Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yudha Manggala P Putra

Masjid Tiban di Malang, Dibangun Hanya Semalam?

Wisata | Monday, 26 Apr 2021, 01:22 WIB
Sumber: pegipegi.com

Masjid Tiban merupakan salah satu bangunan ikonik dengan cerita unik. Sebelum pandemi, masjid 10 lantai ini biasanya selalu ramai dikunjungi dan menjadi salah satu ikon di Kota Malang, Jawa Timur. Yang menarik, masjid megah itu konon dibangun dalam semalam. Bahkan ada yang menyebutnya 'masjid jin'.

Kisah itu muncul memang bukan tanpa alasan. Warga sekitar awalnya tidak menyadari adanya proyek pembangunan masjid di sana. Bangunannya seolah muncul tiba-tiba. Karena itulah diberi nama Masjid "Tiban". Namun, setelah diselidiki, cerita itu kurang tepat.

Santri yang biasa menjadi pemandu di masjid, Iphoenk HD Purwanto, mengatakan pembangunan masjid yang sekaligus Pondok Pesantren (Ponpes) Bihaaru Bah ri 'Asali Fadlaailir Rahmah (Bi Ba'a Fadlrah) ini tetaplah melibatkan manusia. Meski, memang, tanpa melibatkan masyarakat sekitar juga alat-alat berat.

"Wajar kalau masyarakat tidak tahu ada pembangunan masjid di balik pagar karena semua dikerjakan oleh santri," kata pria yang akrab disapa Gus Ipung ini.

Masjid Tiban awalnya masih berupa mushala yang sering dipakai warga setempat. Pemiliknya adalah Romo KH Rahmat Bahru Mafdoluddin Sholeh dan istrinya Hajjah Luluk Rifqoh Al Mahbubah. Keduanya kemudian berniat menjadikan langgar itu sebagai pusat ibadah dan pembelajaran. Menurut Gus Ipung, rintisan ponpes sudah dimulai sejak 1963.

Perencanaan masjid dilakukan pencetus ponpes yang akrab dipanggil Romo Kyai dan Bu Nyai itu selepas shalat Istikharah. Dikatakan, proses pembangunannya tidak melibatkan arsitek sama sekali. Seluruh tahapan pembangunan, mulai pemasangan batu bata, pengadukan semen, hingga pembuatan ornamen, dilakukan secara manual oleh para santri.

Ada lebih dari 500 desain ornamen di sana. Meskipun dibangun para santri, kompleks ponpes seluas 6,5 hektare itu menyuguhkan tampilan arsitektur unik. Karena mencampurkan ragam arsitektur mulai dari Timur Tengah, Thailand, dan Jawa. Saat ini, ponpes yang mempunyai nama bermakna "lautan madu dan memiliki keutamaan kasih sayang" itu setidaknya bisa menampung 350 santri beserta keluarganya.

Ponpes ini juga dilengkapi pusat perbelanjaan, bahkan ada kebun binatangnya. Pusat perbelanjaan terletak di lantai tujuh. Di sana tersedia berbagai barang kebutuhan, seperti pakaian, makanan ringan, maupun alat memasak. Sementara kebun binatang ada di lantai tiga dan sembilan. Ada beragam binatang di sana, antara lain monyet, rusa, burung kakatua, landak, dan ayam.

Menurut Gus Ipung, ini juga menjadi simbol di mana manusia, hewan, dan tumbuhan hidup berdampingan dengan harmonis di ponpes ini. Harmoni ini sebagai perwujudan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. "Nyaris tidak ada kegiatan penebangan pohon di sini, yang ada hanya memindah pohon jika keberadaannya dirasa mengganggu," ujar dia.

Masjid Tiban terletak di Jalan Wakhid Hasyim Gang Ang gur Nomor 10 Desa Sananrejo, Kecamatan Turen. Sesampai di sana tidak sulit rasanya menemukan masjid unik ini. Pasalnya, bangunan megah ini terlihat mencolok di tengah permukiman penduduk.

*Sumber: Republika.co.id dan berbagai sumber lain

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image