Fisioterapi untuk Semua Usia: Dari Bayi Hingga Tua
Medika | 2025-12-11 22:46:16Fisioterapi untuk Semua Usia: Dari Bayi Hingga Tua
Kalau mendengar kata "fisioterapi", mungkin ada yang langsung terbayang seseorang yang sedang pulih dari cedera atau operasi.
Tapi, fisioterapi itu tidak hanya untuk berbagai usia, mulai dari bayi yang sedang belajar merangkak hingga orang tua yang ingin tetap mandiri. Tujuan fisioterapi adalah membantu tubuh bergerak lebih baik, mengurangi rasa sakit, dan menjaga kualitas hidup.
Mengapa fisioterapi perlu dikenalkan sejak dini?
Usia anak adalah masa dimana perkembangan gerak sangat cepat, jika ditemukan masalah gerak atau keterlambatan seperti kemampuan duduk atau berdiri yang tertundam cerebral palsy, atau kesulitan koordinasi. Maka intervensi fisioterapi sejak dini bisa meningkatkan kemampuan gerak, kemandirian, dan kualitas hidup anak. Program fisioterapi yang dirancang dengan cara bermain bisa membuat terapi efektif dan juga membuat anak merasa senang.
Sedangkan, pada fase remaja yang aktif berolahraga dan orang dewasa yang sering duduk lama bisa mengalami risiko cedera di bagian otot dan tulang seperti nyeri lutut, nyeri punggung, atau postur yang buruk. Fisioterapi tidak hanya membantu pulih setelah cedera, tapi juga memberikan edukasi tentang postur, latihan penguatanm dan program pencegahan untuk menghindari cedera berulang. Latihan yang terencana terbukti mampu mengurangi nyeri dab meningkatkan fungsi tubuh.
Lansia, seiring bertambahnya usia otot bisa melemah dan keseimbangan terganggu ini menyebabkan risiko jatuh meningkat. Program latihan kekuuatan dan keseimbangan yang dipandu oleh fisioterapis bisa mengurangi risiko jatuh dan membantu lansia tetap mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Pedoman internasional juga merekomendasikan pemeriksaan risiko jatuh dan intervensi berbasis latihan untuk orang tua.
Apa saja yang dilakukan Fisioterapis?
Fisioterapis biasanya melakukan beberapa hal seperti:- Penilaian fungsi gerak untuk mengetahui masalah utama- Memberikan latihan terapeutik yang disesuaikan dengan kebutuhan (untuk memperkuat otot, meningkatkan fleksibilitas, dan memperbaiki keseimbangan)- Menggunakan teknik manual untuk mengurangi rasa sakit atau meningkatkan mobilitas tulang- Memberikan edukasi tentang cara berpostur dan mengatur ergonomi dalam kegiatan sehari-hari- Memberikan rehabilitasi khusus (misalnya setelah stroke, operasi, atau program untuk anak dengan keterlambatan motorik)
Cerita Singkat: Perubahan yang Bisa Terjadi dalam Beberapa MingguBayangkan Ibu Sinta (65 tahun) yang sering tergelincir saat mencoba naik turun tangga karena otot paha yang lemah.Setelah mengikuti program fisioterapi selama 8 minggu yang fokus pada latihan kekuatan dan keseimbangan, ia menjadi lebih percaya diri dan mampu naik-turun tangga tanpa pegangan. Atau Bayu (8 tahun) yang memiliki keterlambatan motorik, melalui terapi bermain yang terstruktur, mulai bisa mengejar temannya di sekolah. Contoh seperti ini sering terjadi dan menunjukkan dampak nyata dari fisioterapi dalam kehidupan sehari-hari.
Fisioterapi bukan sekadar “pengobatan setelah cedera” ini adalah investasi gerak sepanjang hidup. Dengan intervensi yang tepat, dari bayi hingga lansia, kita bisa mengurangi nyeri, mencegah cedera, dan menjaga kemandirian. Yuk jangan takut ke fisioterapis!
Sumber:
Wang, W., et al. (2022). Physical therapy as a promising treatment for osteoarthritis. (Open access review). PMC.
Liu, S., et al. (2025). Early rehabilitation interventions for global developmental delay in children: a narrative review. PMC.
Montero-Odasso, M., et al. (2022). World guidelines for falls prevention and management for older adults. Age and Ageing.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
