Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image zidni dhiya

Ritual Klenik Membawa Polemik

Politik | Tuesday, 22 Mar 2022, 06:53 WIB

Aksi pawang hujan di Sirkuit Mandalika Kabupaten Lombok Tengah provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menuai berbagai komentar pro dan kontra di tengah masyarakat. Nama Rara Isti Wulandari mendadak menjadi sorotan dalam ajang balap MotoGP 2022 yang digelar Minggu lalu (20/32022). Sosok pawang hujan tersebut muncul dan melakukan ritual yang diyakini mampu menghentikan hujan saat ajang balap bergengsi MotoGP digelar dan memang sempat tertunda lantaran hujan yang cukup lebat.

Dengan berjalan kaki dan membawa sebuah mangkuk dia masuk ke sirkuit, duduk dan melakukan ritual yang diyakini mampu menghentikan hujan. Sontak aksi tersebut disorot berbagai media yang ada di sana. Dia tak hanya menjadi sorotan di dalam negeri saja, namun masyarakat pecinta MotoGP diseluruh pelosok dunia telah melihat aksinya tersebut.

Bagi orang asing, hujan deras yang kemudian surut setelah aksi Rara adalah sebuah hal yang bisa di terjemahkan dalam satu kata, " it worked, " seperti yang di cuitkan oleh akun Twitter @MotoGP.

Namun, Rara yang mengklaim dirinya sang pawang hujan telah menuai kontroversi. Tidak sedikit dari netizen dalam negeri yang justru malu dengan ulahnya. Pasalnya masyarakat malu dengan adanya konten klenik dalam perhelatan internasional tersebut.

Perlu diketahui bahwa aksi Rara adalah legal dalam perhelatan MotoGP kemarin. Rara memang dipekerjakan dan sudah bekerja selama 21 hari di Sirkuit Mandalika dengan gaji yang fantastis. Dia juga mengatakan bahwa bukan sekali ini saja dia bekerjasama dengan pemerintah. Namun sudah beberapa kali dia diminta "menjaga" dalam event-event bergengsi sebelumnya.

Tentu hal ini menjadi satu bukti bahwa pemerintah negeri ini masih percaya dengan klenik semacam itu. Seperti yang baru-baru ini dilakukan juga oleh pemerintah dalam proyek IKN.

Sebagai seorang muslim kita perlu memahami beberapa hal terkait fakta diatas:

Pertama, hujan adalah rahmat dari Allah Swt. yang diturunkan kepada seluruh makhluknya dimuka bumi. Deras atau ringan hujan yang turun harus disyukuri, seorang muslim hanya diminta untuk berdo'a agar hujan yang turun membawa keberkahan.

Kedua, dibalik aksi Rara ternyata ada peran TNI Angkatan Udara (TNI AU) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Mereka melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) di kawasan Mandalika, sejak dua hari sebelumnya.Operasi TMC di Mandalika dilakukan dengan pesawat Cassa 212-200 guna melakukan penyemaian garam di awan yang bergerak menuju Mandalika. Diharapkan dengan proses tersebut akan mempercepat turunnya hujan sebelum sampai di Mandalika.

Ketiga, dalam ajaran Islam, seorang muslim tidak diperkenankan percaya atau meminta bantuan kepada dukun atau semisalnya. Aksi Rara yang menyematkan beberapa sesaji di beberapa tempat yang dianggap strategis di Mandalika serta ritual dan kepercayaan yang dilakukan tersebut tidak patut dipercaya oleh seorang muslim. dan haram hukumnya seorang muslim meminta bantuan dukun dan semisalnya, hal ini berlaku untuk segala urusan. seorang muslim hanya boleh meminta kepada Allah Swt. dengan berdoa.

Empat, aksi kontroversi Rara tersebut merupakan buah penerapan moderasi beragama yang digencarkan pemerintah akhir-akhir ini. Ritual dan kepercayaan pawang hujan hanya diyakini sebagai kearifan lokal yang mesti dihargai dan dilestarikan. Padahal dalam kacamata Islam, hal ini sudah menyalahi akidah Islam.

Seorang muslim harus meyakini hanya Allah 'Azza wa Jalla saja yang Mengatur Hujan. Hal ini dapat kita lihat pada firman Allah Swt. tentang adzab pada kaum Nuh

,وَقِيلَ يَا أَرْضُ ابْلَعِي مَاءَكِ وَيَا سَمَاءُ أَقْلِعِي وَغِيضَ الْمَاءُ وَقُضِيَ الْأَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُودِيِّ وَقِيلَ بُعْدًا لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ

“Dan difirmankan: “Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah,” dan air pun disurutkan, perintah pun diselesaikan dan bahtera itu pun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: “Binasalah orang-orang yang zalim .”(QS. Hud: 44).

Wallahu 'alam bishowab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image