Ramadhan, Bulan Keteraturan dan Pembiasaan Yang Luar Biasa
Agama | 2022-04-15 09:14:38Ada hal yang sangat menarik dan patut kita cermati saat tiba bulan Ramadhan. Pada kesempatan tersebut setidaknya terjadi suatu keteraturan dan pembiasaan yang sangat luar biasa. Ini artinya bukan saja disebut bulan kemuliaan penuh keberkahan semata tetapi bulan Ramadhan menjadi pula bulan pendisiplinan.
Justeru bagi mereka yang melaksanakan ibadah shuam pada bulan ini jelas tengah memproses dirinya untuk bisa menjadi orang bertakwa, di mana Allah telah tegaskan bahwa orang bertakwa akan diberi keuntungan secara duniawi selain pahala yang telah dijanjikan oleh Allah. Maka akan sia-sia bila kesempatan pada bulan Ramadhan ini tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya.
"Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar." (QS at-Thalaq [65]: 2)."Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." (QS at-Thalaq [65]: 3)."Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya." (QS at-Thalaq [65]: 5).
Seringkali di sini banyak kaum muslimin yang cukup menggugurkan kewajiban ibadah shaum dan ibadah lainnya semata tetapi ia sendiri tak mendapatkan makna terdalam dari ibadah yang dilaksanakannya.Karena itu selain harus paham terhadap ilmu yang dimilikinya tentang ibadah juga ia pun harus memperhatikan dan merenungi sejauh mana ibadah yang telah dilakukannya pada bulan Ramadhan ini. Maka dari itu setiap hari harus mengevaluasi diri dengan apa yang telah dicapai hari itu.
Oleh sebab itu maka pada bulan Ramadhan kali ini haruslah kita semua memasang target untuk pencapaian tertinggi yang bisa mendekati derajat ketakwaan yang dimaksud melalui keteraturan dan dan pembiasaan yang dilakukan sepenuh hati. Sebagai wujud pembuktian kita mendisiplinkan diri dalam beribadah dapat terlihat dari terbiasa melaksanakan Shalat tepat waktu, membaca al Quran sehari satu juz, melaksanakan Shalat Tarawih, berbagi dengan seama, tidak mendekati hal-hal yang bisa membatalkan dan mengurangi pahala shaum kita serta pada setiapkesempatan yang ada sellau disisi dengan kegiatan-kegiatan yang positif penuh makna.
Ibdah Ramadhan jika dipahami secara mendalam membuat siapa saja yang melakukannya seolah terpola dengan waktu yang telah ditentukan. Sahur sudah jelas ada waktunya dan batas-batasnya. Begitupula dengan berbuka waktunya sudah ditentukan. Juga untuk Shalat tarawih ada waktu yang jelas, pembayaran zakat fitrah sudah memilikimketentuannya serta pemberian zakat fitrah pun sudah jelas ketentuan waktunya.
Kenyataan ini yang sesungguhnya selalu terulang setiap tahun kepada orang yang diberi kesempatan bertemu Ramadhan seharusnya bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin karena di sinilah sesungguhnya kesempatan penuh untuk meraih yang terbaik. Jangan sampai setiap Ramadhan hasilnya itu-itu saja. Maka keteraturan dan pembiasaan yang diajarkan kepada segenap kaum muslimin harus mampu meningkatkan kualitas keimanan serta ketakwaannya dan dengan bekal itu diharapkan kelak mampu menjadi manusia yang sempurna dan dicintai oleh Allah SWT.
Maka dari itu selama masih ada setengah bulan lagi untuk bisa melaksanakan ibadah shaum dan ibadah yang lainnya pada bulan ini seyogyanya dimanfaatkan betul dengan berbagai ibadah untuk engabdian diri ita kepada Allah SWT. Adanya untuk berbuat kebaikan jangan sampai tak dilakukan sama sekali karena kebaikan itu yang menuntun kita kepada nilai-nilai agama yang baik dapat menuntun kita memperoleh ketakwaan yang dimaksud yang menjadi bekal berharga dalam hidup kita.
Intinya, marilah kita sebagai seorang muslim untuk membentuk diri dengan keteraturan dan pembiasaan yang baik pada bulan Ramadhan ini hingga kita mampu memanfaatkan waktu yang ada sebagai momentum ibadah yang jangan dilewatkan karena jika terlewatkan rugilah kita. Mari sisa bulan Ramadhan ini kita lakukan ibadah teratur agar di ujung Ramadhan diri kita mendapatkan yang terbaik seperti yang kita harapkan di awal Ramadhan ini.***
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.