Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Universitas Ahmad Dahlan

Jalan Meraih Pertolongan Allah

Agama | 2025-12-12 14:11:26
Ust. Drs. Masykur Azhari, M.A., Pemateri Kajian Ahad Pagi Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. IC UAD)

Kajian Ahad Pagi Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Ahad, 7 Desember 2025, menghadirkan Ustaz Drs. Masykur Azhari, M.A. dari Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sleman dengan tema “Menggapai Pertolongan Allah”. Dalam ceramahnya, beliau mengajak jemaah untuk memahami tabiat manusia serta cara meraih pertolongan Allah melalui kesabaran, syukur, dan keikhlasan.

Mengawali kajian, Ustaz Masykur mengutip Surah Al-Ma‘arij ayat 19–21 yang menjelaskan bahwa manusia diciptakan dalam keadaan mudah berkeluh kesah. “Sesungguhnya manusia itu diciptakan oleh Allah dalam keadaan keluh kesah. Jika diberi ujian kesulitan, curhat itu boleh asal memenuhi beberapa ketentuan,” ujarnya.

Ia kemudian menegaskan dua batasan penting dalam menyampaikan keluh kesah. “Pertama, jangan curhat ke HP atau lewat status dan grup WhatsApp. Kedua, jangan curhat kepada setiap orang karena tidak semua orang cocok dengan kita,” jelasnya. Menurut kajian psikologi, hanya sekitar 20 persen orang yang benar-benar mampu menunjukkan empati ketika mendengarkan curahan hati. “Bisa jadi orang yang kita curhati tidak bisa menjaga rahasia kita,” tambahnya.

Ustaz Masykur menyampaikan bahwa ujian sering kali merupakan cara Allah menyapa hamba-Nya. “Kalau kita punya masalah, itu tandanya Allah sedang rindu kepada kita. Allah ingin menyapa kita, dan sapaan Allah itu ada dua, yaitu dengan kenikmatan atau dengan ujian,” terangnya.

Jika diberi nikmat, seorang mukmin diperintahkan untuk bersyukur; namun jika diberi sesuatu yang tidak menyenangkan, ia harus bersabar. Ustaz Masykur mengutip sabda Nabi Muhammad saw. bahwa tidak ada ujian yang menimpa seorang hamba kecuali menjadi sebab gugurnya dosa-dosa hingga ia berjalan di muka bumi tanpa dosa. “Allah menguji kita sampai dosa kita habis. Allah akan mencabut ujian itu ketika kita berjalan tanpa membawa dosa sedikit pun,” tuturnya.

Menurutnya, bukti iman seorang muslim adalah sabar saat diuji, syukur ketika diberi nikmat, serta ikhlas menerima takdir Allah, termasuk urusan jodoh. Ia mengaitkan hal tersebut dengan Surah At-Taubah ayat 25 yang mengingatkan manusia agar tidak terpedaya dengan banyaknya harta dan kemampuan.

Ia menegaskan bahwa harta paling berharga di dunia ini bukan sekadar emas dan perak. Mengutip Fiqh as-Sunnah dalam bab nikah, ia menyebut tiga “celengan” yang melebihi keduanya. “Jika kalian memiliki tiga hal ini, maka kalian orang yang kaya akhirat. Tiga hal tersebut ialah lisan yang pandai berzikir, hati yang pandai bersyukur, serta seorang istri yang mukminah dan membantu agama suami. Allah menolong agama seorang laki-laki separuhnya melalui istri yang mukminah,” ungkapnya.

Ustaz Masykur juga mengutip nasihat Ibnu Mas‘ud tentang tiga amalan penting untuk memperkuat spiritualitas: memperbanyak membaca Al-Qur’an, menghadiri majelis taklim, serta menyendiri untuk berzikir meninggalkan hiruk pikuk dunia (khalwah). Menjawab pertanyaan tentang bagaimana menghadapi persoalan agar ditolong oleh Allah, beliau menegaskan, “Kuncinya mintalah pertolongan Allah dengan sabar dan salat.”

Ia menekankan bahwa kesabaran perlu dilatih sejak dari rumah, dimulai dengan memperbanyak zikir dan doa. “Doa itu senjatanya orang mukmin. Maka hati-hati jika menzalimi orang lain,” pesannya.

Kajian ditutup dengan ajakan untuk memperkuat kesadaran spiritual dan memelihara hubungan dengan Allah agar setiap ujian hidup menjadi jalan meraih ampunan dan pertolongan-Nya. (Lus)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image