Penyakit Degeneratif: Ancaman Kesehatan di Era Modern
Edukasi | 2025-12-07 08:55:17
Mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan Universitas Airlangga melaksanakan kegiatan edukasi pencegahan penyakit degeneratif di Desa Dahanrejo, Dusun Singorejo, Gresik pada tanggal 25 Oktober 2025. Program ini melibatkan 15 peserta ibu-ibu PKK dan lansia yang dipilih strategis karena peran mereka dalam mengatur pola makan dan aktivitas keluarga, sehingga dapat menjadi agen perubahan di lingkungan mereka.
Penyakit degeneratif adalah kondisi kesehatan yang berkembang secara progresif akibat kemunduran fungsi organ tubuh seiring bertambahnya usia, seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dan obesitas. Berbeda dengan penyakit infeksi, penyakit degeneratif merupakan penyakit kronis tidak menular yang kini menjadi penyebab utama kematian, berkontribusi terhadap 63% kematian global.
Kondisi di Indonesia berada di peringkat kelima dunia dengan 28,6 juta penderita diabetes—meningkat 166,94% dalam 10 tahun terakhir. Data Riskesdas menunjukkan:
1. Diabetes Mellitus: 10 juta orang
2. Stroke: 1.236.825 orang
3. Penyakit Jantung: 883.447 orang
4. Obesitas: 21,8% penduduk
Perubahan gaya hidup menjadi penyebab utama: konsumsi makanan olahan siap saji, gaya hidup sedentari, dan stres tinggi. Sebelum menjadi penyakit degeneratif, biasanya muncul sindrom metabolik kombinasi tekanan darah tinggi, kegemukan, gula darah tinggi, dan profil lemak abnormal yang sering diabaikan.
Jenis-Jenis Penyakit Degeneratif
1. Hipertensi: Tekanan darah ≥140/90 mmHg, dikenal sebagai "silent killer" karena tanpa gejala hingga terjadi komplikasi serius.
2. Diabetes Mellitus Tipe 2: Gula darah tinggi (≥126 mg/dL puasa) karena tubuh tidak bisa menggunakan insulin dengan baik.
3. Penyakit Jantung Koroner: Penyempitan pembuluh darah jantung akibat penumpukan plak.
4. Osteoporosis: Penurunan kepadatan tulang yang menyebabkan tulang rapuh dan mudah patah.
5. Sarkopenia: Kehilangan massa dan kekuatan otot progresif.
6. Ultra-Processed Foods (UPF): Penyebab Utama
Ultra-Processed Food (UPF) adalah produk makanan olahan industri dengan bahan tambahan sintetis seperti pewarna, pemanis buatan, pengawet, dan penambah rasa. Contoh UPF yang sering dikonsumsi meliputi minuman berpemanis, soda, makanan cepat saji, snack kemasan, mie instan, sosis, nugget, es krim kemasan, dan sereal manis. Dampak UPF pada Kesehatan Konsumsi UPF tinggi meningkatkan risiko diabetes sebesar 37%, hipertensi 32%, trigliserida tinggi 47%, kolesterol HDL rendah 43%, dan obesitas 32%. UPF mengandung gula, garam, dan lemak tidak sehat yang memicu peradangan kronis—akar dari penyakit degeneratif. UPF juga tinggi kalori tapi rendah nutrisi.
Strategi Pencegahan Pola makan sehat meliputi konsumsi makanan bergizi seimbang, memperbanyak sayur dan buah, membatasi gula, garam, dan lemak jenuh, menghindari UPF, serta memilih lemak sehat seperti ikan, kacang, dan minyak zaitun. Aktivitas fisik teratur minimal 30 menit aktivitas sedang sebanyak 5 kali seminggu sangat dianjurkan. Gaya hidup sehat lainnya mencakup mengelola stres melalui meditasi atau yoga, tidur cukup 7-8 jam, menghindari rokok dan membatasi alkohol, serta melakukan pemeriksaan kesehatan rutin.
Kesimpulan
Penyakit degeneratif di Indonesia terus meningkat, namun dapat dicegah melalui perubahan gaya hidup konsisten. Edukasi kesehatan masyarakat terbukti efektif meningkatkan kesadaran untuk mengadopsi perilaku sehat. Pencegahan jauh lebih baik daripada pengobatan—dengan langkah preventif sejak dini, kita dapat mengurangi beban penyakit degeneratif dan meningkatkan kualitas hidup.
Referensi
Pagliai, G., et al. (2024). Ultra-processed foods and human health: A systematic review and meta-analysis of prospective cohort studies. Advances in Nutrition, 15(1).
World Health Organization. (2020). WHO guidelines on physical activity and sedentary behaviour. Geneva: World Health Organization.
Vashtianada, A., Setiarini, A., & Sartika, R.A.D. (2023). The difference of ultra-processed food consumption based on individual characteristics and other factors among non-health undergraduate students in Universitas Indonesia in 2023. Indonesian Journal of Public Health Nutrition, 4(1), Article 6.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
