PEMBELAJARAN MEMERANKAN FABEL/LEGENDA
Guru Menulis | 2022-04-14 08:38:07Salah satu dampak Covid 19 bagi pendidikan adalah pemberlakuan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Bagi pendidik dan peserta didik, kondisi ini membawa hikmah tersendiri. Hikmah yang dapat dirasakan adalah adanya hal baru: pembelajaran yang biasanya dilaksanakan di kelas secara tatap muka, kini dilaksanakan secara non-tatap muka.
Konsekuensinya adalah terjadinya “konflik” bagi pendidik maupun peserta didik. Persoalan yang mengemuka antara lain: keduanya tidak terbiasa dengan PJJ. Apalagi bila dikaitkan dengan pemanfaatan teknologi dengan pembelajaran semisal penggunaan gawai atau ponsel (handphone). Akan tetapi, sebagaimana disinggung tadi, apa pun PJJ harus dilaksanakan selama masa Pandemi Covid 19.
Pemanfaatan WA
Hakikat dari Blended Learning menurut Samsoerizal (2020) adalah perpaduan antara pembelajaran face-to-face atau tatap muka (tamu) dengan non-tatap muka (non-tamu). Tamu non-tamu dalam hal ini lebih ditekankan pada penggunaan digital tools berupa ponsel dengan memanfaatkan semisal WhatsApp (WA).
Mengapa WA? Berdasarkan amatan, aplikasi WA sedemikian akrab di kalangan siswa. WA sering digunakan dalam komunikasi antarsiswa selama ini. Oleh sebab itu, pilihan memanfaatkan WA merupakan hal yang beralasan. Perlu pula diketahui, di sekolah kami tiap kelas memiliki grup WA.
Grup WA tersebut selalu digunakan oleh para wali kelas dan guru mata pelajaran. Bagi wali kelas, grup WA dapat dimanfaatkan sebagai pemantauan ketika peserta didik tidak hadir di sekolah. Bagi guru mata pelajaran, dapat pula digunakan sebagai ajang untuk memberikan informasi berupa tugas kepada peserta didik.
Membacakan Teks Fabel/Legenda
Materi Teks Fabel/Legenda diberikan pada kelas VII semester gasal. Salah satu tujuan yang berkaitan dengan aspek ketrampilan tertera pada Kompetensi Dasar 4.16: “Memerankan isi fabel/legenda daerah setempat yang dibaca dan didengar.”
Sebagaimana diketahui, tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di SMP adalah agar peserta didik trampil berbahasa Indonesia secara lisan dan tulisan. Selain itu, pembelajaran berbasis teks di SMP hendaknya dipahami pula sebagai pembelajaran bahasa secara holistik.
Artinya, teks tidak hanya diberikan dengan tujuan sosial tertentu, namun dikaitkan pula dengan multimoda. Teks dapat diajarkan tidak hanya teks tertulis, tetapi dapat pula secara teks lisan, namun bisa dilaksanakan secara kombinasi audio-visual.
Teks Fabel/Legenda dapat berupa tulisan yang terdapat pada buku pelajaran, modul, dan dapat diperoleh pada situs media daring. Khusus mengenai teks yang ada pada media daring, peserta didik dapat memperoleh tidak hanya teks tulis, namun pembacaan fabel yang dibacakan secara tearikal bahkan ada yang mementaskan berdasarkan teks fabel/legenda tersebut. Guru dan peserta didik jika akan menggali bahan ajar melalui situs akan mendapatkan aneka tampilan baik berupa podcast maupun unggahan video dalam youtube.
Pembelajaran Teks Fabel/Legenda kali ini sesuai fokus tujuan pembelajaran menekankan pada aspek keterampilan yakni peserta didik mampu mementaskan teks fabel/legenda yang ditulisnya. Oleh karena penekanan kita pada PJJ, maka kegiatan pembelajaran melalui WA grup kelas. Perlu diketahui, Pembelajaran Teks Fabel/Legenda dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama berupa pengetahuan tentang teks fabel/legenda. Pertemuan kedua, yakni mementaskan teks fabel/legenda dengan cara memvideokannya dari ponsel.
Fitur Voice Note dipilih, karena dapat menyampaikan pesan kepada peserta didik berupa tugas singkat. Inti tugas meminta kepada peserta didik untuk memvideokan sesuai Teks Fabel/Legenda yang ditentukan siswa dan dipentaskan secara sederhana. Judul yang diberikan berkaitan dengan fabel/legenda. Peserta didik sesuai kreativitasnya diperbolehkan mengembangkan tema tersebut dengan misalnya fokus padaisi fabel/legenda. Durasi video ditentukan hanya 3 – 5 menit.
Pemantauan dalam pembelajaran ini dilakukan mulai dari kehadiran hingga mengunggah video melalui grup WA. Selang-seling selama komunikasi Non-tamu (non tatap muka) terjadi keseruan-kehebohan. Komentar-komentar khas anak-anak mengemuka. Ada yang memang berkaitan dengan topik yang dihabas. Ada pula malah menyimpang dari topik. Rasa pembelajaran alih-alih tamu (tatap muka) saat di kelas, begitu “nyata”.
Dua video yang telah diunggah oleh peserta didik, sebaiknya langsung dibahas. Berdasarkan pengalaman, alangkah lebih serunya tanggapan mereka. Walaupun masih belum sempurna, tayangan video tersebut, namun dalam hal indikator pencapaian kompetensi ketrampilan pembelajaran ini mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) Kompetensi Dasar Teks Fabel/Legenda.
Asyik
Sebagai refleksi pembelajaran tentang Teks Fabel/Legenda, dapat diberikan dua catatan. Pertama, secara umum pembelajaran berlangsung secara tak terduga, karena sungguh mengasyikkan. Mengasyikkan, karena dalam pemantauan guru yang MdR (Mengajar di Rumah) dan peserta didik yang BdR (Belajar dari Rumah) suasana Non-tamu demikian interaktif dan komunikatif.
Kedua, kegairahan peserta didik dalam BdR menandakan bahwa PJJ dapat dilaksanakan dengan baik. Sebagai catatan akhir, kendala teknis masih saja terjadi yaitu: jaringan internet yang kurang baik, ketiadaan kuota internet, dan bahkan ada yang ponsel yang digunakan bergantian dengan anggota keluarga peserta didik.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.