Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Zidane Revanza Banyu Linto

Masa Depan Ada di Tangan Anak Muda, Tapi Arahannya Mana?

Eduaksi | 2025-12-24 14:49:20
Didesain oleh Freepik (www.freepik.com)

Anak muda sering disebut sebagai penentu masa depan bangsa. Hampir di setiap kesempatan, generasi muda selalu diberi label sebagai agen perubahan. Namun kenyataannya, banyak anak muda justru masih kebingungan menentukan arah hidupnya. Data Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Survei Angkatan Kerja Nasional menunjukkan bahwa tingkat pengangguran usia 15–24 tahun masih menjadi yang tertinggi dibanding kelompok usia lainnya. Hal ini menandakan bahwa tidak semua anak muda mendapatkan kesempatan dan dukungan yang cukup setelah menyelesaikan pendidikannya.

Masalah ini tidak hanya soal sulitnya mencari pekerjaan. Ketika arah hidup terasa tidak jelas, sebagian anak muda mengalami tekanan mental, kehilangan motivasi, bahkan rentan terlibat dalam masalah sosial dan hukum. Kurangnya pembinaan, minimnya literasi hukum, serta kebijakan yang belum sepenuhnya berpihak membuat anak muda seolah dituntut bertanggung jawab atas masa depan bangsa tanpa dibekali panduan yang jelas.

Singkatnya, meskipun masa depan sering dibebankan kepada anak muda, tanpa arahan dan dukungan yang nyata, potensi yang mereka miliki justru berisiko terbuang sia-sia.

Situasi ini menunjukkan bahwa membangun masa depan bangsa tidak cukup hanya mengandalkan semangat anak muda, tetapi juga memerlukan peran aktif negara dalam memberi arah dan perlindungan yang jelas.

Potensi Besar Anak Muda di Tengah Perubahan Zaman

Anak muda saat ini tumbuh di era yang penuh dengan perubahan cepat, baik dalam teknologi, sosial, maupun ekonomi. Kondisi ini sebenarnya membuka banyak peluang baru bagi generasi muda untuk berkreasi dan berkontribusi. Namun, seperti yang disoroti dalam artikel BBC News Indonesia (2024), perubahan yang cepat juga menuntut adanya arahan dan pendampingan agar potensi tersebut dapat berkembang secara maksimal. Tanpa panduan yang jelas, peluang besar tersebut bisa saja tidak dimanfaatkan secara optimal.

Pendidikan sebagai Bekal, Bukan Sekadar Formalitas

Pendidikan masih menjadi modal penting bagi anak muda dalam menentukan arah masa depan. Meski begitu, pendidikan tidak cukup hanya berfokus pada capaian akademik, tetapi juga perlu membekali keterampilan dan pemahaman kontekstual. Artikel Tempo.co (2024) menekankan pentingnya penyesuaian antara dunia pendidikan dan kebutuhan nyata di masyarakat, agar lulusan muda tidak hanya siap secara teori, tetapi juga mampu beradaptasi dengan tantangan dunia kerja dan sosial.

Peran Lingkungan dan Kebijakan dalam Mengarahkan Anak Muda

Selain idividu, lingkungan dan kebijakan publik memiliki peran besar dalam membantu anak muda menentukan arah hidupnya. Dukungan berupa ruang partisipasi, perlindungan hukum, dan kebijakan yang inklusif dapat mendorong anak muda untuk berkontribusi secara positif. Seperti dijelaskan dalam artikel Tirto.id (2024), ketika anak muda diberi kepercayaan dan ruang yang sehat, mereka justru mampu menjadi penggerak perubahan sosial yang konstruktif.

Anak muda memang memegang peran penting dalam menentukan masa depan, tetapi peran besar itu tidak seharusnya dibebankan begitu saja tanpa arah yang jelas. Potensi, kreativitas, dan semangat perubahan yang dimiliki generasi muda perlu ditopang oleh sistem pendidikan yang relevan, kebijakan publik yang berpihak, serta ruang aman untuk berproses dan berpendapat. Tanpa dukungan tersebut, potensi besar itu sulit berkembang secara maksimal.

Karena itu, arah masa depan tidak cukup hanya ditentukan oleh semangat anak muda, tetapi juga oleh kesiapan negara dan lingkungan dalam mendampingi mereka. Dengan memberikan panduan, kesempatan, dan perlindungan yang tepat, anak muda tidak hanya menjadi harapan di atas kertas, tetapi benar-benar mampu mengambil peran nyata dalam membangun masa depan yang lebih baik.

 



 

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image