Duka dan Doa untuk Nanggala
Info Terkini | 2021-04-25 00:12:21Kabar duka sedang menyelimuti Indonesia dan keluarga besar Tentara Nasional Indonesia (TNI). Kapal selam KRI Nanggala 402 dinyatakan resmi tenggelam pada Sabtu (24/4/2021) setelah tiga hari hilang kontak saat menjalani latihan. Puluhan prajurit terbaik Tanah Air berada di dalamnya.
Kapal yang sudah aktif bertugas menjaga perairan Nusantara mulai 1980-an ini hilang kontak sejak Rabu, 21 April 2021 di perairan utara Bali. Nanggala sempat meminta persetujuan pada pukul 03.00 WIB hari itu untuk menyelam dan menembakkan torpedo.
Namun rentang 46 menit setelah menyelam, KRI Nanggala 402 tidak merespons panggilan yang ditujukan kepadanya. Periskop maupun lampu pengenal tidak tampak dari udara. Komunikasi terputus. Pada waktu yang sebelumnya sudah dijadwalkan untuknya kembali ke permukaan, yakni pada pukul 05.15, Nanggala pun tidak terlihat.
Tak lama berselang, isyarat kapal selam hilang pun disampaikan. Latihan ditunda. Sebanyak lima Kapal Republik Indonesia (KRI), 1 helikopter, dan 400 orang dikerahkan untuk melakukan operasi pencarian kapal selam tersebut pada hari yang sama.
Harapan untuk menemukan Nanggala masih terus dijaga. Meski kapal selam diduga mengalami masalah dan penyebabnya belum bisa dipastikan, awak Nanggala diperkirakan masih bisa bertahan 72 jam berdasarkan perhitungan pasokan oksigen yang dimilikinya. Puluhan KRI dan helikopter terus dikerahkan untuk melakukan pencarian. Sejumlah negara lain pun ikut membantu.
Kabar baik soal pertanda Nanggala muncul Kamis pagi. TNI AL menyatakan soal temuan tumpahan oli di sekitar lokasi terduga hilangnya kapal selam. KRI Raden Eddy Martadinata juga telah mendeteksi pergerakan di bawah air dengan kelajuan 2,5 knot (4,6 km/jam). Objek tersebut sayangnya menghilang sebelum dapat diidentifikasi. Namun, harapan terus menguat. Pencarian terus gencar dilakukan.
Hingga akhirnya kabar sedih itu terpaksa juga datang. Tiga hari setelah pencarian, pada Sabtu , 24 April 2021, TNI AL mengumumkan bahwa Nanggala resmi dinyatakan tenggelam. Sebelumnya, ditemukan puing-puing yang diduga berasal dari Nanggala. Di antaranya berupa pelurus tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin, pelumas periskop, dan alas shalat. Nanggala, berdasarkan pemindaian, saat ini diduga berada di kedalaman 850 meter. Itu jauh di bawah kedalaman operasi maksimumnya yakni 500 meter.
Kabar ini tentu membawa duka dan kesedihan luar biasa. Tidak hanya bagi keluarga para prajurit, TNI, pemerintah, namun juga bagi kita masyarakat Indonesia. Harapan untuk Nanggala dan awaknya ditemukan dalam kondisi selamat, seolah pudar, meski belum sepenuhnya.
Kita, masyarakat Indonesia, sebagai manusia ciptaan Tuhan, saat ini hanya bisa memasrahkan hasil kepada-Nya. Harapan adanya keajaiban memang masih ada. Namun, kalaupun hasilnya berbeda, sedianya kita harus meyakini ini mungkin sudah ketetapan-Nya.
Memberikan doa terbaik. Ini yang setidaknya yang bisa kita lakukan sekarang untuk para prajurit saudara sebangsa kita di Nanggala. Kalaupun mereka akhirnya dipastikan gugur, mari berdoa semoga jasa-jasa dan perjuangan mereka untuk negara menjadi pahala. Pahala yang dapat melabuhkan mereka dalam dermaga terbaik di sisi-Nya.
Aamiin...aamin...ya Rabbal 'Alamin
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.