Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ali Kembey

Milad IMM, Metodologi dan Orientasi Gerakan

Eduaksi | Sunday, 13 Mar 2022, 11:34 WIB

Metodologi dan Orientasi Gerakan

Memasuki usia 58 Tahun atau setengah abad berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (1964-2022). Bukanlah usia yang singkat bagi sebuah gerakan mahasiswa Islam ortom Muhammadiyah. Djasman Al Kindi pendiri IMM dalam sambutan Musyawarah Nasional pertama menegaskan bahwa “IMM akan selalu mengintegrasikan diri dengan perjuangan bangsa Indonesia, yang heroik, dalam rangka mencapai terwujudnya cita-cita revolusioner yaitu tercapainya masyarakat adil Makmur yang diridai Tuhan, serta membangun dunia baru yang bebas dari segala macam bentuk penindasan dan penghisapan” (Farid Fathoni AF, 1990:116). Ini merupakan intruksi dari Djasman untuk kader IMM agar senantiasa berada dalam garis perjuangan dan selaras dengan Agama Islam yang penuh dengan perintah untuk melawan ketidak adilan dan penindasan.

Kompleksitas problematika IMM saat ini dan masa yang akan datang senantiasa akan berbeda dengan kondisi IMM waktu pertama didirikan. Adanya bentuk Ijtihad gerakan IMM menjadi penting untuk membaca kelentukan zaman dan mampu berkontribusi secara solutif terhadap problematika yang dihadapi. Sehingga dibutuhkan pisau analisa dan keilmuan yang mendalam sesuai dengan budaya Muhammadiyah. Artinya, IMM pikiran terjebak dalam pikiran stagnan. Maka, yang bisa menjadi benang merah oleh IMM sebagai bagian dari kultur masyarakat kampus yakni, adanya integrasi nilai gerakan dengan disiplin ilmu.

Gerakan Keilmuan K.H Ahmad Dahlan

Tradisi Intelektual dalam Muhammadiyah dimulai oleh K.H. Ahmad Dahlan. Dahlan lebih dikenal sebagai pembaru dengan karakter Man Of Action karena tekanannya kepada amaliah Islam, namun jauh dilubuk jiwa dan pikirannya pendiri Muhammadiyah ini mengglorakan spirit intelektualisme Islam sebagaimana pada umumnya pembaru. Muhammadiyah menjadi gerakan reformisme dan modernisme Islam justru karena dilahirkan dari gagasan dan pemikiran Dahlan, yang didalam dirinya menggelora spirit dan api pembaruan.

K.H Ahmad Dahlan melakukan pembaruan yang bersifat breakthrough, bahwa pembaruannya tidak mengalami pra kondisi sebelumnya dan bersifat lompatan. Mengenai orientasinya pada amaliah, maka dapat dicari legitimasi bahwa Islam tidak ada aktualisasi lain kecuali pada amal, dan dengan pembaruan yang bercorak amaliah itu maka pembaruan Dahlan telah menempatkan Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terbesar bukan hanya di Indonesia tetapi juga didunia Islam. (Adi Nugraha, 2020: 111).

Pengkaderan Ikatan dan Sumber Daya Insani

Kader IMM adalah kader yang “As Sabiquna Bill Khairat”, selanjutnya setiap kader ikatan senantiasa memperhatikan apa yang kemudian dibuat untuk hari esok. “Wal tandur nafsun maakoddamat lighadin”, yakni satu kelompok yang mampu mengembangkan dan tau arah pegembangan di masa yang mendatang, “the faw who make thingsh happen”.

Pengkaderan bagi tubuh IMM merupakan bagian vital dan urgensi. Dan untuk terpenuhinya kader yang diharapkan oleh Ikatan, maka kader Ikatan harus memiliki (4) spektrum sifat sebagai salah satu kompetensi dasar bagi Ikatan. Ke (4) spektrum sifat tersebut adalah :

Memiliki keyakinan dan sikap keagamaan yang tinggi agar keberadaan IMM dimasa yang akan datang mampu memberi warna kepada masyarakat yang mulai meninggalkan nialai-nilai Agama.

Memiliki wawasan dan kecakapan memimpin karena keberadaan kader IMM bagaimanapun merupakan potensi kepemimpinan umat dan kepemimpinan bangsa.

Memiliki wawasan kecendikiawan, mengingat spesialisasi dan profesionalisasi mempersempit cakrawala berfikir dalam sub-sub bidang kehidupan yang sempit.

Memiliki wawasan dan keterampilan berkomunikasi, mengingat bahwa dimasa yang akan datang industri informasi akan akan mendominasi system budaya kita. Hal ini juga inhern dengan watak Islam yang dalam keadaan apapun juga selalu siap menanamkan amal ma’ruf nahi munkar sebagai essensi dari komunikasi Islami. (Farid Fathoni AF, 1990:307).

Trilogi : Metodologi dan Orientasi Gerakan

Memahami 3 kompetensi dasar IMM, dalam prespektif metodologis tentu bukan persoalan yang mudah. Sebab harus ada formulasi yang memberi korelasi antar ke tiga item dalam tiga kompetensi dasar tersebut.

Trilogi sebagai bentuk nilai dan metodelogi sebagai gerakan harus mampu memberikan inspirasi pada gerakan untuk Ikatan. Tidak hanya masalah aspek ideologis dan praksis, tapi juga dalam bentuk evaluatif-reflektif agar senantiasa marwah perjuangan dan gerakan IMM senantiasa menyala dalam diri dari suasana apapun. Selaras dengan hal ini, maka penyandang sebutan “Intelektual Berpribadi” menjadi pilihan tidak gampang, karena menuntut adanya relasi yang kuat dengan “ilmu amaliah dan amaliah ilmiah”.

Adanya Sistem Pengkaderan Ikatan (SPI), harusnya bisa menjadikan pengkaderan IMM jauh lebih dinamis, namun sering kali yang terjadi sebaliknya. Tiap terjadi buman error atau belum ada feedback progresifitas para kader paska pelaksanaan training pengkaderan yang menjadi tersangka utama adalah SPI. Padahal yang menjadi persoalan utamanya adalah kurang tertata dan masifnya pengelolaan follow up paska training pengkaderan tersebut. (Makrus Ahmadi, Aminudin Anwar, 2014:215).

Hal yang harus dilakukan oleh kader IMM adalah bagaimana membangun komitmen, konsistensi, dan refleksi dasar kader yaitu penanaman nilai Trilogi. Kemudian memasivkan gerakan didalam melaui pengkaderan Ikatan dan bergerak keluar atau diaspora kader Ikatan ke berbagai ranah strategis dalam suksesi kepemimpinan nasional.

Penulis : Ali Isma

Status : Mahasiswa

Asal Instansi : Medkom Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kabupaten Tangerang

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image