Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Cak Hadi

Ramadan 1443 H, Saatnya Menahan Diri Dari Nafsu Cepat Kaya

Agama | Sunday, 10 Apr 2022, 00:41 WIB
Sumber foto: Republika.co.id

Buat saya, bulan Ramadan 1443 ini istimewa. Selain karena masih dalam suasana pandemi, di Ramadan kali ini bertepatan pasca munculnya fenomena pamer kekayaan oleh OKB alias Orang Kaya Baru, atau ‘crazy rich’, ‘sultan’, atau apapunlah istilahnya.

Namun sayangnya, kini dua ‘selebritis harta’ muda yang namanya kerap berseliweran di layar kaca maupun layar digital, justru malah ditangkap polisi. Indra Kenz dan Doni Salmanan--yang bisa dibilang hanya anak kemarin sore tanpa jejak konglomerasi yang jelas—disangka melakukan penipuan dan tindak pidana pencucian uang (TPPU). Diduga, ulah Indra dan Doni ketika menjadi afiliator binary options berhasil menipu puluhan ribu orang dengan nilai kerugian hingga ratusan miliar.

Ngomong-ngomong soal platform binary options Binomo yang telah menyeret Indra Kenz ke penjara, para pembaca mungkin masih ingat beberapa tahun lalu Binomo ini kerap muncul di platform Youtube sebagai iklan di awal video, dengan kata-katanya jargonnya—yang mungkin masih terngiang di alam bawah sadar anda—"Jutaan orang bahkan tidak menyadari bahwa mereka bisa menghasilkan US$1.000 dolar per hari tanpa meninggalkan rumah dan Anda adalah salah satu dari mereka,".

Jargon manis inipun nyatanya berhasil menjadikan banyak orang berfikir bisa kaya mendadak dengan cepat bak Indra Kenz. Namun bukannya untung malah buntung yang didapat.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Boleh jadi, fenomena ingin lekas kaya ini adalah salah satu buah dari modernitas. Mengapa demikian?

Sebelum membahasnya, kita coba amati fenomena flexing alias pamer kekayaan di antara crazy rich Indonesia, yang menjadi fenomena baru sejalan dengan makin masifnya era media sosial. Mulai dari pamer rumah mewah, mobil premium, hingga kegiatan bagi-bagi uang banyak (dan meraup cuan banyak pula dari konten bagi-bagi uang ini) selalu menyedot perhatian banyak warganet peselancar medsos.

Perilaku flexing pun bukan hanya aksi pamer kekayaan dan kemewahan. Namun juga menjadi ajang tetapi pamer eksistensi diri serta gaya hidup, untuk mendapatkan pengakuan sosial dan pencitraan.

Dalam kaitannya dengan modernitas, Sosiolog Anthony Giddens menganalogikan modernitas laksana sebuah panser raksasa (juggernaut) yang terlepas dan tak terkendalikan lagi, sehingga menghasilkan “dunia yang tak terkendali”. Karena itu, Giddens menyatakan salah satu konseksuensi modernitas, yakni formasi-formasi sosial yang mapan, telah tergantikan dengan formasi-formasi virtual individual yang sempit.

Nah, kembali ke konteks era medsos di ‘negara +62’, yang terjadi dalam konteks modernitas a la Giddens adalah ketakjuban akan iming-iming kekayaan berlimpah yang didapatkan dengan cara yang mudah. Cukup berinvestasi di platform tertentu, maka mimpi anda menjadi kaya akan segera terwujud.

Ketua Koordinator Korban Binary Option Maru Nazara, dalam program Investime CNBC Indonesia Senin 7 Maret 2022 mengatakan, kebanyakan korban kasus Binomo terjerumus karena tertarik melihat profit yang fantastis dari para afiliator. Menurutnya, para korban binary options dijanjikan dan diiming-imingi oleh afiliator yang memamerkan hasil trading. Dan hasil keuntungan semu pun dilihat seperti nyata adanya.

Karena itulah, salah satu fungsi puasa adalah pengendalian diri. Pengendalian akan makan minum dan aktifitas suami istri, pengendalian pikiran, serta pengendalian hati.

Kata-kata bijak mengatakan, jika manusia sudah mampu mengendalikan nafsunya, maka semakin dekat ia dengan ketakwaan. Karena nafsu yang tak terkendali justru berpotensi menjerumuskan diri sendiri, termasuk di dalamnya nafsu ingin kaya dengan cepat.

Juga tak perlu kalap menuruti hawa nafsu untuk menghabiskan THR dalam sekejap, tapi gunakanlah dengan bijak. Dan syukur-syukur bisa digunakan pula untuk berinvestasi dengan rasional dan dengan platform yang tepat, serta abaikan iming-iming keuntungan yang cepat dan tak logis. Karena pada prinsipnya, setiap investasinya tentu ada resikonya.

Jadi, cukuplah anak-anak kecil yang akan menjadi “crazy rich dadakan” saat Lebaran, dengan ‘saweran’ yang didapatkannya dari hasil berkunjung ke handai taulan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image