Menghadapi Tekanan Sunyi: Strategi Remaja Menghadapi Depresi
Pendidikan dan Literasi | 2025-12-09 23:22:36
Saat,ini banyak sekali kasus Depresi yang terjadi pada remaja, ini menjadi masalah utama pada kesehatan mental remaja. Hal ini biasanya terjadi karena pengaruh masalah keluarga atau pengaruh tekanan, Depresi bisa terjadi kapan saja, bahkan banyak kasus pada remaja saat ini yang menyakiti dirinya sendiri, hal ini menjadi kebiasaan buruk untuk para remaja.
Apa Itu Depresi?
Depresi adalah gangguan suasana hati yang serius yang menyebabkan perasaan sedih yang terus-menerus dan hilangnya minat pada aktivitas yang sebelumnya diminati.
Situasi umum yang sering terjadi yaitu,Kehilangan seseorang,Hubungan dengan pasangan, Keluarga ataupun keuangan. Tetapi lebih sering kebanyakan remaja depresi karena masalah keluarga.
Penyebab utama remaja rentan mengalami depresi yaitu karena adanya faktor, baik itu faktor psikologis maupun faktor keluarga. Seperti cyberbullying, pengalaman traumatis maupun masalah keluarga yang dapat membuat remaja merasa rendah diri dan setres.
Penyebab yang lainnya yaitu faktor biologis ( ketidakseimbangan kimia otak, hormone ,genetik) membuat remaja merasa dirinya kehilangan motivasi dan harapan akan masa depan.
Dampak Depresi terhadap kehidupan remaja yaitu penurunan prestasi akademik, gangguan tidur dan makan serta dapat mengakibatkan masalah Kesehatan mental.
Strategi efektif untuk menghadapi depresi yaitu :
1. Jaga Kesehatan Fisik & Pola Hidup Teratur: Lakukan olahraga ringan (jalan kaki 15-30 menit), makan makanan bergizi seimbang, dan pastikan tidur cukup, karena ini mendukung mood dan energi.
2. Bangun Sistem Dukungan Sosial: Jangan mengisolasi diri; bicara dengan teman, keluarga, atau kelompok pendukung untuk mengurangi rasa terasing dan mendapatkan dukungan emosional.
3. Kelola Stres & Temukan Kesenangan: Cari aktivitas yang disukai (hobi, musik, alam) dan praktik relaksasi seperti meditasi atau yoga untuk menenangkan pikiran.
4. Ubah Pola Pikir & Fokus pada Hal Positif: Latih bersyukur untuk mengalihkan fokus dari negatif, dan pertimbangkan teknik Terapi Perilaku Kognitif (CBT) untuk mengubah pola pikir depresi.
5. Cari Bantuan Profesional: Jika gejala berat, konsultasi dengan psikolog atau psikiater sangat penting untuk diagnosis dan terapi yang tepat (obat atau psikoterapi).
Depresi bukanlah kelemahan, melainkan tanda bahwa seseorang sedang membutuhkan bantuan dan pemulihan. Banyak remaja mengalami depresi, tetapi tidak semua berani bercerita. Mari kita ciptakan lingkungan yang aman untuk berbagi, karena setiap orang berhak untuk didengar tanpa di paksa atau dihakimi.
Penulis:
Sopian
Universitas pamulang,Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Program Studi Manajemen
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
