Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yudha Manggala P Putra

Seni Lukis Cahaya (Light Painting)

Gaya Hidup | Friday, 16 Apr 2021, 17:17 WIB

Melukis tak melulu mengandalkan kuas dan cat saja. Cahaya juga bisa digunakan untuk memulaskan imajinasi menjadi karya dua dimensi bernilai seni tinggi.

Istilah light painting mungkin terdengar asing di kuping masyarakat awam. Tapi, tidak untuk pecinta fotografi seperti Syarief Maulana. Pria yang kesehariannya bekerja sebagai desainer grafis di sebuah perusahaan televisi swasta nasional ini mengenalnya sejak masih duduk di bangku kuliah. Meski begitu, ia mengaku baru serius menekuni hobi 'lukis cahaya' lima tahun lalu.

"Karena saat itu baru punya kamera sendiri," ujar pria kelahiran Jakarta, 5 Mei 1985, ini sambil tertawa kecil.

Light painting bisa dianggap sebagai seni fotografi yang memadukan teknik melukis dalam proses pembuatan fotonya. Hanya saja, kuasnya digantikan dengan sumber cahaya. Kanvasnya bisa objek foto atau bidang hampa.

Membuatnya biasa dilakukan pada malam hari atau dalam kondisi cahaya minim. Caranya, dengan menggerakkan sumber cahaya yang digunakan untuk menerangi beberapa titik pada objek sehingga daerah yang bercahaya saja yang terekam kamera.

Proses ini kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk gambar dua dimensi. Sejatinya, karya light painting dihasilkan berkat pergerakan sumber cahaya yang ditangkap kamera dan bukan direkayasa, misalnya melalui aplikasi pengolah grafis seperti Photoshop.

"Proses pengambilan gambarnya juga terbilang tidak mudah karena memadukan dengan seni lukis," kata Syarief.

Jejak light painting sebenarnya bisa ditelusuri hingga ke tahun 1914. Ilmuwan di bidang teknik industri Frank Gilbreth disebut menggunakannya pertama kali untuk keperluan penelitian di Amerika Serikat. Pada rentang 1935 hingga 1949, bermunculan juga nama-nama yang disebut pelopor seni lukis cahaya seperti Man Ray, Barbara Morgan, Gjon Mili, dan Pablo Picasso.

Di Indonesia sendiri seni ini sudah dikenalkan pada 1980-an. Fotografer bernama Eddy Mulyanes disebut dalam laporan majalah Tempo edisi 2 Februari 1980 sebagai salah satu yang pertama mempeloporinya di tanah air. Ia saat itu memamerkan 40 karya lukisan cahaya di ruang pameran Taman Ismail Marzuki.

'Lukisan-lukisan' itu disebut Eddy membutuhkan empat tahun eksperimen. "Seni ini sudah lama ada di Indonesia. Tapi mungkin dahulu belum banyak peminatnya. Seiring kemajuan zaman, perkembangannya mulai terlihat. Sudah banyak komunitas dan para pencinta fotografi mempelajari dan menyukai seni lukis cahaya ini," ungkap Syarief.

Peminat light painting di tanah air memang terus tumbuh. Komunitas yang mewadahi seni fotografi ini juga sudah banyak berdiri. Salah satunya I 'Light' This.

Komunitas yang mengaku mengusung aliran light graffiti ini memiliki hampir 10 ribu anggota. Mereka berasal dari berbagai wilayah di Indonesia seperti Jakarta, Depok, Bogor, Bandung, Yogyakarta, Sidoarjo, hingga Kalimantan.

Syarief adalah salah satu pendiri I 'Light' This. Awalnya ia bersama rekannya Adhe Novi membuatnya sebagai grup kecil di situs jejaring sosial Facebook. Keduanya tak menyangka respons yang didapat luar biasa. I 'Light' This kemudian berkembang dan lahir sebagai komunitas pada tanggal 14 maret 2009.

"Kini biasanya kita adakan hunting bareng setiap 2 minggu 1 kali, setiap hari Sabtu. Sekitar 30-40 orang hadir setiap pertemuan tersebut, kita ajarkan basic bermain fotografi dengan cahaya minim dan teknik slow speed atau bulb," ujar Syarief.

 

*Ngobrol-ngobrol dilakukan pada Januari 2014. Foto: Phillips dari komunitas I 'Light' This.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image