Transportasi Bandung: Macet yang Kian Membudaya
Info Terkini | 2025-12-16 11:44:44
Kemacetan di Bandung bukan lagi sekadar persoalan lalu lintas, melainkan telah menjadi bagian dari keseharian warganya. Dari pagi hingga malam, jalanan kota dipenuhi kendaraan pribadi, angkutan umum, hingga kendaraan wisatawan yang datang silih berganti. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan penting: apakah Bandung masih mampu mengandalkan sistem transportasi yang ada saat ini?
Pertumbuhan jumlah kendaraan di Bandung meningkat jauh lebih cepat dibandingkan perkembangan infrastruktur jalan. Ruas jalan yang relatif sempit harus menampung volume kendaraan yang terus bertambah setiap tahun. Akibatnya, kemacetan tidak hanya terjadi di jam sibuk, tetapi hampir sepanjang hari, terutama di kawasan pusat kota dan jalur wisata.
Masalah transportasi di Bandung juga tidak bisa dilepaskan dari ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan pribadi. Minimnya rasa aman, kenyamanan, dan kepastian waktu pada transportasi umum membuat banyak warga memilih membawa kendaraan sendiri. Angkot yang tidak terjadwal dengan baik, halte yang kurang memadai, serta integrasi moda yang belum optimal menjadi faktor utama rendahnya minat masyarakat menggunakan transportasi publik.
Di sisi lain, kebijakan lalu lintas sering kali bersifat sementara dan reaktif. Penerapan sistem satu arah atau rekayasa lalu lintas memang dapat mengurai kemacetan sesaat, namun belum menyentuh akar masalah. Tanpa perbaikan sistem transportasi yang menyeluruh dan berkelanjutan, kemacetan hanya berpindah dari satu titik ke titik lain.
Menurut penulis, solusi kemacetan Bandung tidak cukup hanya dengan pelebaran jalan atau pembatasan kendaraan. Yang dibutuhkan adalah pembenahan serius pada transportasi public mulai dari kenyamanan, ketepatan waktu, hingga integrasi antar moda. Selain itu, perubahan pola pikir masyarakat juga menjadi kunci, bahwa menggunakan transportasi umum bukanlah pilihan terakhir, melainkan solusi bersama.
Bandung sebagai kota pendidikan dan kreatif seharusnya mampu melahirkan inovasi transportasi yang ramah lingkungan dan berpihak pada kepentingan publik. Jika persoalan kemacetan terus dibiarkan, kualitas hidup warga akan semakin menurun dan citra Bandung sebagai kota nyaman akan semakin pudar.
Kemacetan bukan hanya soal jalan yang padat, tetapi tentang bagaimana sebuah kota mengelola ruang, mobilitas, dan masa depannya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
