Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Wildaniy Ahsanul hidayah

Komunikasi dalam Kehidupan

Lainnnya | 2025-12-15 07:49:59


Pemahaman mengenai komunikasi, baik dalam bentuk ilmiah maupun populer, sangat mempengaruhi cara seseorang menerima informasi, mengolahnya, lalu menyampaikan kembali kepada publik. Masing-masing bentuk komunikasi memiliki ciri, struktur, dan tujuan yang berbeda, sehingga kemampuan membedakannya menjadi keterampilan penting. Hal ini dipaparkan oleh Nurudin (2016) yang menegaskan bahwa kedua pendekatan tersebut memperlihatkan bagaimana pola penyampaian ide mampu membentuk persepsi masyarakat, meningkatkan efektivitas pesan, dan membantu seseorang menyesuaikan gaya komunikasinya sesuai kebutuhan. Dari sini muncul pemahaman bahwa kemampuan memahami pola komunikasi tidak hanya berguna bagi kepentingan akademik, tetapi juga penting untuk aktivitas sehari-hari, terutama di tengah derasnya arus informasi masa kini.

Komunikasi Ilmiah

Komunikasi ilmiah menggambarkan cara berpikir yang runtut, berbasis data, dan berorientasi pada ketepatan konsep. Pendekatan ini mengutamakan logika sehingga pesan yang disampaikan dapat diuji, ditelusuri, dan dipertanggungjawabkan. Struktur seperti latar belakang, metode, analisis, hingga kesimpulan bukan sekadar aturan teknis, tetapi cara untuk memastikan setiap pernyataan memiliki dasar kuat. Sikap kritis serta kecenderungan untuk memverifikasi menjadi bagian tak terpisahkan, karena komunikasi ilmiah selalu berupaya menghindari klaim tanpa bukti. Hal ini membangun budaya intelektual yang kuat dan tidak mudah terpengaruh opini yang tidak berdasar.Lebih jauh, komunikasi ilmiah menegaskan bahwa objektivitas bukan hanya menjaga jarak dengan topik pembahasan, tetapi juga komitmen terhadap kebenaran yang dapat diuji. Kejujuran dalam menyajikan data, ketelitian dalam menarik kesimpulan, dan upaya menghindari bias merupakan penopang utama yang membedakannya dari bentuk komunikasi lain. Pendekatan seperti ini menunjukkan bahwa gagasan tidak akan berarti tanpa dukungan bukti, serta ketepatan menjadi bagian dari tanggung jawab ilmiah. Kesadaran inilah yang kemudian membentuk gaya berpikir yang stabil dan sistematis.

Komunikasi Populer

Komunikasi populer menjadi perantara antara gagasan yang kompleks dan kebutuhan umum akan informasi yang mudah dipahami. Penyederhanaan dalam konteks ini bukan berarti menurunkan makna, tetapi menemukan gaya penyampaian yang dekat dengan pengalaman pembaca. Cerita, contoh sehari-hari, dan bahasa yang akrab digunakan untuk menjangkau audiens yang lebih beragam. Pendekatan seperti ini penting dalam masyarakat yang dibanjiri informasi, karena tidak semua orang memiliki kesempatan mendalami konsep yang rumit. Dengan demikian, gagasan yang sebelumnya terasa berat menjadi lebih mudah diakses.Meskipun begitu, komunikasi populer memiliki risiko. Penyederhanaan yang berlebihan bisa mengaburkan pesan, sedangkan penyampaian yang terlalu menarik terkadang mengurangi ketepatan informasi. Karena itu, kemampuan memilih inti pesan dan menyampaikannya secara jelas menjadi hal yang sangat penting. Jika dilakukan dengan seimbang, komunikasi populer mampu mempertemukan dunia ilmiah dengan masyarakat luas tanpa menghilangkan esensi gagasannya.

Harmoni Dua Gaya

Hubungan antara komunikasi ilmiah dan populer menunjukkan bahwa keduanya tidak harus dipisahkan. Ketika digabungkan, keduanya dapat saling melengkapi. Komunikasi ilmiah menghadirkan dasar yang kuat, sementara komunikasi populer memperluas jangkauan pesan. Dalam situasi seperti pendidikan kesehatan, penyuluhan, ataupun diseminasi penelitian, perpaduan keduanya mampu menghasilkan informasi yang meyakinkan dan mudah dipahami. Keselarasan tersebut membuktikan bahwa pendekatan ilmiah tidak selalu kaku, dan gaya populer tidak harus dangkal.Kombinasi dua gaya ini juga memperlihatkan perlunya fleksibilitas dalam menyampaikan ide. Menguasai konsep saja tidak cukup; seseorang juga perlu mampu mengomunikasikannya secara tepat. Ketika dua pendekatan tersebut bekerja bersama, tercipta penyampaian yang informatif sekaligus persuasif, akurat sekaligus dekat dengan pembaca. Hal ini sangat relevan di era informasi, ketika kekuatan pesan tidak hanya ditentukan oleh kebenaran, tetapi juga oleh kemampuannya menjangkau banyak orang.Pemahaman atas dinamika kedua pendekatan tersebut menunjukkan bahwa efektivitas informasi sangat bergantung pada konteks dan audiens. Masing-masing memiliki keunggulan, namun dapat saling menguatkan jika digunakan dengan bijak. Melalui refleksi ini, terlihat bahwa komunikasi bukan hanya proses menyampaikan kata-kata, melainkan usaha membangun pemahaman bersama. Dengan kesadaran tersebut, seseorang dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi yang lebih matang, adaptif, dan bertanggung jawab sehingga setiap pesan yang disampaikan bukan hanya didengar, tetapi juga dipahami.an dirinya sendiri.

Wildaniy Ahsanul Hidayah (Universitas Muhammadiyah Malang, fakultas pertanian peternakan)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image