Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image putri prima

Bukan Sekadar Slogan, Toleransi Benar-Benar Hidup di Desa Laban

Lainnnya | 2025-12-15 12:08:52

Sebuah desa di Kabupaten Gresik menampilkan citra Indonesia yang damai dan bersatu di tengah banyaknya masalah intoleransi dan konflik agama. Tidak tanpa alasan Desa Laban, Kecamatan Menganti, dijuluki sebagai Desa Pancasila. Kebagaman agama di desa ini adalah nilai yang dipraktikkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, bukan sekadar slogan. Orang-orang dari berbagai agama hidup bersama dengan baik, menghormati satu sama lain, dan aktif bekerja sama dalam banyak kegiatan sosial dan budaya.

Keberagaman yang Dirawat Bersama

Kebagaman adalah ciri khas Indonesia. Namun, fakta nyata di tempat kerja sering menunjukkan bahwa perbedaan dapat menyebabkan konflik sosial. Masyarakat Desa Laban menjadikan perbedaan sebagai kekuatan, yang membedakannya dari orang lain. Tempat yang sama diberikan kepada orang-orang yang menganut agama lain, meskipun mayoritas warga menganut satu agama. Menghormati satu sama lain adalah nilai yang kuat yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Toleransi yang Nyata, Bukan Sekadar Wacana

Toleransi di Desa Laban tidak hanya berbicara. Nilai-nilai ini diterapkan dalam kehidupan nyata. Warga non-Hindu, misalnya, dengan sadar menjaga ketenangan lingkungan saat Hari Raya Nyepi, bahkan mematikan lampu sebagai bentuk penghormatan. Sebaliknya, orang-orang dari agama lain bersilaturahmi dan menjaga suasana tetap kondusif saat umat Islam merayakan hari besar keagamaan mereka. Prosesi keagamaan juga serupa. Agar tidak mengganggu ibadah, pengeras suara dimatikan saat arak-arakan ogoh-ogoh melewati masjid atau gereja. Warga lintas agama bahkan sering membantu dalam persiapan kegiatan keagamaan. Ini adalah contoh toleransi yang abadi tanpa batas dan tekanan.

Gotong Royong dan Tradisi yang Mempererat Persaudaraan

Kegiatan sosial dan budaya juga memperkuat kerukunan Desa Laban. Tidak peduli agama mereka, Tradisi Sedekah Bumi adalah salah satu peristiwa penting yang melibatkan semua warga. Baik ritual budaya, doa bersama, pertunjukan wayang, atau makan bersama adalah cara untuk menunjukkan rasa terima kasih dan persatuan. Gotong royong masih merupakan inti dari kehidupan desa. Kerja bakti, karnaval, dan pembangunan fasilitas umum semuanya dilakukan secara bersamaan. Tidak pernah ada perbedaan keyakinan yang menghalangi kolaborasi untuk kepentingan bersama.

Peran Pemuda Menjaga Harmoni

Sangat menarik bahwa pemuda memainkan peran penting dalam menjaga kerukunan antarumat beragama. Pemuda dari berbagai latar belakang agama berkumpul, makan bersama, dan terlibat dalam kegiatan sosial. Mereka juga bekerja sama untuk membuat ogoh-ogoh dan kegiatan desa lainnya. Ini menunjukkan bahwa toleransi tidak hanya dimiliki oleh generasi tua, tetapi juga ditanamkan dengan kuat dalam generasi muda Desa Laban.

Desa Laban, Contoh Nyata Indonesia yang Rukun

Kebagaman tidak selalu menyebabkan konflik, seperti yang ditunjukkan oleh pengalaman sosial masyarakat Desa Laban. Perbedaan justru menjadi perekat sosial yang kuat karena sikap saling menghormati, musyawarah, dan kerja sama. Desa Laban memberikan pelajaran penting bahwa prinsip-prinsip Pancasila dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Desa Laban telah membuktikan bahwa keharmonisan keberagaman bukanlah utopia; itu adalah kenyataan yang dapat dicapai bersama. Ini terjadi di saat banyak tempat masih berjuang untuk mengembangkan toleransi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image