Mendapat Hikmah di Warung Kopi Klotok Cisarua
Kuliner | 2022-04-12 09:25:10Apapun yang kita perbuat di dunia, pasti meninggalkan jejak.
Tingkatan jejak yang paling dahsyat yaitu ketika suatu perbuatan yang kita lakukan, ternyata meninggalkan jejak di hati seseorang. Entah itu pasangan hidup kita, anak ataupun orang tua kita.
Setiap jejak adalah sebuah ‘tanda’ yang memiliki makna. Dengan membaca ‘tanda’, kita akan mendapatkan ‘petunjuk’.
> “Apakah ‘petunjuk’ ada tingkatannya juga ?”
Ada !
Petunjuk yang paling mulia namanya ‘Hidayah’. HIDAYAH adalah petunjuk yang dapat mengantarkan orang pada kebaikan (M Azkiya Hikmatiar, Islami.co. 2020).
> “Wahduuh...ribett. Ada contohnya gak ?”
Ada !
Di daerah Cisarua Bogor, ada warung kopi cabang dari Yogya baru buka tiga bulan lalu. Namanya Waroeng KOPI KLOTOK. Yang boyong ke Cisarua, Mbak Titek Soeharto.
Asyiknya, makan komplit di warung ini cuma bayar Rp 18.500 !! Pengunjungnya ramai sampai sekarang & viral pula di jagat medsos. Nah ini awal dari yang namanya sebuah tanda.
> “Oke paham. Lanjut.”
Tanda ini semakin punya makna, soalnya pemilik warung di Yogya sudah pernah bilang gak mau buka cabang.
Alasannya, karena ingin menjaga keotentikan masakan. Alasan lain rupanya pemilik sudah merasa dicukupkan rejekinya oleh Allah Subhanahu wata'ala hanya dengan satu warung saja.
> “MasyaAllah, keren !”
> “Lah, terus apa dong yang bikin mbak Titiek keukeuh banget pingin mendapat ijin membuka usaha tersebut di Cisarua ? Bukannya Mbak Titiek sudah punya usaha di bidang media, kimia, keuangan, investasi, listrik dan transportasi ? Kenapa sekarang usaha warungan ?
”Wah..wah..sabaran ya
Sampai di tahap ini, obrolan kita sudah masuk ke petunjuk motif.
Motif adalah alasan atau dasar seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Coba kita sama-sama simak pengakuan Mbak Titiek berikut ini yang dilansir oleh detikcom;
“Saya jatuh cinta dengan makanannya. Saya mencicipi makanannya. Lodeh ya. Lodeh itu masakan ibu saya sehari-hari. Ibu saya kalau setiap weekend, ibu bikin lodeh tempe. Suasananya enak dan rame,” tutur Titek Soeharto.
“Saya kerjain sendiri, ngga pake arsitek, ngga pake kontraktor, Saya merangkap jadi mandor hingga interior. Supaya dapat kepuasan tersendiri,' ungkap Titiek yang mengolah tanah kebun menjadi warung kopi.”
Dari pengakuan ini berarti kita sudah menemukan beberapa ‘tanda’ yang menjadi ‘petunjuk’, yaitu:
1. Sayur lodehnya Waroeng Kopi Klotok enak banget.
2. Saking enaknya sampai me-rekonstruksi serpihan jejak di ruang hati mbak Titiek, bahwa rasa lodeh di warung itu mirip-mirip sayur lodeh buatan ibunya sendiri.
> “Kesimpulannya ?”
Yaa, melalui jejak semangkuk sayur lodeh kita bisa membaca betapa berartinya sosok seorang ibu Tien di diri mbak Titiek. Padahal itu hanya semangkuk sayur lodeh, tapi mampu meluluhkan hati pemilik warung agar berkenan membagi resep asli.
Padahal hanya setangkup sayur lodeh, tapi bisa memindahkan sebuah waroeng dari kaki gunung Merapi ke kaki gunung Pangrango yang asri. Demi berkhidmat kepada ibunda yang telah mendahului, hingga rela mengerjakan dan mengawasi sendiri usaha kopi dan nasi.
> “Dari tadi sayur lodeh melulu, kopi-nya mana ?”
Nah, kopi-nya juga sedap. Soalnya disangrai dahulu dengan kayu bakar, setelah itu dididihkan berbarengan dengan air dan gula. Hingga airnya melotok dan menebarkan aroma harum.
Sambil menyeruput secangkir kopi, kita bisa melihat beberapa poster motivasi yang agak mencolok mata.
> “Maksudnya ?”
Iya, segala yang kita lihat didalam warung ini adalah curahan pemikiran & perasaan yang dikerjakan sendiri oleh mbak Titiek. Semua yang kita lihat itu adalah tanda non verbal yang bisa dianalisis untuk mengungkap maksud tersembunyi. Contohnya, ada 3 poster motivasi yang dipajang di dinding Waroeng Kopi Klotok ini.
Poster pertama berisi kata-kata: “Dari KOPI aku belajar kalau yang PAHIT masih bisa DINIKMATI.”
Poster kedua: “Barangkali TUHAN menciptakan KOPI supaya kita semua bisa BERTEMAN.”
Poster ketiga: “Every love story is beautiful, but ours is MY FAVORITE.”
