Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dzikra Faiza

Tijari: Rahasia Kaya Raya Ala Rasulullah yang Terlupakan

Ekonomi Syariah | 2025-12-10 14:44:39
kondisi pasar pada zaman nabi

Dalam budaya Islam, istilah Tijari (atau Tijarah) sering diartikan sebagai 'perdagangan' atau 'bisnis'. Namun, bagi Rasulullah ﷺ, Tijari bukan hanya sekedar kegiatan ekonomi; Melainkan sebuah panduan hidup dan norma bisnis yang menjamin kemakmuran di dunia serta keselamatan di kehidupan setelah mati.

Di zaman modern yang sering kali ditandai oleh persaingan dan praktik yang terkadang mengabaikan nilai-nilai moral, etika Tijari yang diajarkan oleh Nabi Muhammad ﷺ menjadi semakin penting— namun sayangnya, sering kali diabaikan. Mari kita telisik prinsip-prinsip Tijari yang mampu mendatangkan kesuksesan finansial yang signifikan.

I. Tiga Pilar Utama Kekuatan Tijari

Keberhasilan bisnis Rasulullah ﷺ, sebelum masa kenabiannya, tidak didasarkan pada strategi pemasaran, tetapi pada tiga pilar karakter yang menjadi landasan bagi setiap perdagangan:

1. Sidiq (Jujur dan Benar)

Esensi dari Tijari adalah kejujuran tanpa syarat. Rasulullah dikenal dengan sebutan Al-Amin (Individu yang Dapat Dipercaya). Beliau tidak pernah menyembunyikan cacat pada barang jualan, tidak mengurangi berat atau ukuran, dan selalu memenuhi janji.

Pelajaran Tijari: Kepercayaan adalah aset bisnis yang tak tergantikan. Pembeli akan selalu kembali kepada penjual yang jujur, membangun loyalitas yang berkelanjutan jauh lebih berharga daripada keuntungan saat terjadi penipuan.

2. Amanah (Dapat Dipercaya dan Bertanggung Jawab)

Amanah dalam Tijari berarti menjalankan usaha dengan profesionalisme yang tinggi, menjaga hak-hak mitra, pelanggan, dan karyawan, serta mengelola modal dengan penuh tanggung jawab. Ketika Khadijah binti Khuwailid mempercayakan dananya, beliau menanganinya dengan Amanah yang mendatangkan keuntungan berlipat ganda.

Pelajaran Tijari: Tanggung jawab atas modal, kualitas produk, dan ketepatan waktu pengiriman adalah kunci untuk meraih pasar. Bisnis yang tidak memiliki Amanah akan segera runtuh, karena kepercayaannya rapuh.

3. Fathonah (Cerdas dan Visioner)

Prinsip ini sering kali disalahartikan hanya sebagai atribut kenabian, padahal sangat penting bagi dunia bisnis. Fathonah dalam Tijari mencakup kemampuan untuk mengenali peluang pasar, melakukan negosiasi yang adil, serta pengelolaan risiko secara bijaksana.

Rasulullah adalah seorang pengusaha yang cerdas; dia memahami jalur perdagangan, tahu kapan waktu yang tepat untuk bertransaksi, dan selalu mencari cara perdagangan yang paling efisien.

Pelajaran Tijari: Tijari tidak menolak kecerdasan. Sebaliknya, seorang pengusaha harus pintar dalam berinovasi, meningkatkan efisiensi operasional, dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, tetapi kecerdasan itu harus disertai dengan Sidiq dan Amanah.

Rasulullah ﷺ adalah contoh sukses yang tidak hanya menjadi pemimpin spiritual, tetapi juga pengusaha ulung. Beliau menunjukkan bahwa kekayaan, kesuksesan, dan keberkahan dapat berjalan beriringan.

Tijari adalah peta jalan menuju kekayaan hakiki : kaya harta, kaya integritas, dan kaya pahala. Telah tiba saatnya kita sebagai umat Islam dan pelaku bisnis kembali menghidupkan warisan berharga ini, agar bisnis yang kita jalankan menjadi ladang amal sekaligus sumber kesejahteraan yang berkelanjutan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image