Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Luffiatul Aini Mahasiswa Universitas Airlangg

Mengungkap Bahaya Malpraktik dan Pentingnya Standar Pelayanan Kesehatan

Info Terkini | 2025-12-14 05:13:24


Dunia medis merupakan bidang yang sangat menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, kepercayaan, serta profesionalisme. Tenaga kesehatan memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pasien. Namun, dalam praktiknya, tidak jarang terjadi kasus **malpraktik medis**, yaitu tindakan atau kelalaian tenaga kesehatan yang menyimpang dari standar profesi dan berpotensi menimbulkan kerugian bagi pasien. Fenomena ini menjadi tantangan serius, baik dari sisi etika maupun profesionalisme tenaga kesehatan.

Malpraktik medis dapat diartikan sebagai kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam menjalankan profesinya, yang tidak sesuai dengan standar prosedur operasional (SOP) dan kode etik profesi. Kesalahan ini dapat berupa salah diagnosis, kesalahan pemberian obat, keterlambatan tindakan medis, hingga tindakan yang dilakukan tanpa persetujuan pasien. Dampak dari malpraktik tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga psikologis dan sosial bagi pasien serta keluarganya.
Beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya malpraktik dalam dunia medis antara lain beban kerja yang berlebihan, kurangnya kompetensi atau pembaruan ilmu pengetahuan, komunikasi yang tidak efektif antara tenaga kesehatan dan pasien, serta lemahnya pengawasan institusi kesehatan. Selain itu, tekanan waktu dan keterbatasan fasilitas juga sering menjadi alasan terjadinya kesalahan dalam pelayanan medis.
Etika medis menuntut tenaga kesehatan untuk menjunjung prinsip beneficence (berbuat baik), non-maleficence (tidak merugikan), autonomy (menghormati hak pasien), dan justice (keadilan). Malpraktik merupakan bentuk pelanggaran terhadap prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu, tenaga kesehatan dihadapkan pada tantangan untuk selalu bersikap profesional, jujur, dan bertanggung jawab, meskipun berada dalam situasi sulit atau penuh tekanan.
Profesionalisme tenaga kesehatan menjadi kunci utama dalam mencegah terjadinya malpraktik. Hal ini mencakup kepatuhan terhadap SOP, peningkatan kompetensi melalui pendidikan berkelanjutan, serta kemampuan komunikasi yang baik dengan pasien. Transparansi informasi dan pemberian informed consent juga sangat penting agar pasien memahami risiko dan manfaat dari tindakan medis yang akan dilakukan.
Selain individu tenaga kesehatan, institusi pelayanan kesehatan dan pemerintah juga memiliki peran penting dalam mencegah malpraktik. Penguatan regulasi, pengawasan yang ketat, serta sistem pelaporan dan penyelesaian sengketa yang adil perlu diterapkan. Dengan demikian, perlindungan terhadap pasien dan tenaga kesehatan dapat berjalan secara seimbang.
Malpraktik dalam dunia medis merupakan masalah kompleks yang berkaitan erat dengan etika dan profesionalisme tenaga kesehatan. Upaya pencegahan harus dilakukan secara menyeluruh melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia, penguatan etika profesi, serta dukungan sistem dan regulasi yang memadai. Dengan menjunjung tinggi nilai profesionalisme dan etika, pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan berkeadilan dapat terwujud.




 

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image