Peran Perempuan Dalam Menghadapi Pembangunan Nasional
Politik | 2022-03-21 22:40:02Oleh : Yuwafi Prilia Ramadhani
Mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UMJ
Sebelum kemerdekaan Republik Indonesia banyak sekali pemuda-pemudi yang terjun langsung melakukan berbagai dobrakan dengan semangat yang berapi-api demi satu tujuan yaitu untuk memerdekakan bangsa. Bukan hanya kaum lelaki tapi juga kaum perempuan yang turut menyumbangkan ide, gagasan serta tenaga demi masa depan bangsa. Hari ini ketika berbicara perempuan ada seorang perempuan yang sangat berpengaruh di Indonesia yang kita kenal dengan nama Raden Adjeng Kartini yang merupakan salah satu tokoh Pahlawan Nasional yang berpengaruh di Indonesia. Disebut berpengaruh, karena mampu merubah paradigma kaum perempuan yang dianggap hanya beriorentasi pada dapur. Perjuangannya dalam membela hak-hak kaum wanita tidak bisa diremehkan. Raden Ajeng Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879, Jawa Tengah. Ayahnya ialah Raden Mas Adipati Sosroningrat, yang menjabat sebagai Bupati Jepara. Putri kelahiran Jawa Tengah itu dikenal sebagai sosok yang pemberani, maka tak heran jika dia di cap sebagai pelopor pergerakan kaum perempuan di Indonesia.
Berkat kegigihan Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada tahun 1912, dan kemudian di berbagai tempat seperti Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah Sekolah Kartini. Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis.
Berbicara mengenai perempuan, kita melihat banyak paradigma yang menyebutkan bahwa perempuan dan anak masih tergolong kelompok yang sering mengalami berbagai masalah, seperti kemiskinan, konflik, kekerasan, dan sebagainya. Hal itu tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara-negara lain di dunia. Seiring berjalannya waktu, kaum perempuan mulai bangkit dan mulai membuktikan bahwasanya keberadaan kaum perempuan layak untuk diperhitungkan. Kecerdasan serta kepiawaian perempuan-perempuan Indonesia, tidak bisa lagi dianggap remeh karena telah turut berkontribusi terhadap pembangunan.
Sudah banyak kontribusi nyata yang di lakukan oleh perempuan saat ini dengan terjun ke berbagai bidang-bidang strategis, termasuk politik dan pemerintahan. Di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Jusuf Kalla pada 2014-2019, perempuan kian diberdayakan dengan ditetapkannya peraturan mengenai kuota 30% untuk keterwakilan perempuan dalam politik. Meskipun, dalam praktiknya, tidak semua perempuan yang berkecimpung di bidang politik memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan-keputusan strategis. Namun setidaknya, mereka mampu merepresentasikan kehadiran serta menyuarakan aspirasi perempuan di level kebijakan pemerintah.
Lebih mengerucut, dalam konteks pembangunan, pengarusutamaan gender, dan pemberdayaan perempuan begitu erat kaitannya dengan memperbaiki kualitas generasi penerus bangsa. Mengingat, perempuan adalah pendidik pertama di dalam keluarga.
Oleh karena itu perempuan yang ada di bangsa ini harusnya sadar akan pentingnya peran mereka dalam pembangunan. Maka pemberdayaan perempuan merupakan salah satu alternatif yang cukup strategis untuk pembangunan bangsa
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.