Menjawab Zaman, Strategi Dakwah di Era Kontemporer
Pendidikan | 2025-11-21 19:39:09
Dakwah sebagai instrumen penyampaian ajaran Islam terus berevolusi mengikuti dinamika zaman. Di era yang didominasi teknologi digital dan masyarakat urban yang kritis, dakwah kontemporer menghadapi tantangan sekaligus peluang yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Makalah ini menganalisis bentuk-bentuk implementasi dakwah kekinian dan merumuskan strategi efektif berdasarkan teori keilmuan.
Transformasi Digital dalam Dakwah
Era digital telah menggeser pusat gravitasi dakwah dari mimbar dan majelis taklim fisik ke ruang-ruang virtual yang tanpa batas. Studi menunjukkan mayoritas muslim muda di Indonesia kini mengakses konten keagamaan melalui platform digital. Fenomena ini melahirkan dua format dakwah yang menonjol
1. Dakwah Snackable (Microlearning): Konten-konten singkat 15-90 detik di platform seperti Instagram Reels dan YouTube Shorts, yang disajikan dengan editing cepat dan gaya bahasa santai. Format ini sukses besar karena sesuai dengan pola konsumsi informasi generasi digital yang mengutamakan kemudahan dan kecepatan. Namun, di balik kesuksesannya, format ini menyimpan tantangan serius, yaitu reduksi atau penyederhanaan berlebihan terhadap ilmu-ilmu agama yang kompleks, berpotensi menyebabkan pemahaman yang dangkal dan fragmentasi fatwa.
2. Dakwah Berformat Podcast: Sebagai penyeimbang, podcast berdurasi panjang (1-3 jam) menawarkan pembahasan yang mendalam, tematik, dan dialogis. Format ini memenuhi kebutuhan intelektual audiens yang haus akan kajian utuh, membangun komunitas diskusi, dan menciptakan kedekatan emosional antara pembicara dan pendengar.
Tantangannya, algoritma platform dapat menjebak pendengar dalam "kamar gema" (echo chamber) di mana mereka hanya mendengarkan perspektif yang sejalan, berpotensi memicu polarisasi.
Kunci Keberhasilan dan Tantangan Utama
Keberhasilan dakwah kontemporer, khususnya di dunia digital, ditentukan oleh kemampuannya merancang konten yang mudah dicerna secara kognitif, mengoptimalkan algoritma platform, dan memicu keterikatan emosional melalui cerita yang relatable. Namun, para dai dan lembaga dakwah harus waspada terhadap beberapa tantangan kritis, yaitu penyederhanaan ajaran yang berlebihan, jerat "ekonomi perhatian" yang mengutamakan popularitas daripada kedalaman, dan risiko komersialisasi pesan agama.
Strategi Pengembangan ke Depan
Berdasarkan analisis tersebut, dirumuskan strategi pengembangan dakwah kontemporer yang efektif dan berkelanjutan
1. Integrasi Kualitas dan Kreativitas
Kreativitas dalam pengemasan konten digital (snackable) harus diimbangi dengan kedalaman substansi keilmuan agama untuk menghindari pemahaman yang parsial dan salah.
2. Model Dakwah Hybrid
Mengembangkan model yang mengarahkan audiens secara bertahap, dari konten ringkas di media sosial menuju kajian mendalam melalui podcast, webinar, atau kelas online. Ini memfasilitasi pemahaman yang utuh (cognitive elaboration).
3. Dakwah yang Menjawab Kebutuhan
Pesan dakwah harus relevan dengan problematika sosial aktual (seperti etika digital, solidaritas, lingkungan) dengan pendekatan yang solutif, sehingga dirasakan manfaatnya secara nyata.
4. Pendekatan Ilmiah dan Persuasif
Menggunakan teori komunikasi persuasif dengan memastikan kredibilitas sumber (dai yang berilmu), menyusun pesan yang logis dan mudah dipahami, serta menyesuaikan saluran dan gaya bahasa dengan karakteristik khalayak sasaran.
5. Dakwah sebagai Rekayasa Sosial
Memaknai dakwah tidak sekadar menyampaikan pesan, tetapi sebagai proses membangun peradaban yang bertujuan melahirkan perubahan positif pada aspek moral, intelektual, dan sosial masyarakat.
Dakwah kontemporer dituntut untuk mampu beradaptasi tanpa kehilangan jati diri. Dengan memadukan kreativitas, kedalaman ilmu, dan strategi komunikasi yang berbasis teori, dakwah dapat tetap relevan dan efektif menjangkau masyarakat modern. Pada akhirnya, tujuan utamanya tetap sama: membangun peradaban Islam yang berkemajuan melalui individu-individu yang berakhlak mulia, kritis, dan berkontribusi positif bagi lingkungannya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
