Ketika Sekolah Dituntut Adaptif, Apakah Guru Sudah Didukung Sepenuhnya?
Pendidikan dan Literasi | 2025-12-23 18:14:16
Transformasi dalam pendidikan di Indonesia tidak dapat dihindari lagi. Sekolah harus menjadi lebih fleksibel dan inovatif karena perkembangan teknologi digital, dinamika sosial setelah pandemi, dan tuntutan kompetensi abad ke-21. Kurikulum Merdeka, yang menekankan pembelajaran berpusat pada peserta didik, kreativitas guru, dan kontekstualisasi materi ajar, adalah salah satu kebijakan yang dibuat pemerintah untuk menanggapi perubahan ini.
Meskipun demikian, di tengah kebutuhan yang mendesak untuk perubahan, muncul pertanyaan penting yang harus diteliti secara menyeluruh: sejauh mana guru, sebagai aktor utama dalam pendidikan, telah menerima dukungan yang cukup untuk menerapkan perubahan tersebut?Meskipun sekolah harus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, tidak ada dukungan sistemik untuk guru untuk memenuhi tuntutan ini.
Guru sering kali diposisikan sebagai pelaksana kebijakan yang harus segera menyesuaikan diri, sementara pendampingan profesional, penguatan kapasitas, dan perlindungan beban kerja belum menjadi prioritas utama. Akibatnya, adaptasi pendidikan mungkin berubah dari upaya transformasi menjadi beban struktural yang menghambat profesionalisme pendidik.Adaptasi pendidikan seharusnya dianggap sebagai perubahan sistemik, bukan sekadar perubahan teknis di ruang kelas.
Menurut teori perubahan organisasi pendidikan, keberhasilan reformasi pendidikan sangat ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia, terutama guru, untuk mengubah. Guru dalam situasi ini tidak hanya bertindak sebagai pengajar, mereka juga bertindak sebagai perancang pembelajaran, penggerak praktik pedagogis, dan pendorong pertumbuhan siswa. Peran-peran tersebut sulit dijalankan secara optimal tanpa bantuan yang memadai.
Kurikulum Merdeka menunjukkan bagaimana perubahan yang cepat terjadi di tingkat sekolah. Menyusun modul ajar mandiri, menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, dan melakukan evaluasi formatif dan diagnostik secara konsisten adalah semua tanggung jawab guru. Menurut teori pedagogi progresif, pembelajaran yang efektif bergantung pada guru yang memiliki kebebasan untuk merencanakan pelajaran mereka sendiri. Namun, untuk menjadi bebas, memerlukan kemampuan profesional yang kuat dan dukungan institusional yang terus menerus.
Banyak guru di lapangan masih menghadapi keterbatasan pelatihan yang bersifat praktis dan kontekstual. Akibatnya, pelaksanaan kurikulum seringkali terjadi secara parsial dan tidak seragam.Proses adaptasi sangat terhambat oleh masalah beban administrasi selain aspek pedagogis. Dari sudut pandang manajemen pendidikan, beban kerja yang tidak proporsional dapat menyebabkan guru kurang efektif. Meskipun ada wacana tentang penyederhanaan administrasi, guru masih perlu mengisi laporan, platform digital, dan perangkat evaluasi yang menyita waktu. Guru malah terkuras untuk memenuhi tuntutan administratif daripada berkonsentrasi pada inovasi pembelajaran.
Selain itu, kekurangan infrastruktur pendidikan memperumit masalah. Menurut teori keadilan pendidikan, kebijakan yang sama tidak selalu membawa keadilan dalam situasi yang berbeda. Misalnya, guru di daerah perkotaan lebih siap untuk pembelajaran digital karena mereka memiliki akses internet, perangkat teknologi, dan instruksi yang tersedia. Namun, guru di daerah dengan infrastruktur yang terbatas akan menghadapi tantangan yang lebih besar. Kondisi ini menunjukkan bahwa tuntutan adaptasi belum sepenuhnya memperhitungkan realitas sosial dan geografis pendidikan di Indonesia.
Selain itu, aspek psikososial guru terkait dengan adaptasi pendidikan. Dalam studi profesionalisme pendidik, motivasi intrinsik guru dan kesejahteraan emosional mereka adalah komponen penting dalam keberhasilan perubahan. Guru dapat lelah sebagai hasil dari tekanan tuntutan perubahan dan kekurangan waktu untuk refleksi dan dukungan emosional. Relasi guru-siswa dan kualitas pembelajaran akan sangat terpengaruh jika kondisi ini dibiarkan.
Sekolah harus menyesuaikan diri dengan perubahan zaman. Namun demikian, adaptasi yang efektif hanya dapat dicapai jika pendidik diposisikan sebagai subjek utama perubahan dan bukan hanya objek kebijakan. Tanggung jawab untuk guru harus diwujudkan secara konkret melalui pelatihan berkelanjutan yang aplikatif, penyederhanaan beban administrasi, pemerataan fasilitas pendidikan, dan penguatan kesejahteraan dan kepercayaan terhadap profesionalisme guru. Dengan dukungan yang konsisten dan berkelanjutan, adaptasi sekolah dapat menjadi jalan menuju pendidikan yang adil, manusiawi, dan bermakna.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
