Saatnya Punya Media Sendiri dan Gali Harta Karun Digital
Bisnis | 2021-04-21 05:47:29Oleh Elba Damhuri, Jurnalis/Kepala Republika.co.id
Republika konsisten menggelar pelatihan Jurnalistik Digital. Materi yang diberikan cukup lengkap sebagai dasar teknik dan pengetahuan jurnalistik digital. Materi ini mulai dari teknik penulisan dasar, fotografi, videografi, media sosial, membuat domain atau blog, hingga bagaimana mengupgrade domain/blog itu menghasilkan tambahan pendapatan. Harapannya, setelah ikut pelatihan ini peserta bisa langsung mengaplikasikan semuanya.
Mengapa pelatihan ini menjadi sangat penting bagi masyarakat dari berbagai kalangan usia? Ada beberapa alasan mengapa kita harus memahami jurnalistik digital. Tapi sebelumnya, mari kita simak data-data ini.
Lembaga survei marketing, Nielsen Advertising Intelligence Indonesia (Ad Intel), mencatat pada 2019 belanja iklan digital (online) naik 7 persen dibanding tahun 2018.
Sejak kuartal ketiga 2018 Nielsen telah mengukur belanja iklan digital untuk 200 situs lokal dan 18 saluran Youtube. Total belanja iklan digital pada 2019 mencapai Rp 13,3 triliun dari total Rp 181 triliun atau sekitar Rp 9,3 triliun.
Nielsen Digital Ad Intel memonitor iklan dalam format display dan video, pada berbagai perangkat seperti laptop, desktop dan mobile. Hasil studi Nielsen menunjukkan 52 persen iklan digital disampaikan dalam bentuk display dan sisanya (48 persen) dalam bentuk video.
Bagi media-media online, para blogger, para Youtuber, vlogger, media-media komunitas, hingga media-media individu, ini menjadi peluang sangat besar untuk bisa meraih pendapatan tambahan --bahkan pendapatan utama.
Bagaimana dengan pengguna dan pengakses internet di Indonesia? Ini juga menjadi alasan kuat mengapa dunia digital dengan segala tantangan dan peluangnya begitu menjanjikan.
Data kedua, terkait dengan penetrasi internet di Indonesia. Dari data We Are Social, tercatat ada kenaikan pengguna internet di Indonesia pada tahun ini seebsar 17 persen atau 25 juta pengguna menjadi 175,4 juta.
Ini artinya, sebanyak 64 persen populasi Indonesia (272,1 juta) mengakses internet dengan berbagai platform baik dari ponsel, laptop, tablet, hingga konsol game.
Ketiga, dari jumlah pengguna internet harian yang mencapai puluhan juta secara aktif, ada 16 jutaan orang yang mencari beragam informasi di dunia maya. Pembaca 20 media online terbesar di Indonesia saja ada sekitar 12 jutaan setiap harinya, belum termasuk halaman (pageviews) yang dibaca.
Dari ketiga catatan ini bisa kita katakan jika dunia maya, dunia internet, menyimpan "harta karun" besar yang bisa diraih siapapun. Peluang terbuka sangat lebar pada ekosistem internet yang begitu besar, dinamis, dan beragam ini.
Salah satu kebutuhan belasan juta peselancar di dunia maya ini tentu terkait dengan berita, informasi, ilmu pengetahuan, ulasan-ulasan, cerita-cerita, hingga hal-hal yang ringan di sekitar kita.
Karena itu, pelatihan jurnalistik digital hingga membuat domain ini menjadi penting buat kita. Pelatihan ini tidak hanya memberikan pembekalan teknis jurnalistik, tetapi juga mencakup pemahaman tentang informasi bertanggung jawab, menjauhkan hoaks, hingga memanfaatkan peluang ekonomi dunia maya menjadi penghasilan.
Memiliki media sendiri bisa didasarkan karena hobi, passion kuat menulis, hingga ingin mendapat penghasilan. Yuk kita gali harta karun digital dengan membuat online sendiri.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.