda untuk mengembangkankreativitasnya dibidang teknologi.

5. Peserta didik sedari dini telah mampu menggunakanteknologi internet dengan baik.

6. Anak atau peserta didik dapat mengaktualisasikandiri dengan kebebasan yang bersifat positif.

Pemanfaatan gawai di masa pandemisaat ini sangat dibutuhkan sekali dimana peserta didik atau anak tidak dapatbertatap muka langsung dengan pendidik/guru. Penggunaan gawai dalampembelajaran merupakan salah satu penerapan dari penggunaan media pembelajarandan diharapkan dalam proses pembelajaran menjadi lebih aktif, efektif, danmenyenangkan. Penggunaan gawai sebagai media pembelajaran dimasa pandemi jugamerupakan tuntutan yang semestinya dikuasi di era teknologi seperti sekarangini sehingga tidak adanya kesenjangan teknologi atau yang biasa disebut dengangaptek (gagap teknologi).

Dilanjutkan dengan kelemahan ataukekurangan dari penggunaan gawai dalam proses pembelajaran yaitu gawai dapatmembahayakan peserta didik apabila digunakan untuk maksud yang tidak jelas atauyang membuat fokus peserta didik terhadap mata pelajaran menjadi berkurang.Kemudian fitur-fitur yang dirasa di masa sekarang dalam gawai sendiri sudahterbilang canggih dapat dengan mudah mengalihkan perhatian peserta didik dalammenerima pelajaran.

Kekurangan yang lain yaitu pengeluaran menjadi bertambah.Hampir setiap bulan peserta didik diboroskan dengan pengeluaran membeli kuotainternet. Meskipun kepentingannya untuk daring namun hal ini termasuk kategoripemborosan. Gawai sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku peserta didik.Terlebih lagi apabila kurangnya pengawasan dari pendidik dan orang tua terhadappenggunaan gawai kepada peserta didik.

Di sini peserta didik mungkin akanterlalu bebas dalam menjelajah di internet. Pengawasan secara berskaladibutuhkan dalam hal ini. Sikap peserta didik apabila terlalu kecanduan dengangawai ini dapat berubah menjadi pribadi yang individualis, dimana denganbermain gawai merasa dunianya sudah diambil alih oleh gawai tersebut.

Guna mengurangi kecanduan gawai khususnya untuk anak sekolah dasar bukan hanya tugas orang tua saja. Disiniguru dan masyarakat berhak memberikan cara agar anak tidak kecanduan gawai. Guru bisa memberikan arahan karena biasanya omongan guru lebih didengar siswadaripada omongan orang tua. Selanjutnya, masyarakat bisa memberikan arahan danjuga kegiatan yang mengajak anak terjun langsung di sekitar lingkungan mereka,salah satunya dengan mengembangkan kearifan dilingkungan tersebut.

 

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image