Pencak Silat DKI Jakarta Bidik Generasi Milenial Lanjutkan Tradisi Seni Bela Diri
Gaya Hidup | 2022-03-11 21:46:36JAKARTA. Dewan Pimpinan Wilayah Persatuan Pencak Silat Indonesia (DPW PPSI) DKI Jakarta tengah berupaya menggalakkan kelestarian budaya bangsa untuk generasi penerus pasca pandemi Covid-19. Oleh karena itu, komunitas seni bela diri ini mulai rajin menggelar acara yang melibatkan para kaum milenial.
Pada pekan lalu, asosiasi tersebut menggelar latihan gabungan yang diikuti 12 perguruan silat di halaman SDI Al-Mushanifiyah, Kampung Jembatan, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur. Ini merupakan acara perdana yang digelar DPW PPSI semenjak pemberlakukan kebijakan pembatasan sosial di Indonesia.
Firman Haris, Ketua DPW PPSI DKI Jakarta mengatakan, tujuan pelaksanaan acara ini untuk memperkuat silaturahmi sekaligus menjaga tradisi pencak silat ke generasi milenial. “Ajang silaturahmi ini dilaksanakan menjelang masuknya bulan suci Ramadhan sehingga kita bisa saling menjaga semangat pelestarian seni budaya jati diri bangsa di tengah masyarakat,” kata dia.
Melalui program latihan gabungan bulanan ini diharapkan kualitas seni pencak silat yang mengandung keselarasan dan keseimbangan dapat terus meningkat. Yakni, antara wirama, wiraga, dan wirasa, atau keserasian irama, penyajian teknik, dan penghayatan.
Acara dimulai dengan doa bersama yang kemudian dilanjutkan pembukaan senam pencak silat PPSI, serta sambutan dan nasehat sesepuh perguruan. Di sela-sela latihan juga digelar atraksi dari masing-masing perguruan, baik tunggal, rampak, dan ijen atau pertarungan yang diiringi oleh alunan irama kendang pencak silat.
Turut hadir dalam pelaksanaan acara ini 12 perguruan pencak silat, nayaga Ngabret dari Bandung, dan tetamu antara lain Nico van Horn dari Leiden, Belanda. “Peserta latihan bersama pencak silat ini umumnya anak-anak dan generasi milenial,” imbuhnya.
Firman menambahkan, DPW Jakarta juga mencoba tradisi yang baik di prosesi awal latihan, seperti pembacaan janji anggota dan penghormatan PPSI sebagai pelajaran pertama adab seorang murid kepada guru dan tetuanya.
Tradisi pencak silat kebanggaan bangsa Indonesia telah ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda pada Sidang ke-14 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Bogota, Kolombia, tanggal 12 Desember 2019.
Pencak Silat memiliki seluruh elemen yang membentuk warisan budaya takbenda, baik dari tradisi lisan, seni pertunjukan, ritual dan festival, kerajinan tradisional, pengetahuan dan praktik sosial serta kearifan lokal. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tradisi pencak silat, adalah jati diri budaya Indonesia sebagai karakternya.
Falsafah budi pekerti luhur sebagai jiwa dan sumber motivasinya. Pembinaan mental spiritual, seni, bela diri, dan olah raga yang terintegrasi, serta berguna sebagai media edukasi pembangunan karakter bangsa di usia dini baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. “Sambil latihan pencak silat bermunajat, agar melahirkan generasi penuh bakat, memiliki rohani dan jasmani yang sehat, membuat bangsa Indonesia menjadi kuat,” ujar Firman berpantun.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.