Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Intan Mariana majid

Bandung Darurat Sampah: Masalah Lama yang Tak Kunjung Tuntas

Eduaksi | 2025-12-16 11:46:18

Bandung dikenal sebagai kota kreatif dan tujuan wisata favorit. Namun di balik wajahnya yang estetik dan ramai dikunjungi, Bandung masih bergulat dengan persoalan klasik: sampah. Masalah ini seolah menjadi agenda rutin yang terus berulang tanpa penyelesaian yang benar-benar menyentuh akar persoalan.

Setiap musim hujan, isu sampah kembali mencuat. Sungai dipenuhi limbah rumah tangga, selokan tersumbat, dan banjir menjadi ancaman di sejumlah titik kota. Ironisnya, kondisi ini terjadi di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan dan lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa persoalan sampah di Bandung bukan hanya soal perilaku individu, tetapi juga soal sistem pengelolaan yang belum optimal.

Pertumbuhan penduduk dan aktivitas wisata turut memperparah kondisi ini. Volume sampah meningkat, sementara fasilitas pengelolaan masih terbatas. Program pemilahan sampah sering kali berhenti di tataran sosialisasi, tanpa pengawasan dan kesinambungan yang jelas. Akibatnya, semangat warga yang sudah berusaha memilah sampah sering berujung pada kekecewaan karena akhirnya tercampur kembali.

Menurut penulis, penanganan sampah di Bandung membutuhkan pendekatan yang lebih serius dan berkelanjutan. Edukasi lingkungan harus dimulai sejak dini, bukan sekadar slogan, tetapi menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Selain itu, pemerintah perlu lebih tegas dalam regulasi serta membuka ruang kolaborasi dengan komunitas lingkungan yang selama ini aktif bergerak di lapangan.

Bandung tidak kekurangan ide dan kreativitas. Jika potensi tersebut benar-benar diarahkan untuk menyelesaikan persoalan lingkungan, khususnya sampah, maka Bandung tidak hanya akan dikenal sebagai kota kreatif, tetapi juga kota yang bertanggung jawab terhadap masa depannya sendiri.

Masalah sampah bukan sekadar urusan kebersihan, melainkan cerminan kesadaran dan kepedulian sebuah kota. Bandung punya pilihan: terus berkutat pada masalah yang sama, atau berani berubah demi lingkungan yang lebih layak bagi generasi mendatang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image