Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image lbi

Cara Praktis Menghilangkan Rasa Cemas Berlebihan

Gaya Hidup | Friday, 01 Apr 2022, 16:20 WIB

Kita kadang merasa cemas mengenai masa depan dan masa lalu baik itu karena masalah kesehatan, pekerjaan dan keluarga. Kecemasan tersebut yang terkadang menyerang kepala kita sejak kita bangun sehingga merusak istirahat dan kesehatan mental kita. Kenapa cemas berlebihan sering kita alami? Bagaimana cara praktis menghilangkan rasa cemas berlebihan?

Orang biasanya cemas mengenai masa depan dan percaya bahwa mereka akan mencapai jalan keluarnya. Cemas merupakan proses yang menimbulkan kekhawatiran dan mengarah pada depresi (bahkan bisa memicu gejala bipolar) serta dalam kasus yang paling ekstrem hingga bunuh diri.

Kenapa cemas berlebihan itu normal, tetapi jika sepanjang hari Anda memiliki pikiran yang sama dan Anda tidak dapat mengendalikannya, maka Anda sedang bermasalah.

Ada beberapa pertanyaan teknis yang dapat Anda praktikkan agar bisa berhenti merasa cemas. Setidaknya, belajar menangani kecemasan tersebut dengan lebih baik. Berikut langkah praktis menghilangkan rasa cemas berlebihan yang dapat diterapkan :

Tetapkan Waktu Khusus Cemas

Coba dedikasikan 15 menit di pagi hari dan 15 menit lagi di malam hari hanya untuk mencemaskan diri sendiri yang dinamakan "Waktu Perhatian". Metode yang diusulkan oleh psikolog ini didasarkan pada terapi perilaku kognitif (CBT), yang mengeksplorasi hubungan antara pikiran dan emosi untuk memicu perubahan psikologis. Menetapkan waktu yang ditetapkan sepanjang hari untuk mengelola masalah dalam waktu 15 menit. Sekali di pagi hari dan sekali lagi di sore hari. Kita harus mendedikasikan waktu tersebut hanya untuk kecemasan. Dengan cara ini kita membangun misi dan setelah itu kita dapat memutuskan hubungan sampai waktu kecemasan berikutnya. Jadi, setiap kali kecemasan menyerang kita, kita harus mengatakan pada diri sendiri: "Sekarang tidak. Ini bukan saatnya untuk cemas."

Gunakan Kenangan Positif

Kita boleh terus khawatir, tetapi menggunakan ingatan yang memancing emosi positif dalam diri kita. Sering kekhawatiran datang ke pikiran kita di malam hari sehingga tidak membiarkan kita tidur. Karena itu disarankan untuk "beristirahat sejenak tanpa khawatir selama beberapa menit". Setelah mendedikasikan 5 menit untuk mengelola kecemasan di malam itu, kita harus menjadwalkan 10 menit lagi untuk memikirkan memori positif. Pikirkan saat ketika kita merasa bahagia, bangga atau santai, dan kelola pikiran itu dengan cara yang sama seperti kita mengatasi kecemasan. Cobalah untuk mengulanginya 30 kali di otak, sehingga kita masih khawatir, tetapi kali ini tentang sesuatu yang hal yang lebih baik atau afirmasi positif. Analisis semua detail tersebut di kepala kita dan baca emosi positif, mengingat suara, warna, dan aroma saat bahagia itu. Dengan begitu pikiran yang selalu negative pun pelan-pelan akan berganti dengan pikiran positif.

Cari "Gangguan"

Menelepon seorang teman bisa menjadi cara yang efektif untuk mengalihkan pikiran kita dari apa yang membuat kita cemas. Ketika kita cemas tentang "waktu khawatir", kita harus mencari gangguan yang memungkinkan untuk menghibur pikiran kita dan bersantai dari kecemasan tersebut. Menghilangkan rasa cemas berlebihan dengan teknik ini, misalnya kita dapat membaca buku yang bagus, menelepon teman atau sekadar mendengarkan lagu favorit. Tetapi teknik ini tidak berarti mengabaikan masalah yang kita miliki, tetapi menghadapinya pada waktu dan saat yang tepat. Sebagian besar dari kita lebih memikirkan hal-hal negatif daripada hal positif yang kita miliki di sekitar kita. Ketika kecemasan berubah menjadi sesuatu yang menyusahkan, hal itu dapat menyebabkan gangguan kecemasan, mempengaruhi efisiensi kognitif dan, sebagai akibatnya, produktivitas kerja dan hubungan pribadi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image