IGA 2025 Bantul: Apa Insight untuk Generasi Muda?
Info Terkini | 2025-12-12 13:59:18
Sebagai mahasiswa magang di Bappeda Bantul, saya beruntung bisa melihat langsung bagaimana sebuah inovasi diuji, dinilai, dan diperbaiki. Tahun ini, Bantul kembali terpilih sebagai salah satu nomine Innovative Government Award (IGA) 2025 untuk kategori Kabupaten Terinovatif. Jujur saja, awalnya saya hanya tahu IGA sebagai “penghargaan bergengsi dari pusat”. Tapi setelah melihat prosesnya secara langsung, pandangan saya berubah total.
Penilaian IGA dilakukan melalui dua tahap. Yang pertama adalah presentasi kepala daerah, lalu dilanjutkan dengan Validasi Lapangan pada 19 November 2025. Hari itu, tim juri yang terdiri dari Ibu Titin Rosmasari, M. Walid, dan Ibu Maria Herlina datang langsung ke Bantul. Suasananya terasa formal sekaligus menegangkan, terutama bagi saya yang hanya mengamati dari belakang ruangan.
Lokasi pertama yang dikunjungi adalah Dinas Sosial, tempat inovasi digital Sidamesra diterapkan. Saya baru benar-benar mengerti bahwa Sidamesra bukan sekadar aplikasi, tetapi alat penting untuk memastikan bantuan sosial sampai kepada orang yang tepat. Diskusi antara tim juri, Disdukcapil, Diskominfo, DKUKMPP, rumah sakit, hingga pemerintah kalurahan berlangsung cukup intens.
Setelah itu, rombongan bergerak ke Sedayu untuk menilai inovasi Gampil. Berbeda dengan Sidamesra yang berbasis digital, Gampil justru mengedepankan pendampingan langsung kepada pelaku UMKM terutama penyandang disabilitas. Di Yayasan Pinilih Sedayu, saya melihat sendiri bagaimana para penyandang disabilitas menjalankan usaha mereka dan mendapatkan kemudahan dalam pembuatan NIB. Beberapa NIB bahkan diserahkan secara simbolis pada hari itu.
Melihat proses penilaian secara dekat membuat saya sadar bahwa inovasi publik bukan hanya dilihat dari canggihnya teknologi atau bagusnya konsep. Yang paling penting adalah komitmen mengawal inovasi itu di lapangan, memastikan manfaatnya benar-benar terasa oleh masyarakat.
Bagi saya pribadi, mengikuti proses IGA 2025 memberikan banyak sekali insight. Saya belajar bahwa inovasi itu tidak selalu besar dan rumit kadang justru sederhana, tapi konsisten dan berdampak. Dan yang terpenting, keberhasilan sebuah inovasi bukan hanya dilihat dari hasil akhirnya, tetapi dari perjalanan panjang di baliknya.
Apa pun hasil IGA nanti, saya percaya Bantul sudah berada di jalur yang tepat. Melihat semua prosesnya dari dekat membuat saya semakin yakin bahwa pelayanan publik yang baik itu lahir dari kerja sama, komitmen, dan keberanian untuk terus berbenah.
Fara Cintya Devy, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
