Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image amelia nurhudaya

Andalusia Sebagai Sejarah Islam yang Hilang

Agama | Tuesday, 27 Apr 2021, 17:30 WIB
Salah satu potret Andalusia

Tahukah anda ? Andalusia adalah tempat yang disana terekam banyak sekali jejak sejarah tentang bangkit dan runtuhnya kekuasaan Islam yang berlangsung selama lebih dari 800 tahun. Bayangkan saja bagaimana islam mengukir sejarah selama 800 tahun di Andalusia ini.

Sejarah Islam di Andalusia ini terekam mulai pada tahun 92 H/ 711 M hingga tahun 797 H / 1492 M. Selama 800 tahun ini tidak sedikit muncul sang mujahid yang pemberani, namun sayangnya tidak sedikit juga ada sang pengecut dan pengkhianat.

Selama 800 tahun tersebut banyak sekali peristiwa yang terjadi seperti berbagai penaklukan, perlawanan, kemudian juga peperangan mempertahankan agama Islam ini. Ada satu peristiwa yang diulas oleh Dr. Raghib ini dalam bukunya yaitu peristiwa tentang Pembakaran Perahu. Dalam buku Bangkit dan Runtuhnya Andalusia ini setelah menguraikan fakta-fakta, dikatakan bahwa Kisah ini sama sekali tidak mempunyai sanad yang shahih dalam sejarah Islam. peristiwa ini popular karena untuk memaklumi kekalahan Barat yang tentu sangat memalukan. Karena bagaimana tidak kisah pertempurannya umat muslim sebanyak 12.000 pasukan berjalan kaki mampu mengalahkan pasuka Gothik sebanyak 100.000 dengan menunggangi kuda. Pembakaran perahu ini salah satu peristiwa yang sangat dikenal, namun memang peristiwa ini sengaja terkenal sebagai topeng orang kristen yang memang mereka merasa malu dengan kekalahannya melawan Islam.

Kekuasaan Islam di Andalusia runtuh akibat berbagai persoalan yang mendera internal kaum muslimin, di samping itu juga perlawanan yang terus dikobarkan oleh kaum salibis atau kaum kristen. Pada saat mulai terkikisnya Islam pada saat itu, terdapat persoalan internal yang menjadi penyakit dan penyebab keruntuhan kaum muslim di Andalusia diantaranya adalah; terjeratnya kaum muslim dalam kehidupan yang glamor dan kemewahan dunia, sibuk mengurusi hal duniawi dan melupakan jihad serta amar makruf nahi mungkar, munculnya perpecahan di antara kaum muslimin, dan merjalelanya kemaksiatan di tengah-tengah masyarakat.

Ada beberapa faktor yang memang pada saat runtuhnya Andalusia ini, namun salah satu faktor yang sangat mendominasinya adalah umat islam yang sudah terpecah belah dan juga saat itu kerajaan-kerajaan Kristen saling bersatu yang mengakibatkan kuatnya agama Kristen dan semakin melemahnya agama Islam pada saat itu.

Kerajaan-kerajaan Kristen bersatu yang menyebabkan islam kalah dalam peperangan untuk mempertahankan. Maka pada saat itu pemerintahan beralih kepada tangan orang Kristen sehingga ketika Kristen ini berada di pemerintahan, banyak penindasan yang dilakukan terhadap orang-orang islam.

Beralihnya pemerintahan kepada tangan-tangan Kristen ini menyebabkan tidak kembali nya pemerintahan ke tangan Islam sampai akhirnya Islam hilang di Andalusia dan belum kembali lagi sampai saat ini.

Dalam bukunya Prof. Dr. Roghib menyatakan Penyakit-penyakit yang menjadi penyebab keruntuhan kaum muslimin pada masa lalu, bukan mustahil akan berulang pada masa kini. Dan, bukan mustahil pula akan terjadi di berbagai belahan dunia Islam pada saat ini, termasuk di Indonesia.

Menurutnya, tidak mustahil agama yang tadinya mayoritas akan

menjadi agama minoritas dan dikucilkan jika tidak saling menjaga. Sayangnya, saat ini saja bukan lagi antar agama yang memiliki persoalan, tetapi justru sesama muslim saja sudah tidak harmonis lagi karena ingin golongannya saling menonjol.

Maka Andalusia ini adalah peradaban Islam yang sudah hilang dan lenyap karena kelengahan umat Islam dalam mempertahankannya. Sejarah adalah sebuah peristiwa yang terulang, semoga Islam dapat mengambil Ibrah dari peristiwa Andalusia ini.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image