PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DAN KAITANNYADALAM PENDIDIKAN IPA SD (USIA 7-12)
Edukasi | 2021-04-20 17:31:22PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DAN KAITANNYA
DALAM PENDIDIKAN IPA SD (USIA 7-12)
Karakteristik siswa merupakan keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas. Tahapan tingkat perkembangan usia pada anak termasuk tahap sensori motorik (0-2 tahun), tahap praoperasional (2-7 tahun), tahap operasional konkrit (7-11 tahun), dan tahap operasional formal (11 tahun-keatas). Berdasarkan hal diatas diperlukan tindakan lebih lanjut tentang keterkaitan antara keterampilan generik sains dengan siswa di sekolah dasar.
Tujuan pembelajaran IPA yang mengandung konsep yang mengembangkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi secara global. Ada delapan macam keterampilan genetik sains yaitu; (a) Pengamatan langsung tak langsung, (b) Pemahaman tentang skala, (c) Bahasa simbolik, (d) Kerangka logika kata-kata, (e) Hukum sebab akibat, (f) kemampuan pemodelan, (g) Inferensi logika, ( i) Membangun konsep. Melalui keterampilan, sains peserta didik dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir yang bisa mengaktifkan informasi yang didapat kemudian dihubungan untuk menyelesaikan atau menemukan jalan keluar dari suatu permasalahan. SD merupakan lembaga pendidikan dasar yang siswanya berusia antara 7-12 tahun dan memiliki hubungan yang selalu ingin tahu. Kemampuan berpikir tingkat tinggi mengajak siswa agar peka terhadaap lingkungan. Dalam pembelajaran ipa SD berpikir kritis sangat dibutuhkan. Kemampuan berpikir tingkat tinggi aspek analisis (C4), evaluasi (C5) dan mencipta (C6).
Pentingnya gaya belajar siswa sehingga guru bisa memvariasi gaya mengajar, metode pembelajaran, yang cocok diterpakkan pada proses pembelajaran. Perbedaan individu yaitu perbedaan kemampuan dan rasio (kognitif, kepribadian, keterampilan fisik, dan lain sebagainya) antar anak didik pada usia tertentu dan dalam setiap kelompok. Melalui praktik dan aktivitas pendidikan, kita dapat mengakomodasi perbedaan individu para siswa. Selain itu dalam usia sekolah dasar harus adanya pembiasaan agar tertananam karakter yang baik. Salah satu hal yang dapat dilakukan yaitu budaya literasi. Setelah mereka terbiasa maka tahap selanjutnya yaitu pengembangan dan pembelajaran. Perbedaan individu pada umumnya merupakan hasil dari hubungan / interaksi dari pengaruh pengaruh keturunan dan pengaruh lingkungan secara bersamaa yang akhirnya menciptakanatau menghasilkan manusia yang khas. Namun kondisi lingkungan termasuk kondisi dikelas juga memiliki pengaruh yang berarti terhadap perilaku dan perilaku siswa. Hal lain yang mempenaruhi adalah Gaya belajar atau gaya belajar merupakan cara seseorang dalam menyerap informasi, membantu, dan mengola informasi tersebut untuk memecahkan masalah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada kepribadian peserta didik masing-masing. Gaya belajar dengan cara besar dibedakan menjadi tiga jenis yaitu: gaya belajar visual, auditori dan kinestetik. Penggunaan media pembelajaran dapat membuat peserta didik lebih tertarik memahami menerima pembelajaran dan memotivasi mereka untuk selalu belajar. Penggunaan media dapat meningkatkan hasil belajar dan semangat peserta didik. Hal ini dapat membantu kesuilitan peserta didik dalam proses belajar sehingga meningkatkan pemahaman materi. Kelebihan media lain yaitu peserta didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti peziarah, melakukan, memerankan, mendemonstrasikan.
Motivasi adalah satu faktor yang sangat penting dalam proses pembelajaran agar siswa lebih giat dalam belajar. Siswa yang merasa termotivasi akan sangat senang untuk belajar bahkan dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Dengan demikian, hasil belajar yang di peroleh siswa yang diberi motivasi akan semakin meningkat. Rasa percaya diri yang terbentuk pada diri siswa membuat siswa yakin dengan kemampuan yang dimilikinya sehingga menjadikan hal tersebut modal untuk motivasi untuk berprestasi siswa. Rasa percaya diri yang terbentuk tersebut merupakan manifestasi dari berbagai tahapan pembelajaran berupa pengalaman belajar yang telah dilaluinya. Pengalaman yang didapatkan tersebut membuat siswa menjadi lebih percaya diri dalam mengerjakan tugas maupun menghadapi proses pembelajaran di kelas. Sehingga menjadi modal pemicu berprestasi siswa di sekolah. Apalagi pada masa sekolah, siswa merupakan masa untuk mengaktualisasikan dirinya di hadapan masyarakat sekolah dan lingkungan rumah. Hubungan antara rasa percaya diri dengan motivasi berprestasi siswa dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar yaitu menciptakan bentuk positif. Korelasi yang positif yang terjadi tersebut diakibatkan oleh interaksi yang sangat erat didalamnya. Kepercayaan diri yang dimiliki siswa dalam tugas maupun dalam mengikuti pembelajaran merupakan modal yang sangat utama dalam Pemesanan motivasi berprestasi belajar siswa merupakan masa untuk mengaktualisasikan dirinya di hadapan masyarakat sekolah dan masyarakat di lingkungan rumah tinggal. Hubungan antara rasa percaya diri dengan motivasi berprestasi siswa dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar yaitu menciptakan bentuk positif. Korelasi yang positif yang terjadi tersebut diakibatkan oleh interaksi yang sangat erat didalamnya. Kepercayaan diri yang dimiliki siswa dalam tugas maupun dalam mengikuti pembelajaran merupakan modal yang sangat utama dalam Pemesanan motivasi berprestasi belajar siswa merupakan masa untuk mengaktualisasikan dirinya di hadapan masyarakat sekolah dan masyarakat di lingkungan rumah tinggal. Hubungan antara rasa percaya diri dengan motivasi berprestasi siswa dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar yaitu menciptakan bentuk positif. Korelasi yang positif yang terjadi tersebut diakibatkan oleh interaksi yang sangat erat didalamnya. Kepercayaan diri yang dimiliki siswa dalam tugas maupun dalam mengikuti pembelajaran merupakan modal yang sangat utama dalam Pemesanan motivasi berprestasi belajar Korelasi yang positif yang terjadi tersebut diakibatkan oleh interaksi yang sangat erat didalamnya. Kepercayaan diri yang dimiliki siswa dalam tugas maupun dalam mengikuti pembelajaran merupakan modal yang sangat utama dalam Pemesanan motivasi berprestasi belajar Korelasi yang positif yang terjadi tersebut diakibatkan oleh interaksi yang sangat erat didalamnya. Kepercayaan diri yang dimiliki siswa dalam tugas maupun dalam mengikuti pembelajaran merupakan modal yang sangat utama dalam Pemesanan motivasi berprestasi belajar
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.