Sang Pemilik dan Pengatur Langit
Agama | 2022-04-01 21:29:25Rochma Ummu Arifah
Surat Al-Baqarah ayat 108 berbunyi, "Tidakkah kamu tahu bahwa Allah memiliki kerajaan langit dan bumi? Dan tidak ada bagimu pelindung dan penolong selain Allah."
Lantas, bagaimana jika ada manusia, yang notabene adalah makhluknya Allah mengaku mampu untuk mengendalikan langit. Mampu pula mengatur langit sesuai dengan keinginannya. Bagaimana kedudukan ayat ini yang mengatakan bahwa Allah-lah pemilik langit dan juga bumi?
Manusia Pengatur Langit
Masyarakat Indonesia masih saja belum move-on dari satu peristiwa yang dikawal oleh pemerintah dan negara di mana di sana ditampakan adanya manusia dengan kekuatan super yang mampu mengendalikan hujan. Setelahnya, kehebohan tak berakhir. Dilanjutkan dengan diundangnya super power woman ini ke beberapa acara sembari menjelaskan dengan gamblang kekuatan yang dimilikinya. Bahkan, satu statement yang keluar mengatakan bahwa dia-lah yang memiliki langit, mampu mengatur langit, mampu mengendalikan langit sesuai dengan kemauannya.
Tak hanya undangan ke berbagai acara yang semakin menancapkan pamornya di publik tanah air, pemerintah juga seakan ikut membenarkan dan meyakini hal ini. Salah satu buktinya adalah apa yang dinyatakan oleh satu unggahan Kemdikbud di akun resminya yang mengatakan bahwa pawang hujan bekerja menggunakan gelombang otak Teta untuk berkomunikasi dengan semesta saat hendak melakukan tugasnya.
Statement ini sekali lagi seakan menjadi pembenar apa yang ada. Bahwa ada manusia super pengendali langit yang bisa mengatur keberadaan hujan, intensitasnya dan juga lokasi di mana hujan seharusnya terjadi dan tak seharusnya turun.
Pembenaran Kesyirikan
Kembali pada surat Al-Baqarah ayat 108 di atas, akidah muslim mengatakan bahwa Allah-lah yang memiliki langit. Tak ada satu pun makhluk yang bisa mengendalikannya. Baik itu manusia super power atau pun yang dikenal dengan istilah pawang hujan. Bahkan, sebagian ulama sepakat bahwa keberadaan pawang hujan dalam akidah Islam adalah kesyirikan karena mengandung kepercayaan kepada zat lain selain Allah Swt yang memiliki kemampuan untukengatur langit dan hujan.
Dalam Islam, akidah menjadi pondasi yang amat penting. Dengan akidah yang kuat akan terlahir muslim yang memiliki kualitas keimanan yang tinggi. Sebaliknya, akidah yang lemah akan membuat muslim mudah tergoyahkan dalam memahami agamanya sendiri.
Perhatian utama dalam menciptakan akidah yang kuat dan murni ini seharusnya ada di dalam pemerintahan, sekali lagi dengan melihat esensinya yang besar. Pemerintah bersama dengan pihak terkait harus dapat memastikan adanya pembentukan akidah yang benar bagi setiap rakyat. Akidah murni yang tak tercampuri oleh satu kesyirikan apa pun. Tak berhenti di sini, pemerintah juga selalu memiliki tanggung jawab untuk menjaga kemurnian ini.
Inilah yang seharusnya dijalankan oleh pemerintah. Bukan malah menyajikan atau bahkan menyetujui hal yang bertentangan dan malah merusak akidah murni rakyatnya. Di sinilah rakyat seyogyanya bisa merasakan bahwa perhatian besar pemerintah dan negara saat ini tak semata hanya untuk rakyatnya. Namun untuk yang lainnya yang masih jauh dari harapan memberikan pemenuhan kebutuhan rakyatnya, baik kebutuhan spiritual dan ruhiyah.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.