Dinamika Pola Hidup Masyarakat Buruh pada Revolusi Industri Era Victoria
Sejarah | 2025-12-08 22:37:07
Tahun 1837 di Inggris Raya, pada masa pemerintahan Ratu Victoria, menjadi titik awal era keemasan Kerajaan Britania Raya dengan perkembangan pesat di bidang teknologi dan ekonomi. Masa ini dikenal sebagai Revolusi Industri Victoria, dimana sektor industri mengalami modernisasi. Revolusi ini juga dibarengi oleh perluasan wilayah Britania. Perubahan yang terjadi selama revolusi industri memberikan pengaruh pada struktur sosial, ekonomi, politik, budaya, dan pendidikan.
Fenomena utama dalam revolusi industri ini adalah urbanisasi, puluhan ribu masyarakat inggris dari desa melakukan migrasi menuju kota untuk mencari kesempatan baru dalam bekerja sebagai buruh pabrik. Perubahan politik dari feodal menuju kapital membuat roda ekonomi berputar lebih cepat, ditambah dengan adanya sistem kelas; borjuis industri dan proletar atau buruh. Dalam rangka memaksimalkan produktivitas pabrik, para pemilik modal menyusun ulang pola hidup para buruh untuk disesuaikan pada pekerjaan pabrik, dengan begitu, muncul inovasi pola hidup yang benar-benar berbeda dibandingkan masa pra-industri.
Beberapa perubahan pola hidup dari masa Revolusi Industri Victoria masih dapat kita rasakan di kehidupan modern saat ini. Membuktikan bahwa dampak dari revolusi industri sangatlah vital bagi sejarah manusia. Berikut beberapa perubahan pola hidup yang terjadi.
1. Pola makan
Pada masa pra-industrial, masyarakat Eropa hanya akan makan saat mereka merasa kelaparan, karena tidak adanya pabrik yang memproduksi makanan secara massal sehingga masyarakat bergantung pada apa yang mereka miliki. Hybarger dan Courtney menjelaskan bahwa tanpa adanya inovasi teknologi terhadap makanan, orang-orang akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk menyiapkan makanan. Setelah revolusi industri, masyarakat Eropa mulai menjadwalkan waktu makan 3 kali sehari, sarapan, makan siang, dan makan malam. Charrington-Hollins mengungkap bahwa konsep sarapan sebagai kebiasaan makan pagi mulai muncul pada abad ke-19 beriringan dengan munculnya jam kerja pabrik. Pola makan 3 kali sehari juga didukung oleh kemunculan industri makanan yang menghasilkan produk makanan secara massal sehingga mempersingkat waktu dalam memenuhi kebutuhan pangan.
2. Pola tidur
Sebelum revolusi industri, masyarakat Eropa memiliki pola tidur bifasik atau dua fase, dimana mereka akan tidur di awal malam selama 3-4 jam lalu terbangun di tengah malam untuk sekedar belajar dan berdoa, lalu kembali tidur hingga pagi. Setelah revolusi industri, pola tidur masyarakat Eropa terkhususnya para buruh berubah menjadi monofasik atau satu fase, mereka akan tidur pada malam hari dalam satu waktu selama 8 jam. Sesuai dengan ungkapan Breus MJ bahwa sebelum adanya produksi lampu secara massal dan pekerjaan pabrik menuntut pola tidur satu waktu, banyak masyarakat yang mengikuti jadwal tidur dua waktu.
3. Pola kerja
Pada masa pra-industri, pekerjaan masyarakat terpaku pada bidang agraris dan berfokus pada produksi makanan, lalu inovasi teknologi menjadi penyebab transformasi bidang pekerjaan, dari agrasis ke industri. Saat masih berfokus pada bidang agraris, waktu bekerja cenderung fleksibel dan lebih banyak waktu untuk istirahat dan berlibur. Kehadiran revolusi industri membuat waktu bekerja terkhususnya para buruh menjadi terjadwal, diawasi, dan dievaluasi. Jadwal pekerjaan yang ketat, upah yang rendah, dan jam terbang harian yang tinggi memberikan dampak buruk pada kaum buruh, terutama dalam kesehatan kaum buruh. Selain itu, pada masa revolusi industri, muncul feminisme yang menjadi kesempatan untuk para pemilik pabrik merekrut wanita. Saat pra-industri, peran wanita hanya melakukan pekerjaan domestik seperti memasak dan mengelola rumah tangga, dengan hadirnya revolusi industri dan feminisme, wanita mulai dipekerjakan sebagai buruh pabrik dengan bayaran yang rendah.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa revolusi industri kerap memberikan dampak yang buruk, terutama pada kondisi kesehatan para buruh akibat pola hidup yang ketat. Namun, semakin berkembangnya zaman, muncul aktivis-aktivis yang memperjuangkan hak buruh. Alhasil, industri-industri hari ini selalu mencoba untuk meningkatkan kualitas hidup pekerjanya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