Kehadiran tiga poster tersebut bukan tanpa maksud, lho. Bisa jadi ditampilkannya poster itu sebagai muhasabah mbak Titiek, juga sebagai media untuk mengajak kebaikan kepada orang yang membacanya.
Membaca poster pertama, “Dari KOPI aku belajar kalau yang PAHIT masih bisa DINIKMATI”
Konotasi yang timbul adalah kepahitan hidup pernah dialami oleh keluarga Cendana pasca reformasi 98. Mbak Titiek mungkin sudah mengalami semuanya, dari mulai perubahan kawan menjadi lawan, hingga ejekan dan bulian.
Namun seiring berlalunya waktu dan usia, ‘kepahitan’ itu telah berubah menjadi ‘hikmah’. Bahwa jadi orang itu tidak boleh sombong, dan tidak boleh marah kalau di kritik. Semua kritikan orang itu adalah untuk menunjukan bahwa kita rendah di hadapan Allah Subhanahu wata’ala.
Membaca poster kedua, “Barangkali TUHAN menciptakan KOPI supaya kita semua bisa BERTEMAN.”
Konotasi yang timbul adalah dibalik kesuksesan bisnis dan ramainya persahabatan yang dijalani sebelumnya, rupanya semuanya tidak memuaskan hatinya. Ada relung kosong yang kadang bisa terobati dengan indahnya pertemanan. Untuk itulah usaha warungan ini dilakoni, agar mbak Titiek bisa berkenalan dan memiliki teman-teman yang baru.
Membaca poster ketiga, “Every love story is beautiful, but ours is MY FAVORITE.”
Konotasi yang timbul adalah, ini poster romantika yang tragis antara Pak Prabowo & Mbak Titiek. Setelah lima belas tahun hidup bersama, berakhir kandas. Kerusuhan Mei 1998 disebut-sebut sebagai biang keretakan itu. Begini ceritanya...
Jakarta, 20 Mei 1998
Selepas maghrib, Prabowo yang masih mengenakan pakaian tempur loreng menuju Cendana. Dikira akan mendapat pujian karena sudah susah payah menggagalkan demonstrasi yang digalang oleh Amin Rais di kawasan Monas Jakarta.
Saat langkah kakinya memasuki ruang keluarga, tampak Soeharto sedang duduk bersama Wiranto dan putra putri Cendana. Wiranto melapor bahwa ada gerakan pasukan Prabowo di istana dan rumah Habibie. Padahal maksud Prabowo menugaskan pasukannya untuk mengamankan kawasan istana dan rumah wakil presiden.
Soeharto cenderung lebih percaya kepada Wiranto.
Semuanya menoleh dengan geram ke arah Prabowo. Seketika ia diusir keluar dari rumah. Ia dianggap pecundang di depan keluarga istrinya
“Jadi, saya keluar. Saya menunggu. Saya ingin masuk. Saya katakan saya butuh penjelasan. Istri saya menangis,” kenang Prabowo.
Setelah itu Prabowo pun pulang. Hingga akhirnya pisah ke Yordania dan Titiek ke Amerika menemani anaknya yang sedang studi disana
Tidak banyak yang mengetahui pada waktu itu ada permusuhan antara Prabowo dan Wiranto. Rivalitas antara menantu yang cerdas, berprestasi tinggi, dan siap mati di medan pertempuran dengan seorang Pangab yang mendapat kepercayaan seorang Presiden.
Bertahun-tahun Prabowo tidak kunjung pulang dan tuduhan pengkhianat itu terus melekat pada citra dirinya.
Hingga diketahui ada surat Presiden Habibie kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) tanggal 13 September 1999 yang berisi Habibie memastikan bahwa Letjen. (Purn) Prabowo Subianto, mantan Panglima Kostrad, sebetulnya tidak terbukti sebagai dalang peristiwa kerusuhan Mei 1998.
Meski demikian Habibie sudah terlanjur menonaktifkan Prabowo dari jabatannya dan memensiunkannya sebagai anggota TNI-AD. Habibie memandang, saat kerusuhan Mei 1998 Prabowo sebagai pejabat militer yang bertanggung jawa atas keamanan negara. *****
Hikmah dari petunjuk warung kopi ini adalah, janganlah kita menyia-nyiakan waktu !
Konsep waktu ada tiga: kemarin, hari ini, dan hari esok.
Kemarin adalah takdir & kita tidak dapat kembali. Hendaknya kita jadikan pelajaran apa yang telah kita perbuat.
Hari ini adalah anugerah. Hendaknya kita isi dengan amal kebaikan.
Sedangkan hari esok masih menjadi rahasia Allah subhanahu wata’ala. Janganlah kita gusar tentang hari esok. Tidak ada yang menjamin kita hidup sampai esok. Karena itu bekalilah dengan merencanakan, kebaikan-kebaikan apa yang akan kita jalankan ?
Wallahu a’lam
April 2022, Dapoer Zam Zam
-----------------------------
Referensi:
Femi Adi Soempeno & Firlana Laksitasari. Buku Prabowo Ksatria Pengawal Macan Asia.
Ferdinand De Saussure. Semiotika.
Ibnu Hamad (2004)
John Fiske
Norman Fairclough. CDA
Detikfood
Republika.co.id
Tirto.id
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.