Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hanifah Ghaida

Hidup Bukan Soal Menang atau Kalah

Update | 2025-11-24 10:25:00
sumber gambar: iStock

Di tengah kehidupan yang serba cepat, banyak anak muda merasa seperti sedang ikut lomba yang tidak pernah mereka pilih. Setiap hari ada tuntutan baru, standar baru, dan pencapaian orang lain yang muncul begitu saja di layar ponsel. Tidak heran kalau sebagian dari kita sering merasa kelelahan meski sebenarnya tidak melakukan hal besar.

Fenomena ini membuat banyak anak muda merasa hidup seolah dibagi dua: yang menang dan yang kalah. Padahal kenyataan tidak sesederhana itu. Perasaan ini mirip dengan apa yang disampaikan dalam lagu klasik “The Winner Takes It All”. Walaupun lagu itu bercerita tentang hubungan yang berakhir, makna emosionalnya terasa dekat dengan perasaan banyak anak muda hari ini bahwa kadang dunia terlihat hanya memberi tempat bagi mereka yang “menang”, sementara yang “kalah” harus menerima semuanya dengan diam.

Bagi Gen Z, tekanan itu muncul dari berbagai arah. Media sosial membuat semua orang tampak sedang berada di fase terbaik hidupnya. Pencapaian teman sebaya kadang terasa seperti pengingat bahwa kita belum cukup berhasil. Sementara itu, ekspektasi dari keluarga dan lingkungan membuat kita seolah harus selalu tahu mau jadi apa, padahal kenyataannya banyak dari kita masih sedang mencari.

Dalam situasi seperti ini, wajar jika muncul perasaan tidak cukup kuat atau tertinggal. Namun, perlu diingat bahwa hidup tidak sepenuhnya soal menang atau kalah seperti dalam cerita lagu tersebut. Tidak ada satu garis finish yang harus dicapai semua orang pada waktu yang sama. Setiap orang punya ritme dan perjalanan masing-masing.

Justru tantangan terbesar Gen Z hari ini adalah belajar berdamai dengan proses. Dunia digital yang serba cepat sering membuat kita lupa bahwa tumbuh itu butuh waktu. Kesalahan bukan tanda kegagalan, tapi bagian normal dari perjalanan. Kadang, berhenti sebentar untuk bernapas jauh lebih penting daripada memaksakan diri mengejar sesuatu yang belum tentu kita butuhkan.

Kalau di lagu “The Winner Takes It All” diceritakan bagaimana seseorang menerima kenyataan pahit setelah kalah, generasi saat ini bisa belajar hal yang berbeda: bahwa hidup bukan kompetisi yang selalu harus dimenangkan. Ada banyak ruang abu-abu di antara “menang” dan “kalah” yang justru menjadi tempat kita belajar memahami diri.

Pada akhirnya, keberhasilan bukan ditentukan oleh seberapa cepat kita mencapai sesuatu, tetapi oleh seberapa jujur kita menjalani prosesnya. Dan di tengah kehidupan yang penuh tekanan ini, memberi diri kita sedikit ruang tenang mungkin menjadi salah satu bentuk kemenangan yang paling nyata.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image