Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Khofifatun Rohmah

Kemampuan Siswa Menguasai Konsep IPA di Masa Pandemi

Eduaksi | 2021-04-19 08:03:21

Sudah hampir 1 tahun lebih masa pandemi virus Covid -19 merambah wilayah Indonesia. Semua pekerjaan masyarakat sangat terbatas. Pekerja tidak boleh sembarangan masuk kerja, dan dalam hal pendidikan juga sangat terbatas. Antara guru dan siswa tidak boleh melakukan tatap muka secara langsung. Sehingga pembelajaran yang dilakukan menggunakan sistem jaringan atau biasa disebut daring. Sistem pembelajaran daring (online) biasanya menggunakan applikasi google classroom, zoom, atau Grup WhatsApp.

Salah satu guru di daerah Purworejo mengatakan bahwa perkembangan kemampuan siswa dalam menguasai konsep IPA semenjak masa pandemi covid sangat menurun, hal ini bisa terjadi karena kurangnya waktu kesempatan antara guru dan siswa untuk melakukan pembelajaran. Pembelajaran IPA dengan daring saja tidak cukup, karena banyaknya materi pengetahuan yang harus dikuasai anak dalam mata pelajaran IPA dan perlunya praktik secara langsung dengan alam agar anak mudah paham dan mengingat materi yang dijelaskan. Jika pembelajaran hanya dengan daring maka sangat terbatas, dan anak tidak terkontrol dalam belajar. Sehingga di masa pandemi ini guru menggunakan metode daring dengan penugasan dan juga guru melakukan belajar kelompok dengan siswa, dimana satu kelompok terdiri dari 3-4 siswa, kemudian guru mendatangi setiap kelompok belajar. Waktu yang diberikan juga sangat terbatas, hanya 1-2 jam saja. Sehingga materi yang diserap anak belum dilakukan secara penuh.

Pada hakikatnya pembelajaran IPA lebih tepat mengunakan metode luring, karena anak bisa praktik langsung dengan alam dan berinteraksi aktif dengan teman sebaya mereka. Sedangkan pembelajaran daring anak lebih suka bermain daripada belajar. Media pembelajaran yang digunakan pada saat daring hanya dengan berbagai aplikasi di gadget, adapun media pembelajaran secara luring dengan menggunakan lingkungan sekitar rumah siswa sebagai sarana praktik dari penugasan guru. Kelebihan dari penggunaan media ini yaitu bisa membantu siswa dalam belajar, sebagai perantara penyampain ilmu dari guru ke siswa, dan masih banyak lainnya. Adapun kelemahan dari media ini yaitu waktu pembelajaran yang dilakukan sangat terbatas yaitu hanya jam, sehingga pembelajaran belum efektif.

Kendala yang dialami oleh guru dalam mengajarkan IPA di masa Pandemi Covid -19 ini anak menjadi kurang perhatian dengan apa yang diajarkan oleh guru. Siswa hanya asyik bermain gadget untuk bermain, sehingga tugas dan kewajiban siswa belum dilakukan secara terpenuhi. Keinginan siswa hanya bermain dan bermain terus, sehingga terkadang guru kewalahan dengan sikap anak yang mulai berubah. Guru harus lebih kerja keras dan inovatif dalam menciptakan lingkungan pembelajaran sehingga anak lebih tertarik untuk belajar. Adapun cara dari guru untuk lebih memantau anak saat belajar di rumah yaitu dengan bekerjasama dengan orang tua siswa agar selalu mengajak anak utuk belajar, dan lebih mengontrol kegiatan keseharian anak, sehingga sikap anak lebih terkontrol. Dan hal ini juga untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar.

Hasil pembelajaran mata pelajaran IPA di masa pandemi juga menjadi kurang dan menurun dari biasanya sebelum adanya pandemi, karena sebelum pandemi dengan pembelajaran tatap muka anak akan lebih paham. Sedangkan sekarang dengan pembelajaran daring siswa harus belajar secara mandiri agar bisa paham. Jika anak tidak aktif belajar kemungkinan anak akan tertinggal materi yang penting. Hal ini menjadi PR para guru dan siswa bagaiamana cara memaksimalkan pembelajaran IPA di masa pandemi ini agar bisa meningkat lagi. Harapannya semoga masa pandemi ini bisa cepat selesai, dan Negara Inonesia aman dan sehat kembali. Sehingga sistem pembelajaran bisa pulih kembali.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image