Tatsbita
Penerapan Nanoteknologi dalam Keberlanjutan Agrikultur
Iptek | 2025-12-14 19:45:36
Saat ini penggunaan pupuk kimia sudah sering digunakan padahal dampak buruk dari pupuk kimia sangat merugikan untuk kelancaran hasil panen. Penggunaan pupuk kimia secara terus menerus dapat memberikan efek buruk pada kualitas tanah, seperti struktur tanah yang rusak. Sebagian besar bahan yang ada pada pupuk kimia mengandung bahan beracun. Hal ini sangat berbahaya karena dapat memberikan pengaruh negatif ke lingkungan luas.
Untuk mencegah penggunaan pupuk kimia, solusi alternatif yang dapat diberikan ialah penggunaan nanoteknologi yang dapat menghasilkan pertumbuhan tanah yang lebih baik. Jenis nanoteknologi yang digunakan adalah nanomaterial yang dimana jenis ini dapat membuat novel nano fertilizer (pupuk) yang dapat meningkatkan hasil panen tanaman serta meringankan permasalahan pestisida dan penyakit. Di waktu yang bersamaan, nanomaterial ini juga dapat menjadi alat bantu yang sangat efektif. Dengan begitu hasil tanaman bisa lebih baik, tahan akan pestisida dan penyakit.
Aplikasi nanomaterial ini bisa diterapkan dalam 2 hal, yaitu:
1. Nanomaterial digunakan menjadi pupuk
Keamanan pangan kita sangat bergantung pada strategi pertanian yang maju dan mengutamakan hasil panen yang bebas akan pestisidan dan penyakit. Munculnya inovasi pupuk nanomaterial ini ditujukan untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan nutrisi sehinga dapat menambah produksi tanaman. Peran dari nanomaterial itu sendiri adalah untuk membantu pertumbuhan tanaman agar lebih maksimal, seperti melarutkan nutrisi penting di dalam tanah, menyediakan zat besi, dan melindungi tanaman dari penyakit. Nanopartikel ini juga dapat meningkatkan proses fotosintesis pada tanaman.
2. Nanomaterial menjadi alat yang dapat membantu proses transgenesis
Alat berbahan dasar nanomaterial ini mempunyai beberapa kelebihan. Diantaranya yaitu proses persiapan yang sederhana, mudah untuk dimodifikasi, dan tentunya aman untuk lingkungan. Berikut adalah contoh dari alat bantu yang berbahan nanomaterial. Yang pertama, ada peneliti yang berhasil membuat PCR-positive maize plants, dimana tanaman tersebut diisi oleh butiran serbuk sari asing menggunakan magnet berbahan nanopartikel. Selanjutnya ada pada mitokondria suatu tanaman yang diberikan DNA asing menggunakan teknik hibridisasi. Teknik ini melibatkan karbon nanotube (CNT) dan polimer.
Dengan mengaplikasikan nanoteknologi pada kegiatan agrikultur, tanpa disadari banyak manfaat yang bisa didapat. Contohnya yaitu keamanan lingkungan, Penggunaan nanomaterial dalam pertanian memberikan keuntungan yang signifikan. Pertama, pupuk nano dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan nutrisi tanaman melalui pelepasan nutrisi yang presisi. Kedua, nanomaterial dapat menguatkan tanaman dan membantu tanaman mengatasi berbagai kondisi. Contoh lainnya adalah persepsi publik dan penerimaan. Kekhawatiran masyarakat mengenai potensi risiko kesehatan dan dampak pada lingkungan akibat nanoteknologi ini dapat menimbulkan rasa ragu. Hal yang perlu ditegaskan adalah berkomunikasi secara transparan serta memberikan edukasi mengenai manfaat dan risiko yang bisa didapat dari nanoteknologi. Dengan begitu masyarakat publik bisa lebih paham dan dapat menerima.
Referensi
Meng, Y., Feng, Y., Bai, X., Yu, Q., Zhou, J., & Wang, J. (2025). Application of nanotechnology in agricultural sustainability: Absorption, translocation, and challenges of nanoparticles. In Current Plant Biology (Vol. 42). Elsevier B.V. https://doi.org/10.1016/j.cpb.2025.100492
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
