TAK BERSYUKUR MAKIN KUFUR
Sastra | 2022-04-03 05:35:01bencana bertubi-tubi menegur
apakah hatimu luntur?
apakah hatimu masih membatu?
dan jiwamu bertambah dungu?
tak kutahu harus dengan apa kecongkakanmu dimusnahkan
tak kaulihat longsor terus menimbuni kampung demi kampung
badai mengoyak-koyak segala yang tampak
tsunami memorakporandakan diri-diri hingga tak terperi
masihkah kaubusungkan dada yang berisi tulang-tulang cuma?
masihkah kaubanggakan raga yang tak seberapa ini?
nikmat berlipat-lipat kaudapat
tak tahukah kau tak semua diberi?
tak mengertikah kau tak semua orang mengerti?
lihat!
lihat!
kepongahan yang sedang kau pertontonkan ke segenap penjuru
ketengilan yang selalu kau sandangkan pada tiap arena
kecongkakan karena pendidikanmu yang berstrata tiga
tatap!
tatap!
betapa kaubaikan nikmat
kau mungkiri anugrah
”inilah kerja kerasku!” ucapmu sambil mengepalkan tangan
alangkah sangat alangkahnya
kau remehkan seluruh karunia yang tak perlu kauperjuangkan
belum puaskah musibah dipertontonkan
agar kau dapat memetik pelajaran
agar kau dapat memanen hikmah ilahi
yang selalu terpancar
tanpa pudar
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.